⚠️Warning⚠️
Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan
Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.
Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.
Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.
Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.
Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.
Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Namun kemudian, betapa terkejutnya kedua pria tampan itu saat melihat Viona turun dari brankar dan berdiri tegak, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya buka suara. "Aku mau nyari Varell."
Penyataan itu membuat Gio dan Dirga tercengang
Apa? Viona ngga mau ketemu sama Ziya dulu, tapi malah pengen ketemu sama Varell? Apa ada yang salah sama otaknya setelah kecelakaan mobil itu? Kenapa Varell dan bukannya Ziya yang jadi orang terpenting di hatinya?
Melihat ekspresi Gio yang kebingungan, Viona terkekeh kecil dan menepuk lengannya. "Kak, tungguin aku di bawah, aku nanti cepet nyusul kalian kok." Setelah mengatakannya, Viona berjalan keluar dari ruang rawatnya dan menuju sebuah lift untuk mengantarkannya ke lantai tiga, di mana ruang rawat Varell berada.
**
Seperti seorang pencuri, Viona berjalan mengendap-endap dengan menempel di dinding hendak menyelinap masuk ke ruang rawat Varell, ia bersembunyi di balik sudut dan mengintip situasi di depan ruang rawat Varell. Seperti yang telah ia pikirkan, langkah-langkah keamanan untuk keluarga kaya itu sangat ketat
Ada sekelompok bodyguard berpakaian hitam berdiri di depan ruang rawat VIP Varell. Dua asisten pribadi berdiri di depan pintu.
Dua asisten pribadi itu adalah Ethan Edwardo dan Aldy Fathanio. Aldy selalu wajah yang ramah, tidak seperti Ethan yang pendiam. Namun, meskipun Aldy terlihat lebih ramah padanya, Viona yakin Aldy bisa kapan saja mencabut pisau untuk membunuhnya karena telah mengusik kehidupan tuan mudanya, yaitu Varell.
Di kehidupan sebelumnya, Viona tidak memiliki kesan yang baik pada siapa pun yang ada di sekitar Varell dan kemudian asisten pribadi Varell tidak terkecuali.
Viona merasa ragu untuk mendekati ke dua asisten itu. Namun, Ethan dan Aldy telah memperhatikan sebuah kepala kecil yang terlihat menyembul keluar dari balik dinding.
Lantas, Aldy menyenggol lengan Ethan. "Bukannya dia itu putri keluarga Anandra?."
"Udahlah, biarin aja dia! Palingan pengen bikin gara-gara sama tuan muda." Jawab Ethan sembari mengernyit jijik.
Tuan muda mereka adalah orang yang luar biasa dan superior. Namun dia hidupnya lebih sering menderita ketika dekat dengan Viona. Dokter mengatakan bahwa kaki Varell terluka parah dan jika tidak dirawat dengan benar, dia mungkin tidak akan bisa menggunakan kakinya sepanjang sisa hidupnya.
Pikiran itu membuat mata Ethan berkaca-kaca. Jika saja Tuan mudanya tidak terobsesi dengan Viona, ia pasti sudah membunuh Viona.
Sementara itu, Viona mencoba menyakinkan dirinya hingga kemudian dia berjalan mendekati Ethan dan Aldy. "Apa Varell ada di dalem? Gue mau ketemu sama dia."
Ethan berpindah tempat dan mengabaikan Viona, berbeda dengan Aldy yang tersenyum sebelum akhirnya buka suara. "Maaf, Nona Viona. Tapi, tuan muda lagi istirahat. Ada hal lain yang bisa kami bantu?."
"Gue mau ngomong penting sama dia, kalian bolehin gue masuk, kan?." Tanya Viona, ia merasa bersalah karena telah mengakibatkan kesulitan yang tengah Varell alami saat ini. Viona ingin meminta maaf dan mengakui bahwa dirinya telah melakukan kesalahan yang sangat buruk.
"Tapi, sayangnya... Tuan muda sedang tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Nona bisa pergi sekarang." Entah mengapa, nada bicara Aldy tiba-tiba berubah dingin dari yang sebelumnya, seakan menunjukkan bahwa mereka tidak menyukai kehadiran Viona.
Viona menghela nafasnya dan tidak memaksakan masalah itu. "Ya udah, besok gue dateng lagi." Katanya sebelum akhirnya berbalik dan pergi.
Saat melihat Viona pergi begitu saja, Aldy mengernyitkan dahinya dan berjalan mendekati Ethan yang tadinya menjauh ke sisi lain, terlihat sedang mengobrol dengan bodyguard yang lain untuk menghindari Viona.
"Bro, menurut lo ada yang beda ngga dari Nona Viona?."
"Gue ngga tau dan ngga mau tau! Kita semua ngga tau dia punya rencana apa sebenarnya." Jawab Ethan dingin, ia tidak ingin membiarkan Viona masuk untuk menemui Varell.
Beberapa saat kemudian, setelah kepergian Viona, Ethan akhirnya masuk untuk memberitahu Varell. Pria itu masuk ke dalam ruang rawat Varell dan melihat seorang pria muda berkemeja hitam tengah duduk dengan tenang di kursi rodanya di dekat jendela.
Meski pun dalam keadaan seperti itu, pria muda itu tetap memancarkan auranya yang anggun dan penyendiri dengan wajahnya yang sangat tampan menunjukan aura yang menakutkan. Pria muda itu tengah menundukkan pandangannya yang seperti burung Phoenix, menatap keluar jendela dan tenggelam dalam pikirannya.
Ethan mendekatinya dan melihat sebuah mobil bermerek Maserati GT terparkir di lantai bawah bersama dengan Gio yang sedang memasukan tas Viona ke dalam mobil.
Di bawah sana juga terlihat ketika Viona sedang mengatakan sesuatu yang lucu pada Dirga yang kemudian wajah cantik gadis itu berseri-seri karena tersenyum. Pandangan Varell terpikat oleh senyum cerah dan menawan gadis itu, membuat bibir Varell sendiri sedikit melengkung, seakan ikut tersenyum. Lengkungan kecil ini tampaknya mencairkan es di hatinya dan menghilangkan kesuraman nya, membuat sosok Varell tampak lebih lembut dan lebih ramah.
Diam-diam Ethan merasa ragu, ia tidak ingin merusak momen bahagia yang sedang Tuan mudanya itu rasakan saat ini. Jadi, Ethan menunggu sampai mobil milik Dirga itu pergi sebelum akhirnya buka suara.
"Tuan muda, Nona Viona sempat datang kemari sebelum pulang."
Mendengar hal itu, raut wajah Varell sedikit berubah. "Apa yang di mau?."
"Dia hanya bilang ingin bertemu dengan Anda, Tuan muda. Dan punya sesuatu untuk di bicarakan bersama anda." Jawab Ethan sebelum akhirnya mengambil langkah mundur.
Tatapan mata Varell berubah dingin dan berbahaya saat mendengar nama Viona di sebut.
Varell tahu Viona datang hanya untuk membicarakan pembatalan pernikahan mereka. Pria muda itu mengepalkan jari-jarinya yang panjang di sandaran tangan kursi roda, membuat buku-buku jarinya memutih. Dalam keadaan apa pun Varell tidak akan mengizinkan Viona menikah dengan orang lain.
Karena Viona adalah miliknya.
***
Dirga mengantarkan Viona kembali ke rumah mereka, mansion keluarga Algara— keluarga kaya yang terkenal di kota Jakarta.
Melihat gerbang dan Mansion yang berdiri megah yang sudah familiar baginya, hati Viona dipenuhi dengan berbagai emosi.
Viona telah kehilangan tanah milik keluarga yang dulu atas namanya karena ulah tangannya sendiri, tetapi sekarang... gadis itu telah memiliki kesempatan untuk kembali dan merubah semua yang sudah ia rusak.
Saat keluar dari mobil, seorang kepala pelayan pria bernama Mang Biman datang untuk membukakan pintu mobil dan membawakan barang-barang Viona yang di bawa untuk menginap, masuk ke dalam.
Viona tersenyum saat melihat Mang Biman membukakan pintu mobil untuknya. "Mang, makasih ya."
Sama dengan yang lainnya, rupanya Biman juga terkejut dengan perubahan sikap Viona, Nona majikannya itu biasa bersikap sombong dan semaunya sendiri, tetapi sekarang justru kebalikannya.
Viona dulu memang gadis yang baik, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, dia menjadi suka membantah dan pemarah, bahkan tidak pernah bersikap baik pada pelayan, kecuali pada seseorang yang padahal orang itu juga merupakan pelayan di mansion ini.
Biman bersyukur bahwa Nona majikannya sudah kembali ke sifatnya yang dulu.
"Ya, Non. Saya seneng bisa nglayanin non."
Karena Dirga sedang memiliki banyak urusan di perusahaannya. Jadi, dia memerintahkan staf rumah untuk menjaga Viona dengan baik sebelum akhirnya pergi.
Sementara Gio, kakak kedua Viona, memegangi tangan Viona dan menuntunnya masuk ke dalam rumah.
"Dek, mobil papa ngga ada... itu artinya papa belum pulang. Jadi, kamu bisa istirahat dulu di atas. Ngga usah khawatir, kakak yang akan ngurus apa pun yang kamu mau." Kata Gio.
"Kak Gio, bukannya kakak lagi nyiapin diri buat kompetisi audisi? Mendiang kakak balik aja ke kantor. Aku baik-baik aja kok."
Gio saat ini bekerja di sebuah perusahaan hiburan sebagai artis baru. Dia akan mengikuti kompetisi audisi bersama dua anggota lainnya dan mereka di harapkan untuk menonjol dan resmi debut sebagai sebuah grup. Setelah itu, mereka akan menjadi idola populer.
"Di bandingin sama kamu, persaingan itu ngga ada artinya, dek." Jawab Gio, wajahnya yang halus tampan memperlihatkan sedikit kesan memanjakan saat dia tersenyum pada Diana.
Sedangkan ayah mereka— Arga Radja Algara sedang pergi untuk meminta maaf kepada keluarga Varell dan belum pulang sampai sekarang. Gio takut ketika ayahnya pulang, dia akan menyalahkan Viona, adik kecil kesayangannya.
Bagaimana pun, Viona telah melakukan kesalahan yang besar yang tidak hanya membuat dia sendiri terluka, tetapi juga membuat Varell menderita cidera kaki yang parah.
Keluarga Varell yaitu keluarga Bramasta hanya memilih satu ahli waris.
Viona tahu apa yang sedang di khawatirkan oleh kakaknya dan kemudian diam, tidak jadi memaksa kakaknya pergi.
"Ya udah, aku naik ke atas dan mau beresin barang-barang ku yang kotor." Kata Viona sembari naik ke lantai dua dan berjalan menuju kamarnya.
Viona menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan mendorong pintu hingga terbuka. Begitu ia membuka pintu, terlihat lebih banyak poster Leo Adiastha yang provokatif, mantan pacar Viona yang menarik perhatiannya. Poster memperlihatkan Leo yang sedang memegang mikrofon, berpura-pura terlihat tenang. Payet berkilauan di tubuhnya, ekspresi berminyak di wajahnya, seringai palsu... membuat perut Viona bergejolak.
Selain poster itu, dinding kamarnya juga di penuhi dengan banyak foto lain, semuanya foto Leo dalam berbagai pose. Foto ketika lelaki itu ada di jalan, di klub, dari belakang, dari depan, dari samping, bahkan satu foto ketika Viona masuk ke dalam kamar mandi Leo, semua foto itu di ambil oleh Viona yang menahan orang lain menatapnya seperti dia gila.
Viona menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, sementara kepalanya terasa berdenyut-denyut. Viona teringat ketika pertama kali dirinya membawa foto-foto itu kembali ke kamarnya, Ayahnya begitu marah hingga hampir serangan jantung. Arga mengejar Viona agar bisa memarahinya karena marah hingga akhir Gio dan Rasya menghalangi ayah mereka, mencegah memarahi adik mereka.
Viona melipat lengan bajunya dan mulai mencopot foto-foto itu dari dinding. Jika saat Viona punya sekop sekarang, dia bisa mengubur seluruh ruangannya ini.
Saat Viona hendak membersihkan kamarnya, terdengar suara berisik dari luar kamarnya.
"Nona Viona? Apa yang sedang anda lakukan?."
Viona berbalik dan melihat Ida ayu ketua pelayan wanita yang telah merawat Viona dari kecil.
"Bik, cepat cari orang buat bantu aku beresin foto-foto ini!."
"Membereskan foto-foto ini, Non? Tapi kenapa?." Tanya Ida terlihat cemas, mengingat Viona begitu terobsesi dengan Leo dan khawatir jika Viona melakukan sesuatu yang akan membuat Tuan besar mereka marah.
"Iya, Bik. Setelah itu bakar semua foto-foto ini!."
"Membakar semua ini?." Ida tertegun, tetapi dia langsung mengangguk kegirangan. "B-baik, Nona."
Meskipun Ida tidak tahu mengapa Viona bertingkah aneh, lebih baik ia segera membakar foto-foto itu seperti yang telah diperintahkan. Ia segera memanggil pelayan yang lain untuk datang ke kamar Viona dan membantu mengurus foto-foto itu. Saat hampir selesai, Viona jatuh ke lantai, dia kelelahan!
Gadis itu terduduk lemas di lantai dan menoleh ke arah cermin di sebelahnya, menatap rambutnya yang berantakan dan riasannya yang tidak pantas di cermin. Matanya sedikit berkedut. Di kehidupan sebelumnya, Ia telah dihasut oleh Ziya Anggun Keinara untuk terus-menerus mengubah penampilannya, tidak mengenakan pakaian atau gaun yang pantas, dan akhirnya tampak seperti gadis rocker.
Sekarang, setelah menghapus foto-foto itu di kamarnya, Viona harus membersihkan dirinya dan mengubah penampilannya menjadi gadis yang baik.
Setelah Ida menyiapkan pakaian untuk Viona, gadis itu langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Ia ingin menghapus kesan buruk orang-orang pada dirinya.
Katakan selamat tinggal pada masa lalu yang absurd!