Karena kecantikannya yang eksotik, sudah banyak pria yang melamar wanita yang bernama Yolanda. Namun, mereka ditolak semua.
Mulai dari Pria Penjual bakso, seorang Kuli Bangunan bahkan seorang Guru Honorer.
Mereka semua ditolak semua lamaran pernikahannya oleh Yolanda. Ia merasa semua pria tersebut belum bisa memenuhi keinginannya.
Yolanda akan mau menikah, jika ada pria yang bisa memberi mahar sebesar satu miliar, satu mobil mewah dan satu rumah megah. Alasan Yolanda meminta mahar dibluar logika tersebut karena banyak pria yang menyia-nyiakan seorang istri bahkan di kondisi ekonomi saat ini yang serba mahal.
Ada sih, pria kaya yang melamar Yolanda, tapi pada akhirnya ia tolak karena pria kaya tersebut perhitungan. Padahal usia Yolanda sudah memasuki 25 tahun.
Apakah Yolanda menemukan pria idamannya? Ataukah akan menjadi jomblo sampai tua? Ikuti kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaca Spion
Pada pagi itu, Yolanda kedatangan tamu Agung Dokter Edward dan juga Reynan. Masing-masing dari mereka, membawa bingkisan untuk Yolanda.
"Silakan duduk Dokter Edward. Reynan juga."
Edward dan Reynana sudah masuk ke dalam ruang tamu dan mereka duduk di bangku masing-masing.
"Nona Yolanda, ini ada salad buah buat makan Nona," Dokter Edward memberikan makanan yang ternyata adalah salad buah dan beberapa makanan lainnya.
Reynan mulai geram dan panas. "Dokter, suka sama Yolanda? Kok repot-repot memberi makan buat dia? Dia itu calon istri saya lho?"
Reynan cemburu buta ketika Dokter Edward tersenyum dan memberikan beberapa makanan kepada Yolanda.
Dokter itu terkejut mendengar penuturan dari Reynan yang selalu menatap dirinya dengan tatapan sinis. "Ehm. Saya hanya memberikan kebutuhan serat agar Nona Yolanda cepat sembuh. Sebagai Dokter, saya harus memberikan yang terbaik untuk pasiennya," jawab Dokter Edward dengan kalem kepada Reynan.
Reynan mendengus. "Yang benar saja Dok? Jika Anda tidak suka, mengapa Dokter singgah ke rumah Yolanda terus? Apa Dokter tidak sibuk dengan pasien yang banyak di Rumah Sakit?" Reynan sangat curiga jika Dokter Edward ada rasa dengan Yolanda.
"Kebetulan saya cuti sepekan. Oh, iya. Bagaimana Nona, apa kita jadi untuk pergi?"
Edward melirik ke arah Reynan sambil menanyakan Yolanda tentang rencana mereka.
"Jadi dong. Yuk, kita pergi sekarang. Rey, maaf, aku pergi sama Dokter Edward dulu ya?"
Yolanda menyapa Reynan yang tidak terima jika Yolanda mau pergi dengan Dokter Edward.
"Kamu mau pergi ke mana bersama Dokter Edward? Kamu masih sakit kan Yol?" tanya Reynan dengan nada penasaran.
Yolanda menatap Reynan dengan senyum. "Kemarin sudah aku bilang, jika kamu datang ke sini akan menyesal. Aku mau pergi bersama Dokter Edward. Kamu tidak perlu tahu aku mau pergi ke mana!" jawab Yolanda dengan tegas.
"Yol, kamu jangan menyembunyikan sesuatu dariku! Kamu itu lebih kenal aku dari pada Dokter Edward! Dokter, kamu mau bawa Yolanda ke mana? Jangan macam-macam dengannya!"
Reynan sempat mencegah Dokter Edward agar tidak pergi bersama Yolanda.
Dokter Edward tersenyum. "Tenang saja, Nona Yolanda akan baik-baik saja. Maaf, apa memang benar Anda calon suaminya Yolanda. Jika iya, kenapa Nona Yolanda selalu cuek dengan Anda?"
Dokter Edward semakin penasaran dengan hubungan Reynan dan Yolanda. Jika memang Reynan calon suami Yolanda, pasti Yolanda lebih perhatian kepada Reynan. Nyatanya, Yolanda cuek dengan Reynan.
Yolanda menatap lurus ke depan tanpa melihat Reynan maupun Dokter Edward. "Dia bukan calon suami saya, Dokter. Jadi, ayo cepat kita pergi, sebelum terlalu siang dan tetangga curiga dengan perdebatan kita!"
Yolanda mendesak Dokter Edward agar cepat untuk pergi ke kantor Imigran terdekat agar cepat bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk bisa ke Luar Negeri.
"Dia selalu menolakku menjadi calon suaminya Dokter! Aku sangat mencintainya. Saya harap, Dokter jangan jatuh cinta dengannya. Yolanda itu hanya milikku!" ujar Reynan yang berkata apa adanya. Ia mengungkap isi hatinya di depan Dokter Edward tanpa rasa malu.
Dokter Edward takjub. "Keren, kau Reynan! Kau gentlemen! Nggak pecundang seperti pria kebanyakan. Jangan menyerah, Bro. Jika memang kamu jodoh Yolanda, pasti akan berjodoh. Namun, untuk saat ini, saya izin pergi dengan Nona Yolanda! Ini demi kebaikan dia! Permisi dan jangan halangi kami untuk pergi!"
Dokter Edward berusaha keluar dari tubuh Reynan yang menghalangi jalannya. Karena penuturan Dokter Edward yang bijak, Reynan memberi jalan.
'Kemana Yolanda dan Dokter Edward akan pergi? Aku harus mengikuti mereka,' batin Reynan yang ingin mengikuti mobil Dokter Edward dengan tekad yang menggebu. Perasaannya seperti tidak enak.
Akhirnya, Reynan mengikuti Dokter Edward dan Yolanda pergi. Ia melajukan mobilnya berjarak agak jauh agar mereka tidak curiga.
***
Dalam perjalanan menuju kantor Imigran, pikiran Yolanda berkecamuk. Ia membayangkan bagaimana nanti jika ia meninggalkan tanah airnya. Ia juga membayangkan bagaimana jika ia pergi di negeri orang.
"Nona, sepertinya, Reynan sangat menyukaimu? Tetapi kamu seperti sangat membencinya? Kalau boleh tahu, sebenarnya apa yang terjadi?"
Dokter Edward akhirnya bisa mengutarakan pertanyaan yang mengganjal dalam hatinya.
Yolanda terkejut mendengar pertanyaan dari Dokter Edward. "Memang Dokter peduli dengan masalah pribadiku? Ceritanya panjang dan suram! Saya tidak mau mengenang hal buruk itu lagi!" jawab Yolanda yang seperti tidak suka jika Dokter tersebut membicarakan tentang hubungannya dengan Reynan.
Dokter Edward merasa salah. "Oh, maaf, bukan maksud untuk membuat Nona sedih. Apa, Reynan telah melukaimu? Mata Nona tersirat penuh luka jika Nona menatap Reynan. Saya sangat paham dengan raut wajah Nona saat ini!"
Dokter Edward menduga bahwa Yolanda sempat tersakiti oleh Reynan sehingga Dokter tersebut berani menanyakan masalah Yolanda.
"Apakah Dokter Edward seorang Psikolog juga? Tebakan Dokter memang benar!" jawab Yolanda yang kagum dengan kecerdasan Dokter Edward.
Dokter Edward tersenyum tipis sambil menoleh sekilas ke arah Yolanda. "Saya suka membaca buku tentang Psikologi, sehingga sedikit saya tahu tentang hal tersebut. Jika memang Reynan melukaimu. Apakah kamu akan memaafkannya?"
Dokter tersebut semakin menginterogasi hubungan Reynan dengan Yolanda.
"Tidak akan saya maafkan, Dokter! Dia telah melakukan kesalahan fatal kepada saya! Saya tidak akan mentoleransi pria be jat seperti Reynan!"
Yolanda keceplosan dengan omongannya sehingga Dokter Edward mudah menebaknya.
"Ja—jadi, Nona telah dinodai oleh Reynan? Oh, saya sempat mengingat. Anda pernah keguguran apakah ja nin tersebut benih dari ...."
"Banar, janin itu benih dari pria yang telah tega menodaiku, yaitu Reynan! Dokter, tolong jaga rahasia ini. Saya tidak mau tetangga tahu akan hal ini!"
Akhirnya Yolanda menceritakan nasib buruknya saat dinodai Reynan saat ia hendak ke Butik. Hingga Dokter Edward paham akan masalah dan tekanan batin yang dialami Yolanda.
"Saya turut berduka Nona. Pria seperti itu jangan diberi maaf! Lihat di kaca spion! Reynan mengikuti kita! Kita harus alihkan ke tempat lain dulu. Jika ia kehilangan jejak, baru kita ke kantor Imigran!"
Dokter Edward melihat ke kaca spion bahwa Reynan setia mengikuti mobilnya.
"Apa? Dia mengikuti kita. Memang pria itu selalu nekat Dok! Sampai aku tidak bisa tidur memikirkan ambisi besarnya yang membuat saya takut!"
Yolanda sangat takut jika Reynan selalu mengejarnya. Bagi Yolanda, Reynan adalah momok dalam hidupnya.
"Jangan takut Nona! Sebentar lagi kita akan ke Luar Negeri. Di sana Nona akan aman!"
Dokter Edward memastikan jika Yolanda di Luar Negeri akan aman.
Akhirnya, mobil Edward semakin dinaikkan kecepatannya agar Reynan tidak bisa mengikutinya. Setelah menambah kecepatan laju mobilnya, ia cepat berbelok pada tikungan agar Reynan kehilangan jejak. Dan benar saja, Reynan sudah tidak terlihat di kaca spion.
"Nona, kita sudah sampai! Ayo kita turun!"
Dengan hati yang berdebar-debar, Yolanda turun dari mobil tersebut dan menuju kantor Imigran.
"Dokter Edward? Mari silakan masuk! Siapa wanita buruk rupa ini? Saya takut!"
Dokter Edward langsung disambut hangat oleh wanita cantik yang memakai pakaian rapi dan rok hitam sebatas lutut. Dengan rambut lurus tergerai. Ia menatap sinis ke arah Yolanda.
❤❤❤❤
❤❤❤😉😉😉
kan harusnya jus sayur dan buah atau salad..
itu yg sehat buat kesehatan tubuh dan kulit..
kok mas dokter gak tau..
😀😀😀❤❤❤❤
kasihan yolanda..
❤❤❤❤❤
kan ada baret luka..
pasti Reynan akan menjauh..
tinggal gus rahman..
apa masih mau menerima?
akankah gus rahman masoh maubama yolanda..
❤❤❤❤❤
jatuhnya obsesi itu si reynan..
klao gus rahman kan tidak ..
ia ikhlaa aja...
❤❤❤❤
sapa yg bakal bantuin yolandaa dari cengkraman reynan
jgn dipendam..
siapa tahu yolanda mau nunggu Gus Rahman berjuang..
lanjutttt....
❤❤❤❤❤❤
jadi galau kan???
😀😀😀❤❤❤❤
akankah yolanda terima pak reynan???
bisakah gus rahman mengalahkan mereka???
lanjutttt..
❤❤❤❤
apakah yolanda tetap dgn satu milyarnya..
ataukah dia mau nungguin gus rahman aja..
❤❤❤❤❤❤
Aisyahhhhh..
siapa hayo jodoh yolandaaaa..
😀😀😀❤❤❤❤❤
yolanda akan milih siapa nantinya yaaa???
❤❤❤❤❤
apa masih baca iqra..
blm baca Qur'an?
❤❤❤❤