Sekuel Touch Me, Hubby
🍁🍁
Perjodohan karena hutang budi, membuat Sherinda Agastya, gadis cantik dan sedikit ceroboh itu terpaksa menerima pernikahan yang tidak dia inginkan sama sekali. Parahnya lagi orang yang dijodohkan dengannya merupakan kakak kelasnya sendiri.
Lantas, bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Sedangkan Arghani Natakara Bagaskara yang merupakan ketua Osis di sekolahnya tersebut sudah memiliki kekasih.
Bagaimana lanjutan kisah mereka? Baca yuk!
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tukang Selingkuh
Bab. 13
"Pelan-pelan aja makannya, Rind. Siapa juga yang mau minta," ingat Felisha pada sahabatnya tersebut.
Rinda hanya melirik sekilas ke arah Felisha. Gadis itu kemudian memilih untuk kembali menikmati makanannya, tanpa mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh Felisha. Sebab, perutnya benar-benar sangat lapar.
Kalau saja tadi ibu tidak ceramah, atau paling tidak itu ceramahnya setelah dirinya sarapan, mungkin Rinda tidak akan selapar ini. Di tambah lagi mendapat hukuman dari guru killer yang menyebalkan.
"Lo nggak liat, gue tadi habis dikerjain habis-habisan sama itu guru?" sewot Rinda. Lalu kembali menghabiskan makanannya hingga tanpa sisa. Baru kemudian menyeruput teh manisnya.
"Itu mah bukan dikerjain namanya, Rinda. Emang lo nya aja yang nggak fokus sama pelajarannya itu orang. Udah gue ingetin kan tadi. Ngeyel sih, lo!"
Tentu saja Felisha tidak mau serta merta disalahkan begitu saja oleh Rinda. Karena memang itu bukan kesalahan dirinya.
"Udah, ah. Nggak usah dibahas. Bikin mood gue jelek aja. Ntar lama-lama kalau dia ngeselin, bakalan gue kawinin beneran!" kesal Rinda pada guru yang baru masuk beberapa bulan di SMA Dahlia tersebut.
"Eeehh ... mulutnya!"
Felisha yang sangat gemas sekali dengan ucapan sahabatnya pun tidak kuasa menahan tangannya, untuk tidak meremas mulut Rinda yang lemes banget kalau bicara.
"Bisa-bisa lo bikin salah paham seisi sekolah, Rinda Sayang!" ingat Felisha sembari menoleh ke arah sekitar mereka. Di mana ada beberapa siswa yang berada di kantin tersebut saling berbisik dengan tatapan yang mengarah ke arah Rinda, tentunya.
"Bodo amat. Orang mulut-mulut mereka sendiri. Biarin aja udah, Fel. Kenapa lo yang pusing sih?" sahut Rinda sembari mengusap perutnya yang terasa kenyang. "Lagian nih, ya. Siapa juga yang nolak kalau dikawinin sama itu guru kan. Udah dewasa, mapan, ganteng, kejam, tapi yang penting dia nggak tukang selingkuh," lanjut Rinda lagi.
Sengaja memang berkata seperti itu, di saat tanpa sadar mengedarkan pandangan ke arah sisi kanan kantin, lagi dan lagi melihat sosok yang begitu menyebalkan.
Felisha merasa ada yang aneh dengan pembahasan Rinda dari pagi tadi. Biasanya gadis itu tidak pernah membahas perihal asmara orang lain. Tetapi kenapa Felisha merasa Rinda sedang membicarakan seseorang.
"Rind," panggil Felisha tanpa mengalihkan tatapannya dari Rinda.
"Hmm," sahut Rinda yang hanya berdehem.
Jika bertanya siapa orang yang paling nyebelin di dunia ini, sudah pasti Felisha akan menjawab kalau orang yang ada di hadapannya saat ini.
"Iihh ... dipanggil juga malah asik buka komik! Ngeselin banget jadi anak!"
Bukannya merasa bersalah, Rinda justru semakin terkekeh ketika melihat wajah Felisha yang sudah dilipet.
"Hehehe ... lo jelek banget, sumpah!" ejek Rinda yang malah membuat Felisha semakin geram kepadanya.
"Cialan, lo!" sentak Felisha yang tidak terima dengan olokan Rinda barusan.
Rinda sibuk membujuk Felisha agar tidak ngambek lagi, sedangkan di sisi lain terlihat seorang cowok yang tengah menatap ke arah Rinda dengan tatapan datar nya.
"Selalu bikin onar," komentar cowok itu tanpa sadar. Membuat temannya yang berada di depannya pun menatap bingung.
"Hah? Siapa?" tanya temannya menatap penasaran ke arah cowok yang tidak lain ialah Ghani.
"Orang," jawab Ghani singkat.
Tentu saja, jawaban singkat itu tidak cukup untuk memuaskaan rasa penasaran Dimas.
"Ya elah, Bro! Tau gue, kalau yang bikin masalah di sekolah ini jelas orang. Tapi namanya itu loh, siapa? Nggak jelas banget deh jadi orang!" sungut Dimas.
Ghani sendiri tidak ambil pusing dan repot-repot memberitahu siapa yang dia maksud. Cowok itu memilih untuk segera menghabiskan makanannya. Karena sebentar lagi akan ada rapat osis.
"Berisik! Buruan habisin atau gue tinggal!"
Itu bukan pertanyaan, melainkan perintah.
"Iya, iya ... Tuan Muda Bagaskara," sahut Dimas menahan geram. Namun tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh Ghani.
Sedangkan Adit sedari tadi menahan senyum dan memilih aman saja. Daripada dirinya terkena amukan sang ketua osis yang sepertinya sedang datang bulan. Sebab, tidak biasanya Ghani mengomentari orang di luar tugasnya.