NovelToon NovelToon
Hot Duda Terpikat Penulis Nakal

Hot Duda Terpikat Penulis Nakal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Enemy to Lovers
Popularitas:98.5k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Selena kira hidupnya akan tenang setelah menyewa apartemen sendiri dan pergi dari rumah orang tuanya yang terus melarangnya menulis novel dewasa, tapi ternyata tidak. Dia justru diganggu oleh komentar negatif secara terus menerus di karyanya. Merasa jengkel, Selena melacak keberadaan pemilik komentar negatif itu dan ternyata berada di sebuah perusahaan film.
Selena berpura-pura menjadi cleaning service dan bekerja di perusahaan itu. Dia curiga pada Regan, CEO di perusahaan itu. Berniat mengganggu Regan tapi dia justru yang merasa kesal dengan tingkah Regan yang sangat menyebalkan.

Apakah memang Regan yang menulis komentar negatif di novel Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

"Ada apa?" Regan menahan lengan Selena yang akan keluar dari unit apartemennya.

Selena hanya menggelengkan kepalanya dan melepas tangan Regan. "Aku mau balik."

"Lena! Tunggu!" Regan masih menahan tangan Selena. Dia menatap wajah Selena yang terlihat sangat kesal dengan pipi kirinya yang terlihat memerah di kulit putihnya.

"Regan, sudah biarkan saja dia pergi," kata Rosa yang baru saja muncul.

"Mama kenapa ke sini? Aku sudah bilang, jangan campuri hidupku lagi." Regan masih saja menahan tangan Selena meskipun Selena terus berusaha melepas genggaman tangan itu.

"Untung Mama ke sini, kalau tidak unit apartemen kamu sudah terbakar. Mulai sekarang jangan biarkan dia masuk seenaknya. Kalau dia mencuri bagaimana. Dia juga tidak punya sopan santun sama sekali sama Mama."

"Mama!" bentak Regan. Mamanya sudah sangat keterlaluan.

"Lepasin!" teriak Selena sambil menarik tangannya dengan keras. "Jangan ikuti aku! Urus saja mama Pak Regan!" Kemudian dia pergi meninggalkan Regan tanpa peduli dengan panggilan Regan lagi.

"Mama mengapa berkata sepert itu, Selena bukan wanita seperti yang Mama kira." Regan masuk ke dalam unit apartemennya dan melihat kondisi dapurnya yang memang berantakan.

"Kamu lihat kan? Dia tidak bisa apa-apa dan hanya bisa mengacau. Unit ini hampir saja kebakaran. Lain kali jangan biarkan dia masuk ke sini dan ganti kode pintu kamu."

Regan memegang ujung meja dapur sambil menatap ayam yang masih setengah jadi itu. Dia tahu niat baik Selena. Pasti Selena ingin memasak untuknya tapi kemudian mamanya datang. "Kenapa Mama menampar Selena?"

"Karena dia tidak sopan."

Regan membuang napas kasar. "Selena tidak mungkin berkata kasar kalau Mama tidak memulainya. Ma, aku sudah 35 tahun, Mama tidak perlu mengaturku lagi."

"Regan, Mama ke sini untuk mengajak kamu ke rumah Nadia. Kita harus segera menentukan hari pernikahan kamu dengan orang tua Nadia."

"Aku akan menikahi Selena." Regan mengambil apron dan memakainya. Dia akan melanjutkan masakan Selena.

"Apa? Kamu akan menikahi wanita itu. Regan, dia pasti hanya akan menyusahkan kamu. Dia tidak bisa apa-apa, bahkan keluarganya saja tidak jelas seperti apa."

Regan hanya tersenyum miring sambil mengiris sayuran untuk merapikan hasil irisan Selena. "Aku memang mencari wanita yang terus membutuhkanku karena dengan begitu aku merasa bisa membahagiakannya. Jika Selena memang menginginkan uangku juga tidak apa-apa. Aku bekerja memang untuk menyenangkan orang yang aku cintai. Nanti setelah mengumumkan hubunganku dan Selena, aku akan menemui kedua orang tuanya untuk membicarakan hari pernikahan kita."

"Regan, Mama tidak akan membiarkan hal itu terjadi." Rosa keluar dari unit apartemen Regan dengan kesal.

...***...

Selena menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Perkataan Rosa masih terngiang di telinganya. Dia sangat kesal dan rasanya ingin sekali membalas tamparan itu. "Bisa-bisanya si duda punya mama kayak nenek lampir begitu. Udah tua, seharusnya sadar diri, ini malah semakin menjadi."

Kemudian Selena mengusap pelan pipinya. "Tamparannya keras banget. Rasanya ingin sekali aku balas dua kali lipat tapi dia mamanya si duda. Menyebalkan! Lihat saja, nanti kalau dia tahu aku anaknya Papa Shaka, pasti kamu akan tertampar fakta dan rasanya pasti lebih menyakitkan."

Selena mengambil guling dan memeluknya. "Aku jadi tahu rasanya punya calon mertua jahat. Jadi aku bisa menuangkan perasaan itu dalam ceritaku nanti. Oke, hitung-hitung riset."

Beberapa saat kemudian, Selena dikejutkan dengan pintu kamarnya yang terbuka. Dia menoleh dan menatap Regan yang masuk ke dalam kamarnya. Hanya sesaat, kemudian dia membuang muka.

"Ngapain ke sini? Temani mama Pak Regan saja sana."

Regan tetap mendekat dan duduk di dekat Selena yang memunggunginya. "Masakannya sudah jadi. Ayo, makan bareng."

Selena tak menjawabnya, bahkan dia tidak menoleh sedikitpun.

"Baby, ayo!" Regan naik ke atas ranjang dan memeluk Selena dari belakang.

Selena terkejut merasakan pelukan itu. "Pak Regan! Turun!"

Regan justru mengeratkan pelukannya. "Maafkan aku, tidak bisa membela kamu waktu Mama marah sama kamu. Sekarang, kamu pasti juga ragu untuk melanjutkan hubungan kita ke tahap yang serius karena nantinya mamaku yang jahat akan menjadi mertua kamu. Tapi aku akan berusaha agar mama tidak mengganggu kamu lagi dan aku juga tidak akan melepaskan kamu."

"Jika disuruh memilih antara aku dan mama, Pak Regan pilih siapa?"

Regan terdiam beberapa saat. Satu tangannya kembali menggenggam tangan Selena dan semakin mendekapnya. "Mama yang sudah melahirkanku, meskipun aku selalu melawan Mama, aku tidak bisa meninggalkannya. Begitupun dengan kamu, aku pasti akan melindungi kamu. Aku yang sudah memilih kamu dan aku yang akan menjaga kamu seumur hidupku. Jangan dengarkan omongan Mama, karena yang menentukan semua adalah aku."

"Aku kesal saja karena selama ini tidak ada yang merendahkanku seperti itu."

"Iya, maaf ya. Aku berharap, Mama akan segera berubah."

Suara lembut Regan membuat Selena memutar tubuhnya. "Maaf, aku acak-acak dapur. Niatnya mau belajar masak."

"Tidak apa-apa, sudah aku bereskan. Masakan kamu juga sudah matang. Ayo makan. Semuanya aku bawa ke sini."

Selena justru menyugar rambut lurus Regan sambil mendongak menatapnya. "Terkadang aku masih tidak menyangka bisa dekat dengan Pak Regan."

"Iya, aku juga tidak menyangka bisa terpikat penulis nakal kayak kamu." Regan mencubit kecil hidung Selena. "Kamu benar-benar memberi warna baru dalam hidupku yang abu-abu."

Selena hanya tersenyum lalu melepas tangannya dari rambut Regan. "Kita makan dulu."

Regan menahan tangan Selena yang akan beranjak dari ranjang. Dia semakin mendekap Selena dan mendekatkan wajahnya.

Jantung Selena berdetak tak karuan saat merasakan bibir itu menempel bibirnya. Tidak seperti sebelumnya yang tanpa rasa. Kali ini terasa hangat dan basah menyapu lembut bibirnya. Perlahan indera pengecap itu mencari celah untuk bertemu dengan hangatnya salivanya.

Regan semakin mengeratkan pelukannya saat merasakan balasan halus dari Selena. Sudah lama sekali dia tidak merasakan ciuman hangat itu. Baru beberapa detik merasakannya, ada sesuatu dalam dirinya yang terasa panas. Dia semakin menghimpit tubuh Selena. Tanpa sadar ciuman itu semakin liar.

Tersadar saat ponsel Selena berbunyi dengan keras. Regan menghentikan pagutannya dan menarik napas panjang. Dia mengusap bibir Selena yang basah dan memerah karena ulahnya. Satu tangannya kini meraih ponsel Selena di atas nakas. Dia melihat siapa yang memanggil. "Mama kamu, video call."

"Mama?" Selena mendorong tubuh Regan agar turun dari ranjang.

"Aku tunggu di meja makan saja." Regan keluar dari kamar Selena dan menutup.pintu kamar itu.

Selena menghela napas panjang. Dia mengusap bibirnya lalu mengangkat panggilan video itu.

"Elen, kamu sedang ngapain? Lama sekali angkatnya. Mama tahu, Regan baru saja masuk apartemen kamu kan?"

"Mama, bisa gak sih berhenti memata-mataiku. Sekarang aku sudah ada yang jaga."

"Elen! Papa justru akan menambah anak buah untuk memata-matai kamu karena Regan lebih bahaya dari siapapun." Tiba-tiba saja papanya juga muncul di layar panggilan video.

"Aduh, Papa marah." Selena mematikan segera panggilan video itu karena tidak ingin mendengar ceramah papanya. "Firasat Papa pada anak perempuannya memang tidak pernah meleset. Maaf ya, Papa. Elen kali ini nakal. Hanya sedikit kok."

Kemudian Selena tersenyum kecil sambil menyentuh bibirnya. "Hot sekali."

💞💞💞

😄😄😄

1
jaran goyang
ɴᴇxᴛ
Salim S
lanjuut
Kim nara
Aih ga sabar pengen liat regan junior
Uba Muhammad Al-varo
modusnya Regan bisa bener, kalau habis bercinta ada ide, padahal itu mah akal' annya Regan
tina
lanjut kak
mars
bukanya lt 13 ya ko jdi 12
Risma Waty
Memang gituan bisa dapat ide, Regan? bukannya malah ambyar.. 😀
mars
ha ha ha kocak beneran,papa shaka the best,justru pernah nakal makanya g mau anaknya jdi korban🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mang tri
Bahagia selalu regan selena 😍
mars
sumpah keren bgt,serem lo beneran kaum mereka,
mars
Luar biasa
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣ᴋᴇʀᴇɴ
tina
lanjut kak
Uba Muhammad Al-varo
karena kelamaan menduda, sekali hentakan Regan langsung membobol gawang Serena
+44
mwehehehehehe 🌚🌚🌚
Risma Waty
Selena... Selena.... 😀
Rini
gollllll
Risma Waty
Wow, Selena yang ngajakin belah duren....
Nandi Ni
gimana mo lakuin sekarang,yg ada dijeda fulu ma othornya hemmmm..!
fb/Ig: Puput Alfi: wkwkwk.
total 1 replies
Uba Muhammad Al-varo
hadeuh nunggu pengantin yang mau MP ketunda lagi ini mah,masih nunggu update nya kembali 🙏💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!