NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Karrel menghentikan mobilnya tepat didepan gerbang besar yang menjulang tinggi didepan mereka. Ia pernah mengantar Ara di rumah yang sama itu sekitar sebulan yang lalu.  Ternyata sudah cukup lama ia kenal gadis itu. Pandangannya berpindah pada Ara yang cepat-cepat melepaskan sabuk pengamannya, membuka pintu mobil dan berlari memasuki gerbang pintu rumahnya. Raut wajahnya terlihat begitu senang, ia bahkan tidak berbalik atau pun bilang terimakasih pada pria yang mengantarnya itu.

Karrel mendengus pelan, matanya terus mengikuti kepergian Ara yang makin lama makin menghilang dari pandangannya. Yang benar saja. Pria itu tertawa pelan, apa yang membuat gadis itu sangat senang sampai-sampai mengabaikan orang lain. Beberapa menit kemudian pria itu melajukan mobilnya meninggalkan rumah besar itu. Ia sudah merasa lega karena gadis itu tidak berkeliaran di luar lagi tengah malam begini.                

"PAPA!"

seru Ara senang. Ia berlari ke arah papanya yang sedang duduk di ruang baca, tak jauh dari situ duduk Ravel yang sibuk dengan bacaannya. Sayangnya, ketika gadis itu ingin memeluk pria tua itu tangannya  malah di hempas kasar di tambah lagi dengan fisiknya yang lemah membuat gadis itu tersungkur ke lantai.

Ara menatap papanya kaget, senyuman di wajahnya luntur. Pandangannya berpindah ke Ravel tapi pria itu tampak tidak peduli, ia lebih memilih menyibukan diri dengan sesuatu di tangannya, mungkin naskah buat drama barunya.

"Kamu dari mana?" suara tegas papanya membuatnya sedikit ketakutan. Dulu papanya sangat baik dan suka memanjakannya, tapi sekarang pria tua itu sudah seperti orang asing  yang kapan saja bisa membuatnya ketakutan setengah mati.

"A...aku t..tadi dari rumah temen." jawabnya sedikit tersendat-sendat. Papanya menatapnya tajam.

"Memangnya kau punya teman?" pria tua itu tersenyum meremehkan.

"Anak tidak berguna seperti dirimu itu tidak pantas punya teman, kamu itu lebih pantas hidup sendirian biar tidak menyusahkan orang lain."

ucapan kasar itu menusuk ke gendang telinga Ara, gadis itu ingin menangis tapi mati-matian ditahannya. Ravel sesekali meliriknya dengan ekspresi tak terbaca, setelah itu kembali fokus dengan naskah ditangannya.

"Aku dapat laporan dari sekolahmu." ujar papanya lagi.

"Huh!  Di sekolah saja kau tidak becus." ada nada tidak senang dalam suara pria tua itu. 

"Aku heran kenapa anak tidak berguna sepertimu bisa lahir di keluargaku."

kali ini Ara tidak mampu menahan airmatanya lagi. Meski ia sekuat tenaga menahannya, tetap saja air bening itu jatuh membasahi pipinya tanpa dia minta. Ucapan papanya sangat melukai perasaannya.

"Jangan menangis didepanku, kau tidak pantas menangis. Masuk kamarmu sekarang!" tukas pria tua itu lagi tanpa ada rasa kasihan sedikit pun.

Padahal Ara senang sekali saat tahu papanya ada di rumah, tapi kebahagiaannya berubah setelah semua hal yang tidak ingin di dengarnya keluar dari mulut papa kandungnya sendiri. Sebenci itukah papanya padanya? Sebesar itukah hukuman yang harus ia dapat dari kedua orang yang sangat ia sayangi itu? Lihat sekarang, kakaknya bahkan tidak membelanya atau menghiburnya sedikit pun, membantunya berdiri pun tidak. Padahal tenaganya sudah tidak kuat lagi untuk berdiri sendiri, semuanya sudah terkuras habis. Hatinya terluka. Papa mereka benar-benar melukainya dengan semua perkataan pahit itu, berkali-kali ia mencoba berdiri sendiri tapi tetap tidak bisa, ia membutuhkan bantuan. Papanya yang melihat keadaannya hanya mendengus kasar.

"Dasar tidak becus. Bi Rani!" tukas pria paruh baya itu memanggil bi Rani, salah satu pembantu rumah mereka.

"Ia tuan?"

"Bawa anak ini ke kamarnya!"

Bi Rani mengangguk dan cepat-cepat membantu Ara berdiri, memapahnya sampai ke kamar gadis itu.

Sebenarnya bi Rani ingin sekali menghibur anak majikannya itu tapi  Ara menyuruhnya keluar karena dia lebih ingin sendiri.

Setelah bi Rani keluar, gadis itu cepat-cepat mengambil beberapa butir pil penenangnya di laci meja belajar dan menelannya. Badannya mulai gemetaran, hanya obat itu yang mampu menghilangkan kecemasannya.

Saat merasa mulai tenang, ia kembali terisak. Ia teringat kata-kata pahit yang di ucapkan papanya tadi. Apakah dirinya sungguh-sungguh gadis yang tidak berguna? Kalau memang benar, berarti dirinya tidak dibutuhkan lagi oleh mereka. Berarti, untuk apa dia hidup kalau tidak ada yang membutuhkannya lagi? Tiba-tiba sebuah pikiran terlintas di benaknya, di ambilnya dua botol Alprazolam dari dalam laci meja dan menuangkan semuanya ke tangannya, perlahan-lahan dimasukan pil itu ke mulutnya. Saat dua botol pil itu hampir masuk kedalam mulutnya, tangannya tiba-tiba terhenti seolah ada yang menyadarkannya.

Tidak, tidak. Ia menggeleng kuat menyadari dirinya yang mulai berpikiran tidak karuan. Ia lalu kembali menangis karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.

                                  ***

Besoknya, pagi-pagi sekali Ara sudah berangkat sekolah, ia masih sakit hati dengan ucapan papanya dan tingkah cuek kakaknya semalam. Ia tidak mau melihat mereka pagi ini. Itulah kenapa ia memutuskan berangkat sekolah sebelum mereka bangun.

Mata gadis itu masih sembab akibat menangis semalaman, ia memilih bolos dan sembunyi di rooftop sekolah sampai pulang. Tak ada satu pun teman sekelasnya yang tahu kalau sebenarnya ia ada di sekolah, ia hanya memberi kabar kalau hari ini dirinya absen tidak masuk kelas karena telat bangun.

Di tempat lain, Karrel penasaran kenapa gadis itu tidak ada. di kantin tadi, ia hanya melihat teman-temannya. Bahkan sampai pulang sekolah Ara sama sekali tidak keliatan. Dimana gadis itu? Kenapa ia tidak sekolah? Apa dia sakit? Tidak mungkin, pria itu ingat sekali saat mengantarnya semalam gadis itu masih baik-baik saja bahkan terlihat sangat ceria, pasti ada alasan lain, tapi apa? Telat bangun?

Jam istirahat berakhir dan kelas Karrel tidak ada guru. Pria itu memilih pergi ke rooftop salah satu tempat ternyaman di sekolah yang sering didatanginya saat ingin menyendiri. Jarang sekali yang datang ke tempat itu bahkan mungkin tidak ada, itu sebabnya kenapa dirinya selalu ingin datang ke situ.

Setelah mencapai tempat yang ditujunya mata Karrel menyipit. Pandangannya lurus kedepan sana, ke sudut dinding rooftop pada seseorang yang sedang meringkuk sambil memeluk kedua kakinya dengan kepala dibenamkan diantara kedua lututnya. Ia seperti kenal gadis itu.

"Ara?" gumamnya sangat pelan. Mungkin gadis itu memang Ara, mungkin juga tidak. Ia melangkah pelan mendekati gadis itu dan berhenti tepat didepannya, ingin memastikan.

1
Dinara Syafira Ahmad
Kecewa
Dinara Syafira Ahmad
Buruk
Humay Uum
lanjuuuuttt
Hera
👍🏻
Erni Fitriana
mlipir
Elfam KumalaSari
kerenn , benar2 tdk terlintas dipkiranku ceritanya akan seperti ini thor
mantapp sekali
karyaku: hi kk mampir yuk "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa y
total 1 replies
Anne139
laaanjuuutt thor...
Ratna Rachman
sangat luar biasa.is the best
rin Wulandari
kak izin ya, aku mau dibuat drama sakura🙏
Nurtisya Natra
Luar biasa
Anonymous
aaA
Alvaro
Kecewa
Bebby_Q'noy
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣
Bebby_Q'noy
😂😂😂😂😂😂
Bebby_Q'noy
sudah kuduga
Bebby_Q'noy
🥺😭😭😭
Bebby_Q'noy
🥺😭😭
Bebby_Q'noy
😭😭
Bebby_Q'noy
😭
Bebby_Q'noy
😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!