Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14.
“Kakek.. Kakek.. Kakek.. keluar lah cepat cepat mungkin ada orang gila di luar. Itu anak anak ketakutan kasihan mereka semua juga Ariana dan Shelly..” suara Nenek yang masih menggendong Arumi sambil melangkah dengan cepat menuju ke dapur . Karena Kakek memang sore ini sedang bekerja di dapur membersihkan ikan yang akan dia bakar untuk lauk nanti makan malam.. Kakek yang habis menerima gaji pensiunan akan membuatkan ikan bakar kesukaan Arumi.
“Iya ini habis mencuci tangan. Kamu jaga ikan ikan ini jangan sampai digondol kucing.” Ucap Kakek yang habis mencuci tangan dan cepat cepat keluar dari dapur.
Arumi terlihat memeluk erat tubuh Sang Nenek yang masih berdiri di dalam dapur. Nenek pun terlihat pucat karena kaget dan takut. Orang yang ada di luar rumah masih terus berteriak teriak..
“Keluar cepat dari rumah.” Teriak orang yang ada di luar rumah.
Saat Kakek sudah sampai di ruang depan..
“Pak jangan keluar takutnya dia malah melakukan kekerasan fisik Pak, anak anak makin takut, aku sudah telpon keamanan RT, sudah mau datang ke sini.” Ucap Ariana yang khawatir kondisi malah memanas kalau Bapak nya keluar, meskipun Bapak nya Ariana juga bisa ilmu bela diri.
“Tapi dia mau membakar rumah Ar..” ucap Kakek yang terus melangkah menuju pintu..
“Aku lihat dia masih berdiri saja.. lihat tidak ada botol atau jerigen bensin di tangan nya..” ucap Ariana sambil melihat seorang laki laki kira kira berumur empat puluh tahun berdiri di halaman menatap ke rumah nya tampak wajahnya sangar dan tangan berkacak pinggang. Orang itu memakai jaket hitam tampak sudah lusuh dan celana jeans bolong bolong di lutut dan paha nya.
“Mau kamu apa?” teriak Kakek dari balik pintu yang masih tertutup rapat.
“Tutup les ini dengan segera!” teriak nya lagi.
“Apa salah anak ku membuka les tambahan kamu juga tidak dirugikan!” Teriak Kakek lagi
“Pokok nya tutup ya tutup karena sudah ada yang dirugikan!” teriak nya lagi..
Tidak lama kemudian terdengar suara dua motor berhenti di depan rumah itu. Empat orang laki laki yang sudah dikenal oleh keluarga Pak Syamsu, mereka adalah pengurus keamanan RT..
“Ada apa ini?” tanya salah satu pengurus keamanan itu.
Kini kakek pun sudah diizinkan Ariana untuk membuka pintu. Sedangkan Ariana dan Shelly masih menenangkan anak anak yang masih ketakutan dan belum lagi bisa terkonsentrasi. Beberapa orang tetangga pun juga mulai berdatangan. Mungkin mereka tadi juga mendengar teriak orang itu tapi takut mendekat.
“Maaf Pak James itu orang datang datang teriak teriak dan mengancam akan membakar rumah dan menyuruh les di tempat ini ditutup. Kan tidak bisa begitu saja kami membuka les ini untuk mencari rejeki dengan halal.. pemerintah saja tidak melarang..” ucap Kakek yang sudah keluar dari rumah.
“Tapi usaha dia merugikan orang lain Pak.” Ucap laki laki yang tidak dikenal oleh pengurus keamanan itu juga.
“Maaf Bapak siapa dan orang mana? Mbak Ariana membuka les juga untuk warga sekitar sini memang ada anak dari Er Te lain karena berminat kan tidak masalah ibarat nya pembeli ya bebas mau beli penjual yang mana.” Ucap Pak James ketua pengurus keamanan yang kebetulan baru saja pulang dari kerja.
Orang asing itu hanya diam saja tidak menyebutkan nama dan alamat nya.
“Siapa yang sudah dirugikan oleh usaha Mbak Ariana ini?” tanya Pak James lagi.
“Bu Sofie.” Jawab laki laki itu.
“Apa Bapak saudara Bu Sofie?” tanya Pak James lagi karena dia tahu suami Bu Sofie bukan orang itu.
“Bukan saya hanya disuruh Bu Sofie.” Ucap laki laki itu lagi..
“Oooooo...” gumam mereka yang akhirnya paham duduk persoalannya.. Bu Sofie yang juga membuka les merasa terusik dengan adanya usaha les yang dibuka oleh Ariana.
“Baiklah kalau begitu kamu sekarang pulang. Biar Ariana dan aku nanti ke rumah Bu Sofie untuk bicara baik baik mencari solusi.” Ucap Kakek sambil menatap orang suruhan Bu Sofie.
“Benar Pak Syamsu lebih baik datangi Bu Sofie dan bicara baik baik..” ucap Pak James setuju dengan ucapan Kakek.
“Sudah Pak kamu sekarang pergi atau aku bawa ke kantor polisi sudah membuat kegaduhan di sini.” Ucap Pak James.. laki laki asing itu pun segera melangkah pergi karena takut dibawa ke kantor polisi. Suara motor yang memekakkan telinga pun kembali terdengar seiring perginya laki laki itu.
Ariana pun keluar dan mengucapkan terima kasih pada empat bapak bapak pengurus keamanan RT.
“Sama sama Mbak Ar, lebih baik segera temui Bu Sofie dan bicarakan baik baik...” ucap Pak James dan selanjutnya empat orang laki laki pengurus keamanan itu pamit pulang.
Kepergian laki laki asing suruhan Bu Sofie tidak serta merta membuat anak anak yang ikut les hari itu menjadi tenang dan belajar mengajar bisa kembali dimulai...
“Bunda aku mau pulang saja... aku masih takut preman itu datang lagi atau mencegat aku di jalan karena aku les di tempat Bunda Ar tidak di tempat Tante Sofie..” ucap Rara tampak wajah imut nya masih pucat karena ketakutan..
“Iya Bunda aku juga mau pulang saja.. tolong telpon kan Mama ya... “ ucap Ella yang juga ketakutan.. akhirnya semua anak itu pun minta Ariana menghubungi orang tua nya dan minta dijemput..
“Baiklah kalau kalian masih takut lebih baik memang pulang.. kalian boleh datang lagi ke sini kalau kalian sudah tidak takut lagi.. Bunda akan ke rumah Tante Sofie agar dia tidak menyuruh preman membuat kegaduhan di sini yang membuat kalian takut.” Ucap Ariana lalu menghubungi orang tua murid murid les nya di hari itu. Jadwal les jam 6 sore sampai jam 8 malam di hari itu pun dia liburkan karena dia akan segera mendatangi Sofie.
Setelah orang tua penjemput murid sudah datang dan bocil bocil itu sudah pulang..
“Ar aku juga mau ikut ke rumah Sofie, ingin lihat muka nya kenapa bisa jahat banget sih pakai menyuruh nyuruh orang dan mengancam ancam mau membakar rumah segala, gila banget sih.” Ucap Shelly yang terlihat sangat kesal.
“Iya dia tidak bisa bersaing sehat.. Tunggu sebentar Shel aku mau ambil jaket dulu..” Ucap Ariana sambil melangkah masuk ke dalam..
Akan tetapi saat Ariana sudah memakai jaket dan pamit pada Nenek dan Arumi yang sedang di dapur ..
“Bunda jangan pergi Rumi takut... “ suara imut Arumi yang terdengar masih ketakutan wajah Arumi pun juga masih tampak pucat..
“Jangan takut Sayang.. orang itu sudah pergi Bunda akan menemui Bu Sofie agar dia tidak menyuruh orang itu datang lagi ke sini..”
“Bunda jangan pergi hu... hu....hu... aku takut....hu... hu... hu....” suara imut Arumi yang mulai menangis tersedu sedu...
“Ar, jangan pergi biar Kakek dan Shelly saja mewakili kamu, ini badan Arumi kok hangat ya...” ucap Nenek sambil memegang kening Arumi ..
DEG
Jantung Ariana serasa berhenti dengan tiba tiba..