Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 35" Surat
Kak Ryan berjalan gontai memasuki kamar ku, dia melirik ke arah boneka panda yg di leher nya di lingkari kalung berinisial huruf E . Panda itu hadiah yg kakak beri untuk ku sewaktu dia belum mengetahui apa pun tentang ku dari mamah.
Kakak penasaran dengan isi laci yg terlihat ujung nya saja.
Kakak mendudukan bokong nya di kursi rotan yg biasa aku pakai untuk santai depan laci itu. Dia menarik sebuah kertas .
Tertulis: For Kak Ryan. Kak aku rindu kehangatan seperti mereka di luar sana, aku pengen kasih sayang kakak yg banyak, aku tau aku hanya krikil di rumah ini, tetapi aku ingin merasakan kasih sayang dari mu dan mamah , aku tau kak kehadiran ku di rumah ini tak begitu penting bagi mu dan mamah. Tapi aku pengen bahagia, semua penderitaan telah ku terima dengan lapang dada. Aku punya satu kado untuk mu yg belum sempet aku berikan , waktu itu aku membeli nya dengan penuh perjuangan, aku kehujanan , ban sepeda ku bocor dan ada lagi , ku kira kado yg aku beli akan membuat mu bahagia tetapi tidak, maka dari itu aku tak jadi memberikan nya, karna aku sempat dengar kalau kakak juga tak menginginkan ku karna aku mamah jadi sedih mengingat papah.
Tetapi jujur aku tidak mengerti akan semua itu. Bahkan aku sempat terjatuh dari sepeda saat menelusuri jalan pulang ketika aku baru saja membeli makanan untuk mu . kau pernah menyuruhku membeli makanan malam - malam saat itu aku sudah lelah , luka lecet tak aku hiraukan karna aku ingin pulang dengan cepat agar dirimu tak marah padaku. aku ingin kau memeluk ku dengan erat kak, tapi semua itu tak nyata ada nya, engkau sangat membenciku, aku tak berharga di mata mu dan mamah, jujur aku ingin mengakhiri hidup tapi aku urungkan lagi karna aku masih di butuhkan oleh papah dan nenek.
Kak aku tidak tau akan nasib ku selanjutnya, maka dari itu aku sangat berharap pada mu kalau aku ingin merasakan kasih sayang itu walau sedikit, karna aku nggak tau kejadian apa lagi yg menimpa ku di suatu hari nanti. Sebelum semua itu terjadi aku ingin merasakan nya walau itu tak mudah. ( Ebby Zahran).
Seketika air mata kakak tumpah , dengan terisak kakak memasukan lagi kertas itu ke dalam laci. Dengan langkah lemas kakak meraih kunci motor nya yg ada di dekat TV ruang keluarga.
" Mau kemana?" Mamah menghentikan langkah panjang kak Ryan , kakak langsung menoleh menyeka pelan air mata nya.
" Aku mau ke rumah sakit mah, aku permisi dulu ya mah!" Jawab kakak sambil mengecup punggung tangan mamah dengan cepat, lalu berjalan pelan menuju garasi motor.
Mamah hanya diam sambil melanjutkan lagi langkah kakinya menuju dapur untuk masak.
Motor kakak melaju kencang di bulevar yg terlihat sepi karna hari ini hari minggu , aktivitas manusia tak begitu padat hanya sedikit yg berlalu lalang.
Terik sang bagaskara tak kakak hiraukan padahal menyengat .
Di rumah sakit , aku sedang memakan cemilan buatan Ellena . Rasanya sangat enak, dia memang jago membuat aneka macam cemilan.
"Gimana mas enak?" Ellena menunggu jawaban ku sambil tersenyum manis menghadap ke arah ku.
" Enak" Singkat ku sambil tersenyum mulut ku sibuk mengunyah . Dia tersenyum bahagia ketika aku menerima cemilan itu dengan senang hati.
" By maafin kakak" Kak Ryan muncul dengan langkah gontai nya refleks langsung memeluk ku dengan erat helaan nafas terdengar , aku hanya tersenyum aku tau dia pasti sudah membaca surat ku, karna aku yakin suatu hari nanti kak Ryan akan masuk ke kamar ku .