Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 31" Menyesal
Angin dingin menyerbu lewat celah jendela kamar rawat ku, suara burung hantu menyahut, malam ini begitu mencekam, bintang di langit bersinar terang, sinar nya membuat ku tersenyum bahagia .
" By maafin kakak ya, tolong beri kesempatan buat memperbaiki semua nya" Kak Ryan mengenggam erat tangan ku, aku menghela nafas sejenak , kedua netra ku memandangi lekat wajah kakak.
" Aku udah memaafkan kakak kok, jauh dari sebelum - sebelum nya, aku minta maaf kalau aku hanya bikin susah, kehadiran ku membuat mamah sedih akan papah, waktu aku koma aku pernah denger obrolan kakak sama mamah, mamah masih belum nerima aku karna aku kayak papah, aku kayak kembaran nya papah, tapi aku terima kok, kalau itu yg terbaik buat mamah, aku juga akan pergi dari rumah kalau itu yg mamah inginkan, dari pada aku tidak pernah di anggap hidup di rumah" Aku menghela nafas sambil mengusap pipi kak Ryan yg basah.
" Nggak boleh pergi dari rumah, kakak akan membujuk mamah, walau sulit tapi akan kakak usahakan, sungguh sangat menyesal , kakak takut kamu nggak kembali lagi" Kak Ryan mencium tangan kurus ku, selama ini dia tak pernah sudi untuk mencium ku, bahkan aku ingin mengecup punggung tangan nya dia mengibaskan tangan ku, tak sudi aku sentuh tapi sekarang setelah aku seperti ini dia mencium ku bahkan rela menunggu ku .
" Ssshhhh" Ringis ku karna bekas cambukan itu masih sakit aku belum bisa bergerak bebas.
" Udah ,jangan banyak bicara minum dulu nih!" Papah mengambil gelas berisi air putih dari atas nakas .
Aku meminum nya dengan pelan, papah terlihat dingin pada kakak, mungkin karna sudah lelah dengan sikap kak Ryan selama ini yg sangat keterlaluan padaku.
"Istirahat dulu, udah malem!" nenek mengusap kening ku sambil tersenyum, nenek juga terlihat kesal pada kakak. Tetapi nenek tidak menunjukkan nya di depan ku, karna beliau tau aku baru saja sadar dari koma.
Aku memejamkan mata secara perlahan , kak Ryan melangkah pelan keluar, di susul papah di belakang nya.
Kakak memilih menyendiri di bangku taman , sambil menikmati indah nya malam ini, angin malam menyapu wajah basah penuh air mata itu, kakak tidak menghiraukan dingin nya , padahal sudah menyelusup ke dalam tubuh nya.
" Papah bahagia karna kamu udah berubah, lindungi Ebby dari Adi, jangan sampe dia menderita lagi, papah tau kamu sangat menyesal akan semua ini, tapi percayalah, keputusan mu ini udah benar, walau mamah belum mau menerima Ebby, tapi terus yakinkan lah dia, untuk menerima adik mu, karna kesempatan tak akan datang dua kali, jika itu pun terjadi hanya sebuah kebetulan saja, beri dia kebahagiaan sebelum penyesalan mu lebih jauh lagi, sayangi lah dia, walau mamah tak mau tapi kamu harus menyayangi nya , papah yakin semua ini akan baik - baik saja" Papah mengusap pipi basah kakak dengan sapu tangan milik nya, kak Ryan langsung memeluk erat tubuh papah yg sedikit kurus karna kurang tidur.
" Hiks....aku sangat menyesal pah, papah benar, aku salah, aku nggak pantes buat jadi kakak nya Ebby, karna dia hanya menderita selama ini, dia belum bahagia, walau sekarang aku menyadari itu tetapi aku masih belum puas akan semua nya, jujur aku takut kalau sampai dia pergi untuk selamanya, dia belum bahagia" Tangis kak Ryan pecah sambil berada di pelukan papah.selama ini tak pernah memeluk papah tapi sekarang dia memeluk papah dengan erat.
Papah hanya tersenyum getir, tangan nya mengelus lembut punggung kakak.