"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah pilihan
Untuk ukuran tubuh Kendra yang besar dan tinggi, ternyata sofa terasa begitu sempit untuknya. Bahkan kaki Kendra harus di lipat agar tubuhnya muat disana. Bagaimana tidak, tinggi Kendra mencapai 188 cm. Sangat tinggi untuk ukuran tubuh laki-laki di Indonesia.
Kendra sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, jujur saja dia sangat ingin menyapa anaknya yang saat ini ada di dalam rahim Aleera. Tapi Kendra tidak berani melakukannya, Kendra tidak ingin membuat Aleera semakin takut kepadanya. Karena Kendra sangat tau kalau apa yang dia lakukan kepada Aleera itu membuat gadis itu begitu trauma. Dan Kendra tidak ingin semakin memperparah keadaan.
Sama seperti Kendra yang tidak bisa tidur, begitu juga dengan Aleera. Dia merasa bersalah karena membiarkan Kendra tidur di sofa. Biar bagaimanapun Aleera tau kalau tidur di sofa sangat tidak nyaman pastinya. Terlebih sofa di kamar ini pasti akan terasa kecil untuk ukuran tubuh Kendra yang besar. Tapi kalau harus meminta Kendra agar lebih baik tidur di ranjang saja Aleera juga tidak berani.
Hingga tiba-tiba Kendra beranjak dari sofa. Melihat itu Aleera langsung memejamkan matanya agar Kendra tidak menyadari kalau Aleera sebenarnya juga belum tidur. Sampai akhirnya Aleera menyadari kalau ranjang sedikit bergoyang. Apa Kendra akan tidur di ranjang ini?
Tiba-tiba terdengar bisikan lirih.
“Maaf Ly, Abang tidak bisa tidur di sofa. Tapi Abang janji tidak akan ngapa-ngapain kamu.” Ujar Kendra. Meskipun yang Kendra tau kalau saat ini Aleera sudah tidur dan pastinya tidak akan mendengarnya, tapi setidaknya dia tetap meminta ijin.
Kendra menyerah tidur di sofa karena baru 1 jam saja tubuhnya sudah terasa sangat pegal. Jadi dengan sangat terpaksa akhirnya Kendra memutuskan untuk tidur satu ranjang dengan Aleera. Berharap saat bangun besok pagi Aleera tidak marah kepadanya.
Aleera yang merasakan Kendra ada di sampingnya seketika menegang, tapi dia berusaha untuk tidak memperlihatkannya kepada Kendra dan tetap tenang seolah benar-benar tertidur.
Setidaknya saat ini Aleera tidak terlalu merasa bersalah karena Kendra tidak jadi tidur di sofa. Tapi Aleera sekarang juga harus menahan rasa takutnya karena Kendra yang tidur di sampingnya. Ditambah tidak ada pembatas guling atau apapun itu di antara dirinya dan juga Kendra.
Aleera tidak berani bergerak sama sekali, saat ini dia benar-benar merasa takut dan juga gelisah. Hingga akhirnya mungkin karena tubuhnya yang lelah bisa membawa Aleera terlelap tidur.
Kendra terbangun dari tidurnya dalam keadaan yang sedikit terkejut. Bagaimana tidak? Saat dia terbangun Aleera sudah ada di dalam pelukannya. Kendra tidak tau sejak kapan posisinya ini berubah. Ingin melepaskan pun rasanya sulit karena sebagian tubuh Aleera menindih lengan kanannya. Aleera terlihat nyenyak dalam tidurnya dengan posisi wajah yang menyusup di dada bidang Kendra. Sedangkan tangan kiri Kendra bertengger dengan manis di pinggang ramping Aleera.
Kalau boleh jujur sebenarnya Kendra menikmati posisi ini. Dengan begini Kendra bisa menyentuh perut Aleera yang mana saat ini sedang menjadi rumah untuk anaknya.
Kendra berharap Aleera lebih lama tidurnya agar dia bisa lebih lama menikmati momen ini. Karena jika Aleera sudah bangun Kendra tidak yakin kalau dia bisa menyentuh perut Aleera seperti ini.
Hingga kurang lebih 30 menit kemudian, barulah Kendra merasakan ada pergerakan dari Aleera yang menandakan kalau sebentar lagi kemungkinan besar gadis itu akan segera bangun. Dengan segera Kendra memejamkan matanya kembali dan menghentikan usapannya pada perut Aleera.
Dapat Kendra rasakan kalau tubuh Aleera menegang di pelukannya .Kendra tau kalau Aleera pasti sama trekejutnya dengan dirinya tadi. Kendra berusaha mengatur nafasnya agar seperti orang yang benar-benar sedang tidur.
Kendra merasakan dengan perlahan Aleera menyingkirkan tangannya dari pinggangnya, kemudian beranjak dari ranjang. Kendra sedikit membuka matanya untuk melihat Aleera akan kemana. Ternyata Aleera pergi ke kamar mandi. Kendra langsung menghembuskan nafasnya lega.
Aleera juga langsung bernafas lega begitu dia sudah masuk ke kamar mandi. Bagaimana bisa dia dengan nyamannya ada di pelukan Kendra pagi ini? Aleera tidak tau sejak kapan. Yang jelas Aleera bersyukur karena dia lebih dulu bangun di bandingkan Kendra. Kalau Kendra duluan, entah mau di taruh dimana wajah Aleera nanti.
Aleera tidak tau saja kalau sebenarnya Kendra yang lebih dulu bangun dan sekarang laki-laki itu sedang berpura-pura tidur.
Setelah mencuci wajah dan juga menyikat gigi, Aleera kembali ke kamar. Di lihatmya Kendra yang masih terlihat tidur dengan nyenyak. Aleera memutuskan untuk menyeduh susu hamilnya kemudian duduk di sofa.
Kendra yang merasaa suasana ukup bagus berakting seolah dia baru saja bangun.
“Ehmm…” Kendra menggeliatkan tubuhnya agar otot-ototnya sedikit melemas.
Aleera diam saja meskipun mengetahui kalau Kendra sudah bangun.
“Ly…” Kendra memanggil Aleera. Dan itu membuat Aleera menolehkan wajahnya kepada Kendra.
“Iya Bang, ada apa?” Tanya Aleera seraya menatap Kendra.
“Maaf tadi malam Abang jadinya tidur di ranjang. Abang nggak bisa tidur di sofa karena sofanya terlalu sempit.” Ujar Kendra kepada Aleera.
Aleera tersenyum kecil.
“Kenapa harus minta maaf? Nggak papa kok Bang, lagian ranjangnya juga besar. Cukup kalau untuk dua orang.” Jawab Aleera.
Kendra tersenyum juga, ternyata Aleera tidak marah karena hal ini.
Tepat pukul 8 Aleera dan Kendra bersama-sama turun karena Ayah Radit, Bunda Sya, Rendra dan juga Sandra sudah menunggu mereka di restoran bawah untuk sarapan bersama.
Aleera dan Kendra berjalan bersisian, tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Kendra yang pada dasarnya dingin dan juga datar cukup merasa kesulitan membuka pembicaraan dengan Aleera yang juga pendiam itu.
“Itu pengantin baru udah dateng.” Ujar Bunda Sya dengan senyum di wajahnya.
Aleera dan Kendra pun mau tidak mau juga ikut tersenyum.
Kendra berjalan menuju Bunda Sya untuk mencium pipinya, kemudian berjalan ke arah Sandra untuk mencium puncak kepala adiknya itu. Setelah itu menarikkan satu kursi untuk Aleera duduk.
“Gimana tadi malem tidurnya? Nyenyak kan?” Tanya Bunda Sya.
“Nyenyak Bund.” Jawab Kendra. Sedangkan Aleera hanya tersenyum.
Aleera menatap ke arah Sandra yang ternyata sedang menatapnya dengan tatapan menggodanya. Aleera tau pasti setelah ini Sandra akan menggodanya habis-habisan.
“Kalian nanti mau langsung pulang ke rumah atau mau di hotel dulu?” Tanya Ayah Radit kepada Kendra dan Aleera.
Kendra menatap Aleera meminta jawaban.
“Aleera terserah Abang aja gimana Yah.” Jawab Aleera.
“Kayaknya langsung pulang ke rumah aja deh Yah.” Ujar Kendra.
Ayah Kendra menganggukan kepalanya.
Pembicaraan mengenai dimana Kendra dan Aleera sudah di bahas. Dan semuanya setuju kalau Kendra pindah ke rumah Aleera. Toh rumah Aleera juga tidak terlalu jauh dari rumah keluarga Santoso, jadi tidak apa-apa. Lagi pula yang terpenting untuk sekarang adalah kenyamanan Aleera.
kisah Sandra ❤️ Daven sudah ada
kisah Rendra bila thor bila nak buat kisah percintaan Rendra putera ke2 dari keluarga Santoso bersama pilihan hati nya
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)