Li Ya Ya si gadis matrealistik, meninggal karna di bunuh oleh para mantan kekasihnya yang pernah ia ploroti hartanya untuk memenuhi gaya kehidupannya, sayangnya jiwa Li Ya Ya bukannya pindah ke alam baka, malah pindah ke dalam novel, menjadi pemeran si antagonist yang memiliki akhir hidup yang mengenaskan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Tatapan Gu Yancheng fokus pada Zhou Yi yang sedang sibuk memilih camilan di atas rak, padahal di sampingnya ada Lin Mie Mie sedang bergelayut manja di lengannya.
Gu Yancheng merasa heran dengan sikap acuh tak acuh Zhou Yi terhadapnya, padahal selama ini Zhou Yi sudah seperti lalat yang selalu mengikutinya dimanapun dirinya berada.
'' Zhou Yi '' panggil Gu Yancheng akhirnya setelah beberapa saat terdiam.
Lin Mie Mie sampai tersentak mendapati Gu Yancheng menyapa Zhou Yi terlebih dahulu, ada apa pikirnya, tidak mungkin kan kalau Gu Yancheng tertarik dengan Zhou Yi, dan tiba tiba dirinya merasa hawatir.
Sedangkan Zhou Yi hanya diam saja, dia tetap bersikap acuh pura pura tidak mendengar Gu Yancheng memanggilnya.
'' Yi yi, aku memanggilmu, apa kamu tidak dengar '' tukas Gu Yancheng tidak sabaran.
Zhou Yi dengan expresi malas menoleh. '' Ada apa memanggilku?, apa kamu tidak takut istrimu cemburu '' cibir Zhou Yi.
Gu Yancheng seketika tersadar, kalau ada Lin Mie Mie di sampingnya, dan benar saja saat menoleh ke samping, terlihat wajah cemberut Lin Mie Mie.
'' Mie Mie jangan cemburu, aku hanya ingin tahu kabar Paman '' tukas Gu Yancheng beralasan.
Zhou Yi langsung tertawa mendengar alasan yang di lontarkan oleh Gu Yancheng pada Lin Mie Mie, yang menurutnya terlalu klise.
" Ck, ternyata protagonis pria tak sebaik yang aku kira, dia memang pantas berpasangan dengan protagonis wanita, sama sama bermuka dua " batin Zhou Yi menggelengkan kepalanya.
'' Aku tidak cemburu kok '' balas Lin Mie Mie pura pura tersenyum, padahal dia sudah jengkel karna Gu Yancheng sejak tadi terus menatap Zhou Yi.
Zhou Yi yang malas melihat dua sejoli di depannya, dia langsung mengambil beberapa cemilan tanpa melihatnya lagi, lalu bergegas pergi ke kasir.
Sedangkan di perusahaan fuji group, Asisten Hans merasa heran melihat Tuan Mudanya yang sudah merapikan meja kerjanya untuk bersiap pulang, padahal jam baru menunjukkan pukul lima sore.
'' Tuan, apa anda akan langsung pulang? '' tanya Asisten Hans yang sudah duduk di kursi kemudi.
'' Menurutmu '' sahut Fu Sihan ketus.
Asisten Hans hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara lagi, lalu dia menjalankan kemudinya meninggalkan area parkir khusus yang berada di ruang bawah tanah.
Entah kenapa Fu Sihan sudah tidak sabar untuk sampai di villa, diam diam dia menahan senyum membayangkan saat Zhou Yi akan melakukan syarat yang ia berikan padanya, mungkin akan terasa menyenangkan pikirnya.
Saat memasuki gerbang villa wajah Fu Sihan semakin terlihat berseri seri, tapi sedetik kemudian raut wajahnya berubah khawatir, saat mendapati Zhou Yi turun dari taksi dengan memegang perutnya seperti menahan sakit.
'' Kenapa dia ?''
Fu Sihan langsung turun, tanpa menunggu Asisten Hans yang membukakan pintu mobil untuknya seperti biasanya, lalu dia bergegas menghampiri Zhou Yi yang masih berjalan dengan sangat pelan.
'' Zhou Yi, kamu kenapa? ''
Zhou Yi yang sedang menunduk langsung mendongakkan kepalanya.
'' Paman, sudah pu,,, '' belum selesai apa yang akan di ucapkannya, Zhou Yi sudah lebih dulu jatuh pingsan, dan Fu Sihan dengan sigap menangkapnya.
'' Yi yi, bangun, hei,, ''
Fu Sihan panik melihat wajah Zhou Yi yang sangat pucat, lalu dia bergegas mengangkat Zhou Yi lalu membawanya masuk ke dalam villa.
'' Tuan, Nona Muda kenapa ?'' tanya asisten Hans menghampiri Tuannya yang terlihat panik.
'' Cepat, kamu hubungi dokter keluarga '' perintah Fu Sihan sembari berjalan cepat masuk ke dalam villa.
'' Baik Tuan ''
Bibi Wang dan kepala pelayan Zhang juga tak kalah panik, melihat Tuan Muda mereka masuk sembari membopong Nona Muda mereka dalam keadaan tak sadarkan diri.
Fu Sihan tanpa sadar membawa Zhou Yi ke kamarnya, dan membaringkannya di atas kasur king size miliknya, padalah selama ini Fu Sihan paling benci jika ada perempuan yang menyentuh tempat tidurnya selain kepala pelayan Zhang, bahkan Bibi Wang juga tidak di izinkan untuk keluar masuk ke kamar Fu Sihan.
'' Tuan, ada apa dengan Nona Yi yi? '' tanya Bibi Wang, karna terlalu panik dan khawatir melihat Zhou Yi tak sadarkan diri, Bibi Wang sampai tidak sadar kalau sudah berani masuk ke dalam kamar Tuan Mudannya
'' Aku juga tidak tahu, dia terlihat kesakitan dan pingsan saat turun dari taksi '' jawab Fu Sihan dengan tatapannya tidak berpaling dari Zhou Yi.
Di halaman villa asisten Hans setelah menghubungi dokter pribadi keluarga Fu, dia segera memunguti beberapa kantong belanjaan milik Nona Mudanya yang di jatuhkan saat pingsan tadi, dan dia tidak sengaja menemukan pembalut yang terlempar keluar dari dalam kantong.
'' Apa mungkin Nona Muda pingsan, karna jadwal bulanannya datang '' gumamnya sembari bangkit lalu membawa masuk kantong belanjaan ke dalam villa.
Lima belas menit kemudian saat dokter pribadi keluarga Fu datang, bertepatan dengan Zhou Yi yang membuka kedua matanya.
Ukhh
'' Zhou Yi kamu sudah bangun, diamlah dokter akan memeriksamu sebentar '' tukas Fu Sihan sembari menyentuh bahu Zhou Yi dengan lembut.
Dan saat Fu Sihan akan menyingkir, Zhou Yi menahan lengannya.
'' Paman, aku tidak apa apa, aku hanya sakit perut karna tamu bulananku datang '' tukas Zhou Yi sembari berusaha bangkit dan duduk bersandar.
Fu Sihan mengerutkan dahinya, tidak paham yang di katakan oleh Zhou Yi.
'' Tamu bulanan apa, maksud kamu? ''
Zhou Yi menghela nafasnya. '' Lebih baik Paman sher aja di google sana, aku malas mau ngejelasinnya '' tukas Zhou Yi berbaring kembali.
'' Terserah apa itu tamu bulanan, yang penting sekarang biarkan dokter memeriksa kondisimu, tadi kamu pingsan, takut sakit perutmu parah '' ucap Fu Sihan yang tidak bisa di bantah oleh Zhou Yi, dan akhirnya membiarkan dokter pribadi keluarga Fu memeriksanya.
Dan saat di tengah tengah di periksa oleh dokter, Zhou Yi baru menyadari kalau dirinya tidak berada di kamarnya, melainkan di kamar Fu Sihan.
" Ini tidak salah, Fu Sihan membawaku ke kamarnya " batinnya sembari melihat ke sekililing kamar yang bernuansa maskulin.
Zhou Yi masih ingat betul di alur ceritanya, kalu Fu Sihan akan marah jika ada wanita yang berani menyentuh ranjangnya.
Setelah dokter keluarga selesai memeriksa kondisi Zhou Yi, dia hanya menyarankan cukup mengompres perut Zhou Yi dengan air hangat saja.
'' Terimaksih dokter '' ucap Zhou Yi tersenyum.
'' Sama sama Nona '' balas sang dokter yang juga ikut tersenyum.
'' Tuan Muda, kalau begitu saya pamit dulu '' pamit sang dokter.
'' Hem '' sahut Fu Sihan.
Setelah dokter keluarga itu pergi dengan di antarkan oleh asisten Hans, Zhou Yi membuka selimut yang menutupinya.
'' Kamu mau kemana?'' tanya Fu Sihan.
'' Mau pindah ke kamarku sendiri '' jawab Zhou Yi.
'' Tidak usah, di sini saja '' cegah Fu Sihan.
'' Paman yakin menyuruhku tetap di sini, bukannya Paman tidak suka ya, kalau ada wanita yang menyentuh apa lagi tidur di ranjang Paman '' cibir Zhou Yi.
'' Diamlah, kamu itu sakit, tapi masih cerewet saja ''
'' Ck, sialan '' decak Zhou Yi pelan, lalu kembali berbaring dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊💪
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍