MAFIA KEJAM DAN GADIS POLOS

Ibu Willy menghubunginya menanyakan kabar putranya.

Willy juga menanyakan keadaan dan kondisi Ibunya pasca serangan jantung yang membuatnya harus di rawat di rumah sakit.

"Aku baik-baik saja bu, kamu harus jaga kesehatanmu dengan baik.

Aku masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Sambungan ponsel terputus, Willy kembali menatap wajah Shella yang masih tertidur pulas dengan luka di wajahnya.

"Katakan lagi Jack, apa yang kamu temukan?".

"Baik Bos, aku sudah mendapatkan informasi semuanya.

Nona Shella di culik oleh sekelompok pria dari rumah pemilik kios dimana Nona bekerja.

Malam itu mereka masuk ke dalam rumah dan membius Nona."

"Tunggu dulu Jack, Kenapa Shella ada di rumah pemilik kios?

Bukan dirumahnya sendiri?".

Willy sedikit curiga.

"Menurut warga setempat, rumah Nona Shella dimasuki sekelompok orang pria berbusana hitam dan merusak Rumah dan seisinya.

Mereka tidak tahu siapa orang tersebut karena mereka kabur tepat saat polisi datang."

Willy diam dan menatap kembali Shella.

"Siapa orang yang berani mengganggumu?" Ucap Shella dalam hati.

"Jack, cari tahu orang-orang itu dan kabari aku."

"Baik Bos."

"Lalu bagaimana bisa dia ada di Taxco? Kenapa dia bisa menjadi wanita penghibur?".

"Nona Shella berhasil lari dari kelompok lintah darat itu dan bertemu dengan Madam Joe.

Madam Joe menjadikannya wanita penghibur karena Nona terlihat cantik di tambah dengan Tuan Edo menginginkan orang baru untuk melayani tamunya."

Willy terlihat kesal karena Shella sebenarnya tidak bersalah.

Dia yang berpikiran pendek yang menganggap Shella sengaja menjual diri untuk kebutuhannya.

Setelah Jack keluar kamar Willy duduk di sofa memperhatikan Shella.

"To...tolong... Tolong..." Shella terlihat gelisah sambil mengatakan minta tolong saat tidur.

Willy berdiri dan berjalan menuju ranjang Shella.

Wanita itu terus mengigau meminta pertolongan.

"Shell, aku disini tidur lah kembali."

"Willy, tolong aku.

Aku mau pulang.

Willyyyyyyy"

Shella terbangun dengan keringat sekujur tubuhnya.

Willy memegang ke dua lengan Shella untuk menenangkan gadis itu.

"Tenanglah, aku ada disini."

Shella menatap mata Willy dengan berkaca-kaca.

Shella ingin melihat sosok Willy yang pernah di temuinya.

"Aku tidak mau menjual diri, Willy." Dengan suara parau ingin menangis.

"Sekarang minum obatmu dan istirahatlah."

"Tidak Willy, aku bukan seperti yang kamu pikirkan."

Shella menggelengkan kepalanya.

"Nanti saja kamu bicarakan.

Sekarang kamu istirahat saja."

"Tidak Shella, aku harus menjelaskannya agar kamu tidak salah paham denganku.

Aku tidak pernah ingin menjual diriku hanya untuk uang.

Aku lebih baik bekerja siang malam mencari uang dari pada harus menjual tubuhku untuk pria yang tidak aku cintai.

Aku juga tidak mengenal Madam Joe."

"Kalau kamu tidak mengenalnya kenapa kamu sampai kepadanya?

"Willly bertanya karena ingin mengetahui apa benar prasangkanya salah.

"Aku memang tidak mengenalnya.

Aku kabur dari lintah darat dan di tabrak oleh Madam Joe.

Saat aku sadar, aku sudah ada di rumah Madam itu.

Aku tidak tahu siapa dia.

Aku tidak mau kembali kesana Willy. Tolong aku Willy..tolong..."

Hiks...hiks...hiks...

Air mata Shella tumpah di pipinya.

Willy merasa iba melihat Shella dan memeluknya.

"Madam Joe, kamu berurusan dengan Willy sandros." Ucap Willy dalam hati.

Shella melepaskan pelukan dari dekapan Willy.

Air mata yang masih membasahi pipinya di hapus begitu saja.

Willy tidak melepaskan tatapannya.

"Willy, aku tidak seperti wanita yang kamu bayangkan.

Aku ingin kembali ke Queretaro.

Bantu aku kembali, aku akan membayar biayanya walaupun aku harus menyicilnya."

Shella terlihat putus asa meminta bantuan Willy.

Dia ingin sekali kembali ke kotanya.

Tapi Willy hanya diam saja tanpa mau menjawab, Shella terlihat kecewa dengan sikap pria yang pernah dibantunya.

Willy meninggalkan Shella yang masih sedih di kamar hotel.

Willy keluar menemui Jack orang kepercayaannya.

"Ada apa Jack?".

"Madam Joe marah karena kita membawa Shella tanpa seizinnya."

"Biarkan saja, kalau dia macam-macam hubungi Tuan Edo.

Kalau tidak bisa Tuan Edo menutup mulutnya maka lakukan secara diam.

Jangan buat kehebohan disini, ini bukan wilayah kita."

"Baik Bos."

Beberapa menit telah berlalu.

Willy memilih tidur di sebelah kamar Shella

Dia saat ini tidak ingin mengganggu istirahat wanita itu.

Willy tahu kalau Shella pasti terguncang karena semua kejadian yang menakutkan.

"Bos, maaf menggangu.

Apa Nona itu akan ikut kita kembali ke Meksiko?".

"Aku belum bisa memikirkannya sekarang tapi yang jelas malam ini jangan biarkan dia pergi lagi dan jangan sampai ada orang yang ingin menculiknya.

Suruh beberapa anak buah berjaga di lorong ini."

"Ok Bos, saya akan melakukannya."

Willy terus berjalan menuju kamarnya.

Willy duduk di sofa sambil memegang ponsel.

Hati Willy terlihat ragu tapi beberapa lama akhirnya Willy menghubungi seseorang.

"Aku ingin bertemu malam ini denganmu."

Setelah mengatakan itu Willy mematikan sambungan ponselnya dan mengambil jaket untuk pergi menemui seseorang yang di hubunginya.

Shella yang di dalam kamar hanya bisa duduk termenung di atas ranjang sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

Dia sambil menangis memikirkan nasibnya yang sangat sulit menjalani hidup setelah kematian orang tuanya.

"Ma, Pa aku tidak sanggup menjalani hidup yang sulit ini.

Kenapa kalian meninggalkanku?", Shella terus menangis mengingat orang tuanya.

Setelah lama menangis gadis itu tertidur kembali dengan posisi meringkuk dan kaki yang di tekuk.

Willy telah sampai di tempat yang di janjikan dengan orang yang di hubunginya.

Willy di temani oleh Jack dan 3 orang anak buah yang sangat handal dalam bela diri dan persenjataan.

"Selamat malam Madam."

"Selamat malam Tuan Willy, senang bertemu denganmu."

"Aku akan ke intinya saja.

Aku tahu kalau Tuan Edo sudah menjelaskan semuanya kepada anda Madam.

Tapi anda tidak mau mendengarkan apa yang sudah Tuan Edo tawarkan."

"Tidak semudah itu Tuan Willy.

Anda tahu kalau wanita itu adalah anak emas saya, maka tidak sebanding dengan tawaran anda."

Willy hanya tersenyum sambil mengambil gelas wine yang ada di hadapannya.

Willy sekilas melirik ke arah Jack.

Orang kepercayaan Willy tahu apa maksud dari lirikan Bosnya.

"Baiklah, kalau Madam tidak mau menerima tawarannya maka saya tidak bisa berbuat apapun."

Willy berdiri dari sofa meninggalkan Madam Joe bersama 5 orang pengawalnya yang bertubuh besar.

Hal ini tidak membuatnya takut sama sekali dengan pengawal yang dibawa oleh wanita yang menjadi Madam untuk wanita penghiburnya.

Willy berjalan berdampingan dengan Jack sambil berbisik.

"Lenyapkan dia malam ini juga".

Hanya dengan anggukan dari Jack itu sudah membuat Willy bisa tenang.

Pria itu kembali ke hotel dan melihat keadaan Shella.

Pintu kamar wanita itu di jaga oleh 2 orang pengawal yang telah di siapkannya demi keamanan gadis itu.

Willy perlahan membuka pintu dan melihat kalau wanita itu sudah tidur dengan posisi yang tidak nyaman.

Willy membetulkan posisi tidur Shella kemudian Willy menghubungi pihak hotel untuk meminta seorang karyawan wanitanya mengganti pakaian Shella.

Willy memastikan semua kondisi Shella baik-baik saja.

Malam yang panjang dan malam penuh darah.

Madam Joe beserta 5 orang pengawal tewas di tempat setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.

Mobil yang ditumpanginya dalam keadaan posisi roda berada di atas.

Satu mobil yang membawa 3 orang pengawalnya terbakar setelah menabrak tiang listrik.

Polisi dan pemadam kebakaran datang untuk berusaha memadamkan apinya.

Semua pengendara menyaksikannya.

Berita mengenai tewasnya Madam Joe sampai ketelinga Willy.

Pria itu tersenyum sambil meminum wine di dalam kamarnya.

"Jangan pernah melawan dan membantah keinginan Willy sandros maka nyawa akan melayang."

Willy mengatakannya sambil melihat hasil video situasi kecelakaan yang dikirimkan oleh anak buahnya.

Setelah merasakan kebahagiaan, Willy memilih tidur.

"Kenapa bajuku bisa berubah seperti ini? Apa yang terjadi semalam? Apa Willy melakukannya?".

Shella terkejut melihat pakaian yang digunakannya semalam sudah berganti dengan pakaian tidur yang tipis.

Shella berprasangka kalau Willy sudah menidurinya.

Ceklek..

Pintu kamar Shella terbuka dan muncul wajah tampan Willy.

"Aaaaaaaaaa. Jangan masuk Willyyyy", mendengar teriakan Shella membuat langkah kaki Willy berhenti tepat saat pintu terbuka.

"Ada apa? Kenapa kamu berteriak?"

"Jangan masuk, aku... aku.... aku..."

"Aku apa? Katakan dengan jelas?".

"Pakaianku." Shella mengatakannya sambil menunduk.

"Kenapa dengan pakaianmu?", Willy juga ikut membelakangi Shella karena Shella memintanya.

"Apa semalam kamu melakukannya denganku?",ucap Shella dengan suara yang sangat kecil.

"Apa yang kamu katakan? Aku tidak dapat mendengarkannya?".

Shella ragu untuk mengatakan yang sebenarnya, tapi Willy terus memintanya untuk mengatakan yang sebenarnya dengan suara keras maka terpaksa mengatakannya juga.

"Apa kamu semalam mengambil kesempatan denganku?".

Willy mendengarnya tersenyum dengan ide kejahilannya.

Willy membalikkan badannya dan menatap wajah Shella.

Pria itu perlahan berjalan ke arah Shella sambil menggodanya.

"Kalau memang aku melakukannya, apa yang akan kamu lakukan?"

Shella tidak percaya apa yang baru di dengarnya.

Dia tidak menyangka kalau Willy tega menodainya.

"Itu tidak mungkin, aku tidak percaya denganmu."Ucap Shella.

"Terserah kalau kamu tidak mempercayainya. Tapi aku sudah melihat semuanya dan merasakannya.

Ternyata punyamu sangat sempit dan membuatku ketagihan."

Shella emosi mendengarnya, wanita itu langsung menyingkirkan selimut dan berdiri di hadapan Willy.

Mereka saling berhadapan hingga saling menempel.

Tatapan Willy bertemu dengan tatapan Shella.

Mereka terlihat saling memancarkan gelombang cinta melalui tatapan matanya.

"Kamu sungguh keterlaluan Willllll, aku sudah menyelamatkan nyawamu tapi kamu.....

Willy langsung menyambar bibir Shella hingga mereka saling berciuman.

Willy mencium bibir wanita itu untuk ke dua kalinya.

Ciuman kali ini sungguh berbeda yang dirasakannya.

Mereka merasakan sesuatu yang mengalir lewat darah hingga sampai ke hati masing-masing.

Willy berusaha melumat bibir Shella dan menggigit bibir bagian bawah wanita itu agar Shella membuka sedikit mulutnya.

Shella seperti terhipnotis dengan sentuhan bibir Willy.

Dengan keyakinan dan perasaannya Shella menutup mata dan membuka mulutnya agar Willy bisa mengabsen satu persatu deretan gigi dan bagian dalam mulut Shella.

Willy dengan senang hati melakukan permainan di daerah bibir.

Suara decapan menghiasi kamar Shella,Willy semakin menarik leher Shella agar ciuman mereka semakin dalam.

She6lla juga larut dalam permainan bibir pria yang ada di hadapannya.

Shella mengalungkan kedua tangannya ke leher Willy.

Mereka sama-sama menikmatinya dengan rasa yang ada di hati.

Perlahan ciuman itu terlepas.

Tangan Shella juga ikut terlepas dari leher Willy.

Pria itu masih memeluk pinggang gadis yang ada di hadapannya agar tetap mereka semakin menempel.

Tatapan mereka saling bertemu.

"Aku....."

Mereka berdua saling mengatakan kata yang sama secara serentak...