NovelToon NovelToon
Zavian Xanderson

Zavian Xanderson

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Persahabatan
Popularitas:620
Nilai: 5
Nama Author: Ael

Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.

Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.

Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^

Jangan menilai sesuatu dari covernya!

Typo bertebaran!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

"THE DARK WOLF!" suara Zavian mengucapkan nama gengnya menggema di udara. Meskipun sedang sakit, suara bariton miliknya tidak terpengaruh sama sekali.

"JANGAN USIK JIKA INGIN SELAMAT!"

Kalimat 'JANGAN USIK JIKA INGIN SELAMAT!', sangat kompaknya kalimat itu melantun di udara pada malam hari yang indah ini.

Alina baru kali ini mengetahui kalimat yang mereka ucapkan, karena selama ini ia tidak tahu-menahu baik mengenai sekolah, organisasi, maupun geng motor terkenal seantoro sekolah itu, 'THE DARK WOLF'.

Acara bakar-bakar Barbeque pun dimulai. Untuk minuman, mereka tidak membeli minuman yang mengandung alkohol atau sejenisnya, melainkan hanya membeli 1 dus teh pucuk dan 1 dus air Le Mineral.

Saling berbagi bercerita, bernyanyi dengan diiringi suara gitar milik Zavian membuat suasana malam ini makin indah.

Di tengah kegiatan mereka, Alesha berpindah ke tempat yang kosong. Suara canda tawa kedua geng ini sangat menghibur Alesha yang tadinya perasaannya sempat terguncang. Ia hanya tersenyum tanpa berniat ikut nimbrung dengan teman-temannya yang sedang merumpi, atau bermain game.

Huffttt

Entahlah, hari ini moodnya sangat buruk.

Disisi lain, diam-diam ternyata Alfata memperhatikan Alesha dengan tatapan yang berbeda dari biasanya. Ada sedikit rasa penasaran kenapa cewek bar-bar itu diam saja hari ini, jikapun berbicara hanya mengeluarkan sepatah dua patah kata saja. Sedari tadi juga kalau dipikir-pikir, gadis itu tidak ada mengganggunya.

Biasanya, setiap mereka berpapasan atau tidak sengaja bertemu, gadis itu akan sangat antusias mengganggunya dan membuat masalah supaya dirinya terlibat.

Entah ada apa dengannya hari ini, ia berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke tempat Alesha duduk sekarang.

"Ekhem!" suara deheman seseorang  masuk dengan sopan ke telinga Alesha dan membuat ia tersadar dari lamunannya. Ia seperti mengenal suara itu.

Alesha pun mendongak, ternyata itu adalah suaranya Alfata yang saat ini sudah berdiri dihadapannya dengan memegang 2 botol teh pucuk yang masih tersegel.

Dia, mau apa kesini?

Tidak mau lama berdiri, Alfata akhirnya mulai mengambil alih kursi kosong yang berada tepat dihadapan Alesha duduk. Sedangkan, Alesha masih diam melihatnya dengan tatapan yang sulit dibaca.

"Minum," ucap Alfata sembari meletakkan 1 teh pucuk ke Alesha. Tapi, Alesha masih tetap diam dan tidak bergerak sama sekali untuk mengambil minuman itu.

Alfata pun bingung, ia seperti sedang mengajak bicara dengan patung saja, menurutnya. Padahal dirimu kalo diajak ngobrol juga gitu, bambank. Malah lebih seperti mengajak ngomong dengan tembok, datar amat:-)

***

"Eh, itu mereka berdua lagi ngapain, dah?" tanya Haqi penasaran, membuat mereka semua yang asik dengan dunianya pun berhenti. Mereka pun langsung mengalihkan pandangan yang ditunjuk oleh Haqi barusan.

"Lagi kencan, kali." Dhika yang asal ngomong pun langsung kena gampar sama Akib.

Plak!

"Apasih, Kib! Asal gampar aja."

"Lo ga liat? Kencan apaan mereka kek gitu."

"Ya, kan gw asal jawab doang."

"Aneh banget ya, tumben-tumbenan Al kasih minum ke Lesha. Biasanya, sekedar bales omongan Alesha aja dia malas," ujar Dhika. Anggotanya Zavian sudah tau dan hafal dengan nama-nama para anggota Astrophile.

"Tapi, si Lesha kok diam aja. Gw kira dia bakalan tantrum ditempat," lanjutnya.

"Alina, kawan Lo kenapa tuh? Kesambet?" tanya Akib. Khanza yang mendengarnya langsung menyikut lengan lelaki itu supaya diam.

"Jangan ngadi-ngadi Lo! Dia dari tadi baik-baik aja." Bukan Alina yang menjawab, tetapi Jihan.

"Ya, mana tau tuh anak tiba-tiba kesambet dideketin Alfata."

"Ina," panggil Chelsea pelan. Alina pun menoleh, ia tau apa maksud Chelsea. Terlihat raut wajah Chelsea juga khawatir, sama dengan dirinya.

Yang lain sedang memperhatikan Couple yang cosplay patung itu, Zavian hanya memperhatikan Alina dari tadi. Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal yang membuat dua gadis itu terlihat khawatir menatap temannya yang sekarang sedang duduk bersama Alfata.

***

Dia kenapa, sih?

Sudah 5 menit lamanya tangan Alfata masih menggantung diudara, ia masih memegang minuman itu. Beberapa kali ia goyangkan lengannya tepat di depan mata Alesha supaya gadis itu mau mengambil minuman itu, tetapi nihil.

"Alesha," panggilnya yang ke-delapan kalinya.

Baru saja ingin mencoba menggoyangkan pelan tubuh Alesha, tiba-tiba Alina mendekat dan langsung menarik Alesha supaya berdiri. Alesha berdiri? Ya, dengan sekali tarikan, dan Alina juga langsung mendekapnya.

"Al, sorry. Sepertinya Alesha sedang tidak enak badan. Gw mau bawa dia ke dalam dulu."

Alfata pun hanya mengangguk. Ia masih penasaran kenapa gadis itu tiba-tiba diam saat ia mendekat. Padahal sebelumnya, Alesha sempat tersenyum memperhatikan teman-temannya bermain.

Alina tidak punya pilihan lain selain membawa Alesha ke dalam untuk menyadarkannya. Ia sudah menduga, Alesha pasti kambuh setelah kejadian tadi.

Teman-teman Alina yang lain pun segera menyusul untuk masuk ke dalam. Mereka juga tidak tenang melihat satu temannya tiba-tiba diam seperti itu.

"Al!" Para bujang itu memanggil Alfata dengan serempak. Mereka pun juga mendekat dan memperhatikan ekspresi Alfata yang saat ini menandakan bahwa ia sedang penasaran akan sesuatu hal.

"Lo, gak papa?" tanya Zavian seraya menepuk pelan bahunya.

"Ya,"

"Lo apain anak orang, njir. Sampai diam begitu kek patung. Ngeri gw kalo tiba-tiba dia kesambet." Dhika tiba-tiba ngerocos lagi tanpa memperhatikan suasana disekelilingnya.

"Ish, Lo bisa diam gak? Gak bisa baca suasana Lo!" geram Akib. Dhika pun hanya mencebik. Emang sudah menjadi kebiasaannya kalo dia ngomong itu langsung ngerocos aja tanpa liat kondisi dan suasana.

"Gw mau keluar dulu." Zavian yang mendengarnya pun hanya mengangguk mengiyakan. Ia tau, Alfata saat ini pasti tengah kebingungan sehingga memilih keluar rumah untuk menenangkan diri.

***

"Raina, duduk disini dulu ya," ujar Alina yang sudah mendudukkan Alesha di sofa. Setelah itu Alina beranjak untuk mencari sesuatu.

"Lo cari apa, Na?" tanya Bela yang baru saja datang bersama yang lain. Bela pun menghampiri Alina, sedangkan yang lain menemani Alesha yang masih duduk terdiam.

"Gw tarok P3K tadi dimana , ya?"

"P3K? Sebentar, keknya seingat gw, Lo narok di lemari kecil itu deh." Bela langsung menunjuk ke lemari kecil dihadapannya yang jaraknya agak jauh dari mereka berada.

Dengan cepat Alina melangkah menuju lemari itu dan membukanya. Benar, ini P3K yang tadi ia gunakan untuk mengobati Zavian.

"Ina, Mae tiba-tiba menggigil dan berkeringat banyak," adu Khanza. Ia dan temannya yang lain pun seketika ikutan panik melihat kondisi Alesha yang secara tiba-tiba itu.

Alina sudah mengambil minyak kayu putih, Fresh Care, dan balsem. Ia bawa semuanya sangking paniknya. Kemudian, ia menyusul ke tempat Alesha duduk.

"Jihan, Khanza, Chelsea, Dhara. Kalian coba pijat kaki dan tangannya, Lo pijat kepalanya dan gunakan ini," Memberikan balsem kepada Bela.

"Astaghfirullah, badannya juga mulai panas."

"Gw bawa handuk kecil, Ina. Masih baru kok, tadi gw beli." Khanza ingat dirinya tadi setelah pulang sekolah mampir dulu membeli beberapa handuk kecil untuk berjaga-jaga. Setelah mengambilnya, kemudian ia memberikan dengan cepat kepada Alina.

"Gak papa ini gw gunain? Lo juga baru beli," ucap Alina yang merasa tidak enak menggunakan handuk baru itu.

"Gak papa, kita gunakan buat kompres Alesha biar panasnya gak makin naik." Alina yang mendengarnya pun mengangguk dan segera beranjak dari sana menuju dapur untuk menyiapkan air hangat dan kompresan buat Alesha.

Hanya memakan waktu 3 menit, Alina sudah kembali dan segera mengompres dahi Alesha.

"Kita baringkan di sofa yang lebih besar disana." Memberi tau teman-temannya untuk membaringkan Alesha ke sofa yang ia tunjuk. Mereka semua pun mengangguk setuju. Dengan pelan, tubuh Alesha diangkat dan dipindahkan ke sofa lebih besar supaya bisa dibaringkan. Setelah membaringkannya, satu persatu dari mereka pun mulai terduduk lemas. Terutama Alina, tiba-tiba saja ia mulai melamun.

Chelsea yang melihatnya pun berusaha menyadarkan, "Ina, Lo gak papa, 'kan?" Hanya anggukan dari Alina yang didapat Chelsea. Ia tau ketuanya ini sedang pusing dengan beberapa hal yang terjadi hari ini. Untungnya mereka sempat menghibur diri tadi di Rooftop.

"Teman-teman, gw mau keluar bentar, ya. Titip Alesha." Mereka mengangguk dan mempersilahkan Alina untuk keluar. Karena mereka tau, Alina keluar juga pasti untuk menenangkan dirinya sendiri dengan menghirup udara segar dimalam hari.

...***...

To be continued!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!