EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Serba Dilema
Ceklek...
Derit pintu terbuka, Dion yang sudah berpakaian rapi hendak menuju rumah sakit Binar, tiba-tiba langkah kakinya terhenti akibat teriakan seseorang.
"Pak, tunggu." Bik Ima berteriak memanggil Dion seraya menenteng tas yang cukup besar.
Dion pun langsung menoleh. Dan melihat wajah Bik Ima yang tengah gelisah.
"Ada apa Bik?" tanya Dion.
"Maaf, Pak. Ini saya baru dapat telepon kalau anak saya kecelakaan di luar kota. Jadi saya mau ke sana buat nengokin dia. Kemungkinan saya agak lama di sana. Maaf, jika saya enggak bisa jaga Non Devina dan Disya dulu, Pak."
"Apa !!" pekik Dion.
"Nanti yang jaga anak-anak saya siapa, Bik? Apalagi istri saya juga sedang dinas luar,"
"Maafkan saya sekali lagi, Pak. Kita enggak tahu kalau mendapatkan sebuah musibah. Semua serba dadakan. Anak saya yang kecelakaan juga anak laki satu-satunya. Saya mohon, Bapak bisa mengerti. Dan kalau Bapak ingin mencari pengganti saya, tidak apa-apa. Karena saya juga enggak tahu sampai berapa lama di sana," tutur Bik Ima.
"Baiklah, saya paham Bik. Ini ada ongkos dari saya dan gaji bulan ini segera saya transfer ke rekening bibik setelah ini. Semoga anak bibik cepat sembuh," ucap Dion seraya menyerahkan beberapa lembar uang pada Bik Ima.
"Amin..."
"Terima kasih banyak, Pak. Sampaikan juga salam saya buat Ibu dan si kembar. Saya pamit Pak," ucap Bik Ima seraya berpamitan.
"Hati-hati di jalan Bik," ucap Dion dan Bik Ima menganggukkan kepalanya lalu keluar dari kediaman sang majikan karena taksi online yang ia pesan sudah menjemputnya.
Selepas kepergian Bik Ima, mendadak kepala Dion pusing. Sambil memijat pelipisnya, dia pun duduk di ruang keluarga.
"Apa aku tunggu saja Binar sampai besok pagi? Enggak mungkin aku ninggalin Disya dan Devina di rumah sendirian. Apalagi Disya lagi sakit," gumam Dion lirih.
☘️☘️
Rumah Sakit.
Setelah perdebatan alot dan cukup panjang antara Langit dan Binar mengenai operasi, kini keduanya sudah sama-sama terdiam kurang lebih hampir setengah jam.
"Lang," panggil Binar tiba-tiba.
"Ya, Bin." Langit pun terkejut Binar mengajaknya bicara kembali terlebih dahulu. Sontak ia langsung berdiri mendekat ranjang Binar.
"Apa ada yang sakit?" tanya Langit cemas dengan kondisi Binar.
"Enggak. Aku sudah mendingan kok. Besok pagi juga aku sudah pulang," ucap Binar.
"Suamimu tahu kamu opname di sini?" tanya Langit.
Binar hanya menggelengkan kepalanya dan mimik wajahnya berubah menjadi sedih kala mengingat Dion.
"Kalau kamu enggak bahagia dengan pernikahanmu, lepaskan dia. Kamu berhak bahagia dengan orang lain yang mencintaimu dan kamu bisa mencintainya juga, Bin. Masih ada aku dan Nanda sebagai sahabatmu yang akan selalu bersamamu dalam kondisi apa pun," tutur Langit penuh ketulusan.
"Aku sangat mencintai Devina dan Disya juga Papi mereka, Lang. Dia cinta pertamaku, Lang. Rasanya sangat sulit hilang dari hatiku. Kamu sangat tahu sejak dulu aku berusaha membentengi diriku untuk tidak jatuh cinta pada seorang pria. Terlebih sejak aku tahu penyakitku. Tapi kenapa rasanya sesakit ini, Lang. Saat aku mencintainya tapi dia tidak mencintaiku. Hanya mencintai mendiang Kak Berli. Aku hanya sebatas bayangan Kak Berli saja," ucap Binar lirih dengan sesenggukan.
"Apa perlu aku laporkan dia pada Papamu, Bin?"
"Enggak, Lang. Jangan !!"
"Kamu sangat mengenal watak Papaku. Urusan rumah tanggaku biar aku saja yang menyelesaikan. Jika kamu masih menganggapku sebagai sahabatmu, tolong jangan lakukan itu. Atau aku akan membencimu dan pergi selamanya dari hidupmu!" ancam Binar dengan tatapan serius pada Langit.
Keheningan pun terjadi kembali antara Langit dan Binar di kamar nomor 69.
Tiba-tiba Langit teringat sesuatu hal yang sebenarnya ingin ia tanyakan pada Binar sejak beberapa minggu yang lalu. Namun karena kesibukan masing-masing dan beberapa waktu yang lalu Binar sekeluarga bersama Arjuna dan Bening sedang berlibur ke Lembang dan juga ziarah ke makam Berliana, membuat Langit terlupa akan hal penting ini.
"Bin, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Langit serius.
"Apa Lang?
"Apa kamu tahu sesuatu tentang kehidupan mendiang Kak Berliana? Misalnya apa dia punya musuh atau pernah cekcok dengan seseorang mungkin?" tanya Langit.
Binar pun cukup terkejut mendengar pertanyaan Langit yang tiba-tiba menjurus pada mendiang saudari kembarnya tersebut.
"Setahuku Kak Berli orangnya periang, baik dan suka menolong. Gak pernah curhat ke aku tentang musuhnya atau bertengkar dengan siapa pun. Jika mengenai kehidupan rumah tangganya dahulu bersama suamiku, aku kurang tahu. Apa perlu aku tanya ke suamiku, Lang?"
"Ehm, enggak perlu untuk saat ini."
"Memangnya kenapa kok kamu tumben tanya seperti ini mengenai Kak Berli?" tanya Binar menatap serius pada Langit.
"Apa aku harus sampaikan kabar yang masih tertutup ini pada Binar? Kalau saudari kembarnya kemungkinan besar meninggal bukan murni kecelakaan," batin Langit serba dilema. Sebab ia tak mau kondisi Binar semakin drop karena stres. Tapi Binar juga berhak tahu karena dia kembaran Berliana.
Bersambung...
🍁🍁🍁
BANTU LIKE💋
msh blom puas?
cerdas dan pinter dan tanggap
kan sudah besar ditinggal binar aja umur a 3thn lah sekarng di+ 5 thn kemudian kn sudah besar🙏