Putri, seorang mahasiswa semester 3 dengan pribadi yang tenang dan lembut, menyimpan rahasia kecil.
ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, yang seharusnya menjadi tanda ketangguhan dan tanggung jawab, menjadi sumber perundungan. Teman-temannya membuat dugaan bahwa Putri bekerja karena kekurangan ekonomi.
Situasi memburuk ketika Fabian menyebarkan berita bohong bahwa dia dan Putri pernah tidur bersama, sebuah tuduhan yang sepenuhnya tidak berdasar. Berita ini seperti api di tengah hutan kering, seketika Dia harus menghadapi masalah yang serius.
Meski demikian, Putri tetap tangguh, menahan semua kepedihan dengan anggun. Namun, di tengah kegelapan ini, ada cahaya yang mulai muncul dari sosok Rafiy, siapakah Rafiy ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovey Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Keluarga Rey telah sampai di tempat mereka bertemu tepatnya di sebuah restoran, Aza terkejut saat melihat keluarga Sissy datang, disana ada Haira, dia menatap mata Haira begitu juga dengan Haira, mereka sangat sedih
"Halo sudah lama tidak bertemu" Ucap Nova saat tiba di depan keluarga Aza
"Haii" Jawab Mia (Istri Farel) / Mama Aza sambil memeluk Nova
"Ayo silahkan silahkan duduk" Farel mempersilahkan keluarga Rey
"Terimakasih" Ucap Rey lalu mereka pun duduk ke tempat nya
Posisi duduknya saling berhadap hadapan Mia-Nova, Farel-Rey, Aza-Sissy, Haira
Meskipun berhadap hadapan dengan Sissy tapi mata Aza slalu menatap Haira, Haira yang sadar tidak berani menatap mata Aza karena takut terjadi salah paham dan takut membuat keributan jadi ia hanya menunduk
Sissy bahkan tidak menatap Aza sama sekali, Kemana mana ia hanya menatap Case Handphone nya yang mana adalah Foto dirinya dan Arkan, sedangkan Aza hanya melihat sekilas Sissy, setelah itu trus menatap Haira
"Ternyata kalian punya 2 anak, lalu yang mana yang Sissy?" Tanya Farel
"Tentu saja yang paling cantik, tepat disebelah Rey" Saut Nova
"Ooh Sangat cantik sekali, Tidak jauh berbeda sama yang difoto, lalu yang satunya, siapa namanya?" Mia bertanya
"Ahh, Ini Haira, Anak pertama kami, beri salam Haira" Rey memperkenalkan Haira
"Hai, saya Haira" Haira sedikit berdiri lalu membungkuk 90°, setelan selesai ia kembali duduk
"Cantik cantik ya anak kalian" Kata Mia
"Sangat Cantik" Aza tiba2 menyaut sambil masih menatap Haira
"Tentu saja, Apa kamu sudah mulai tertarik dengan Sissy sayang?" Tanya Mia
"Bukan, Maksudku Haira" Aza masih menatap Haira.
"Ah, Kamu sudah mengenalnya? Apa dia teman sekolahmu dulu?" Mia Menatap Haira sekilas lalu kembali menatap Aza
"Bukan, dia Pacarku"
Semua terkejut dengan perkataan Aza termasuk Haira, ia tidak menyangka Aza akan mengatakan itu disini?
"Apa?" Kaget Farel
"Kami pacaran Pa, Ma" Kata Aza santai
"Apa yang kamu bicarakan" Farel Mulai Emosi
"Tidak, Ini pasti salah paham, Saya bahkan tidak mengenalnya" Bantah Haira mencoba meyakinkan mereka
Sissy sedikit terkejut mendengar Haira membantahnya
"Apa Kakak beneran udah Raus?" Tanya Sissy pelan sambil menyenggol Lengan Haira
"Ra apa yang kamu bilang?, Kita pacaran, Tinggal bersama, Tidur bersama, berciuman, Apa kamu lupa?" Aza menatap Haira
"Apa katamu? Aza jangan main main kamu" Ucap Farel
"Enggak Pah, Aza serius"
"Maafkan saya, Tapi saya tidak kenal siapa orang ini" Bantah Haira lagi sambil menunjuk Aza
"Permisi, Kenapa anda berbicara ngelantur?" Haira berdiri sambil menatap Aza
"ngelantur? Biar ku tunjukan kalau kita bener2 pacaran" Aza berdiri dan berjalan mendekat ke arah Haira dan
Cup
Unbelievable tapi Aza mencium Haira di depan semua orang termasuk kedua orang tuanya, Haira hendak melepaskannya tapi tangan Aza menghalangnya ia memegang pinggang Haira dengan sangat kuat agar Haira tidak bisa melepaskannya
Orang tuanya Aza sangat terkejut dengan kelakuan anaknya, Mia bahkan membuang muka mereka tidak mau melihat apa yang Aza lakukan sedangkan Farel menatap nya dengan mata yang sangat marah
Sissy tersenyum dan membayangkan dirinya berciuman dengan Arkan dulu, sedangkan Nova mengepalkan tangannya, seakan ingin menonjok mereka, Rey tidak tau tau berbuat apa dan hanya menatap mereka
Aza lalu melepaskan ciumannya dan mengusap bibir Haira
"Gak ada yang boleh menyentuh bibirmu, selain bibirku" Ucap Aza
"Aku gak akan mencium siapapun selain dirimu, aku gak akan menikah dengan siapapun kecuali dirimu" Lanjut Aza yang masih mengusap bibir Haira
"YAK RAFIY" Farel berteriak sambil memukul meja didepannya sehingga membuat para pelanggan yang lain menoleh ke arah mereka
Farel menghampiri Aza lalu menamparnya
Plak
Aza memegang pipinya yang kesakitan karna tamparan Farel
Haira prihatin, ingin mengusap pipi Aza tapi ia tidak mungkin melakukannya
Nova lalu menghampiri mereka
"Hei hei, ini pasti salah paham"
"Salah paham bagaimana? Jelas jelas anakku mencium anakmu" Ucap Mia
"Anak? Siapa yang kamu maksud? Dia? Omoo dia sama sekali bukan anakku" Nova menunjuk Haira lalu mengekspresikan gerakan tangan seolah olah membantah perkataan Farel
"Yak, Nova apa yang kamu katakan" Rey menghampiri Nova lalu memegang tangan Nova dengan sangat keras
"Auh, Sakit Rey"
Haira sangat sedih mendengar perkataan Nova, lagi lagi Nova tak mau mengakuinya, Tak terasa air mata pun membahasi pipi gadis itu, Karena sudah tidak tahan, Haira pun mengambil tas nya dan pergi dari sana
"Saya permisi dulu, terimakasih atas makanannya" Haira pergi dengan air mata yang sudah memenuhi pipinya
"Baby, mau kemana?" Aza berusaha mengejar Haira tapi tangannya dicegah oleh Farel
"Mau kemana? Mengejar gadis itu? GAK boleh"
"Dia pacarku Pah"
"Wahh, Masih membahas itu, Kalau memang benar dia pacarmu, Rausin dan nikah dengan Sissy "
"Raus? Papa bercanda, Aku gak akan pernah mutusin Haira" Aza melepaskan Tangan Farel yang mencegahnya dan mengejar Haira
"YAK Aza, Kembali gak? YAK, Dasar Anak Kurang ajar" Teriak Farel dengan amarahnya
***
"Haira? Kamu dimana? Haira?" Aza mencari cari Haira
Aza mencoba menelpon Haira tapi tidak diangkat, apa Haira pulang ke apartemen? Sepertinya tidak mungkin
"Ah, Taman Mentari, dia pasti disana" Aza lalu berlari menuju ke Taman Mentari
Haira pernah bilang kalau ia sedih akan pergi ke Taman Mentari jadi Aza memutuskan untuk kesana
...
"Dimana ya? Luas banget, Gw mulai dari mana ya" Gumam Aza terhadap dirinya sendiri setelah sampai di Taman Mentari
Ia berlari kesana kemari mencari Haira, tak ada tanda tandanya
"Hikss 😭😭, kenapa? Kenapa? Apa aku menyusahkanmu Ma? Hiks 😭 Kenapa dulu kamu gak menggugurkan aku saja hiks 😭" Tangis Haira sambil duduk di tepi Danau yang ada di Taman Mentari
"gak boleh ngomong gitu"
Haira menoleh kebelakang kearah suara itu dan Aza tepat berada dibelakangnya
Haira berdiri menatap Aza dengan matanya yang masih berlinang
"Nangis?" Tanya Aza dengan kedua tangan yang masuk ke saku celananya dengan jarak kurang lebih 1M
"Kenapa Kamu ngomong kyk gitu tadi?" Haira menghapus air matanya
"Kita kan emang beneran pacaran?"
"Tapi apakah harus menciumku di depan semua orang?"
"Aku Cuma.....pengen buktiin pada mereka kalau kamu itu pacarku"
"Hah..lalu liat, apa yang terjadi sekarang? Masih mau bangga?"
"Maaf ya, Kamu pasti sedih dengan ucapan Mama mu, tapi kenapa kamu pura-pura gak mengenalku?" Aza sedikit bingung
"Gimana aku bisa mengiyakan kata katamu? disaat kamu akan dijodohkan dengan adikku? Aku cuma gak mau merusak suasana, Mama sangat bahagia saat berangkat kesana, dia tersenyum lebar, aku senang melihatnya, Mama bahagia, aku juga ikut bahagia, aku belum pernah melihat Mama sebahagia itu, jadi aku gak ingin merusak kebahagiaannya" Haira mulai berkaca kaca lagi
"Tapi..dia merusak kebahagiaanmu, apa itu adil?"
"Adil atau gak, Melihat Mama senyum adalah hal yang paling langka dan aku ingin ia selalu tersenyum"
"Gimana caranya? Dengan menerima perjodohan ini?, Ya kamu bener, dia bakal bahagia, tapi kamu? Aku? Adikmu? Apa kamu gak berpikir tentang itu, semua orang berhak bahagia bukan cuma Mama kamu doang"
"Hiks, aku bingung, aku gak tau harus berbuat apa" Haira menunduk dan memainkan pasir disana dengan kakinya
"Come on" Aza melepaskan kedua tangannya dari saku dan menelentangkan tangannya memberi isyarat tangan seakan mau memeluk Haira
"kenapa?" Haira kembali menatap Aza
"Sini, akan ku peluk kamu sampai hangat"
"Hah.. Aku gak butuh"
"Kamu yakin? Atau harus aku yang kesana?, Ayolah, Come on Baby" Aza masih dengan tangannya yang terlentang berharap Haira datang kepelukannya
Haira mengigit bibirnya ragu, ia ingin menolak tapi hatinya berkata ingin, entah dorongan dari mana, tiba-tiba kakinya perlahan melangkah kemudian ia berjalan perlahan ke arah Aza dan sedikit berlari ketika hampir sampai lalu memeluknya dengan erat
Aza tersenyum dan mengusap usap rambut Haira dan mencium rambutnya saat Haira ada dipelukannya
"Jangan sedih lagi yahh"
***
Aza telah membawa Haira pulang ke Apartemen nya, sebenarnya Haira menolak karena kejadian tadi, tapi lagi lagi seorang Aza Adinata meyakinkan dirinya, jadi akhirnya Haira tetap menginap di Apartemen Aza
Meskipun begitu tapi Haira terlihat sangat murung, ia sangat sedih karena ucapan Nova tadi, tapi ia berusaha tegar, toh ia juga udah sering digituin
***
.
.
.
.
.
.