NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

"Ara."

Panggilan itu membuat mereka semua sama-sama menoleh kebelakang. Ara membelalak, tangannya terangkat menutupi mulutnya. Bintang? Ngapain disini? Apa dia mau beli makan? Atau jangan-jangan kakak kelasnya itu kenal dengan para penghuni Cafe ini lagi. Gadis itu berdeham, ia harus hati-hati, jangan sampai ia ketahuan berbohong. Cukup lama mereka semua diam sampai suara Bintang terdengar dan perkataannya membuat Ara ingin sekali kabur sekarang juga dari tempat itu.

Ternyata Bintang adalah sepupu Kevan. Jarak umur mereka terpaut lima tahun. Umur Kevan sekarang dua puluh tiga tahun dan telah lulus dari Universitas Oxford. Ia juga punya bisnis sendiri yang dihasilkan dengan uangnya. Cafe ini contohnya.

"Ngapain kamu disini malam-malam gini?" tanya Bintang pada Ara sambil melirik jam tangannya. Ia cukup kaget melihat gadis itu di cafe sepupunya tengah malam begini.

"Kamu kenal dia?" tanya Kevan sebelum Ara menjawab. Bintang mengangguk. Ara ingin berusaha secepat mungkin memotong perkataan pria itu tapi terlambat lagi.

"Dia adik kelas aku."

Gadis itu hanya bisa menarik nafas panjang dan mendesah pasrah.

Di sisi lain, jawaban Bintang berhasil membuat Kevan terbelalak. Ia melirik Ara yang sekarang menunduk. 

"Benarkan firasatku, gadis ini jelas-jelas pembohong, kamu saja yang terlalu cepat percaya orang." tukas Lily menatap Ara sinis.

Pandangan Kevan menatap berkeliling. Banyak pekerja di cafe itu yang sedang memperhatikan mereka. Ia lalu memberi isyarat ke Bintang dengan matanya untuk berpindah tempat. Bintang mengangguk tak lupa meraih tangan Ara membawanya mengikuti langkah Kevan, Ara ikut-ikut saja karena otaknya sudah tidak bisa memikirkan ide lain lagi.

Lily juga ingin ikut masuk ke ruang pribadi Kevan tapi lelaki itu menghentikannya didepan pintu. Pastinya gadis itu jadi kesal abis, dia kan juga mau melabrak sih pembohong itu.

                                  ***

Bintang

ke Cafe Kevan sekarang. Ara bersamaku, kayaknya dia kabur dari rumah.

Karrel membaca isi pesan Bintang dan berpikir sebentar. Setelah benar-benar paham, ia cepat-cepat bangkit dari kasurnya menyambar kunci mobilnya dan bergegas keluar. Ada perasaan khawatir di hatinya. Kenapa lagi gadis itu, kenapa kabur dari rumah. Tak sampai lima belas menit mobilnya sudah terparkir didepan cafe Kevan.

Pria itu melewati beberapa pekerja cafe, berjalan menuju ruangan Kevan dan mendorong pintu ruangan itu dengan kasar membuat semua makhluk di dalam ruangan menatap ke arahnya. Ara langsung melemparkan wajah dongkolnya ke Bintang ketika melihat Karrel yang tiba-tiba muncul dan sekarang sedang berjalan ke arahnya. Siapa lagi coba yang beritahu pria itu kalau bukan dia. Gadis itu merutuki kesialannya hari ini.

"Jadi semua ucapan kamu tadi bohong?" Kevan angkat suara. Ia sedikit sebal karena merasa dibodohi.

Ara tersenyum lebar menatap pria itu. Karrel sudah berdiri disampingnya. Ia menatap gadis itu sebentar, setelah memastikan keadaannya baik-baik saja, pria itu menatap melirik Kevan.

"Dia ngomong apa?" tanyanya ingin tahu.

Kevan menatap pria itu dan Ara bergantian.

"Katanya dia di usir sama mama tirinya. Dia juga berbohong tentang umurnya." ujarnya dongkol.

Karrel dan Bintang tertawa. Bisa-bisanya seorang Kevan tertipu dengan wajah polos Ara. Karrel kembali menghadap Ara menatap ke bawah, sebelah tangannya mengangkat dagu gadis itu supaya menatapnya.

"Kenapa kabur dari rumah, hm?" tanyanya lembut. Kevan malah heran, setahunya Karrel tidak pernah dengan dekat perempuan.

Ara tidak menjawab malah membuang muka. Raut wajahnya berubah cemberut mengingat penyebab ia kabur dari rumah.

"Aku nggak kabur tapi di pecat." sahutnya ketus.

Bintang dan Kevan sama-sama memasang raut wajah bingung, hanya Karrel yang tahu gadis itu mulai berbohong lagi. Meski belum lama kenal, ia sudah paham betul watak gadis itu. Kerja apaan? Bohongin orang?

"Aku di pecat karena nggak sengaja mecahin vas bunga mahal itu." tuturnya menatap Kevan. Otaknya kembali bekerja.

"Kak Kevan masih mau nerima aku kerja disini kan?" tanyanya kemudian dengan wajah penuh harap. Ekspresi Karrel berubah tidak senang mendengar gadis itu ingin kerja.

"Jangan konyol dan berhenti bicara omong kosong Ara!" tegasnya dengan nada lumayan tinggi. Ara mendelik tidak suka ke pria itu, ia ingin membalas perkataan Karrel tapi terhenti saat mendengar bunyi sebuah nada dering

Sepertinya hpnya yang bunyi. Ia cepat-cepat merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya. Tiga pria itu sama-sama fokus ke hp yang di keluarkan gadis itu dari sakunya.

Mereka sama-sama membaca nama sih pemanggil yang tertulis jelas di hp gadis itu, mayat berjalan memanggil. Ketiga pria itu saling menatap merasa aneh. Siapa yang di maksud Ara dengan mayat berjalan itu. Mereka melihat gadis itu cepat-cepat mengangkat hpnya dengan wajah ceria, menambah rasa ingin tahu ketiga pria itu.

Bagi Ara Ravel menelponnya hari ini adalah peristiwa yang sangat langka. Kenapa? Karena hari ini adalah pertama kalinya Ravel menelponnya semenjak empat tahun lalu. Apa ia harus sering kabur saja biar kakaknya terus menelpon?

Dalam pikiran Ara, Ravel pasti sedang mencarinya karena khawatir ia tidak ada di rumah tengah malam begini. Ia tersenyum senang, ternyata kakaknya itu masih kakak yang peduli.

Gadis itu menempelkan hpnya di telinganya dengan raut wajah senang. Ia bahkan sampai tidak sadar masih ada tiga pria yang memperhatikan gerak-geriknya itu.

"Kamu di mana?" tanya suara diseberang . Nada bicaranya datar dan terkesan dingin tapi Ara tetap senang mendengarnya. Setidaknya kakaknya masih peduli dan menyadari kalau dia hilang dari rumah.

Ara mengangkat kepalanya dan menaikan pandangannya ke tiga pria yang berdiri didepannya bergantian.

"Di rumah Laras, kenapa?" jawabnya enteng. Ia sengaja berbohong supaya Ravel tidak khawatir. Tiga pria itu melongo takjub menatapnya, dasar ratu akting.

"Papa nyariin kamu. Pulang sekarang." kata pria diseberang lagi masih dengan nada yang sama, datar.

"Papa di rumah? Ya udah, aku pulang sekarang." seru Ara senang lalu memutuskan sambungan telponnya dengan raut wajah ceria. Ia tidak peduli pada yang lain lagi saking senangnya mendengar kakaknya bilang papa mereka mencarinya. Tuhkan benar, dia harus sering kabur begini biar mereka peduli.

"Aktingmu bagus juga." sindir Kevan pada Ara yang hanya di balas dengan sebuah cengiran. Kevan menggeleng-geleng kepala merasa gadis yang lebih muda beberapa tahun darinya ini benar-benar labil.

Pandangan Ara berpindah ke Karrel. Pria itu  menatapnya dengan ekspresi tak terbaca, tak lama kemudian ia merasakan tangannya di tarik oleh gadis itu.

"Ayo." seru Ara yang meraih tangan Karrel tapi langsung di lepas pria itu. Meski tidak kasar tapi tak bisa dibilang lembut juga. Ara berbalik dan menatap Karrel yang balik menatapnya dengan raut wajah seperti ingin bertanya untuk apa aku pergi denganmu.

"Anterin aku pulang, kan kamu yang tahu rumah aku." ujar gadis itu. pandangannya berpindah ke Bintang dan Kevan.

"Kak Kevan, Bintang, aku pergi dulu ya. Kapan-kapan aku kesini lagi buat kerja." pamitnya melambai ke dua pria itu, tak lupa meraih tangan Karrel menarik lelaki itu keluar. Karrel masih tidak bersuara dan membiarkan dirinya di tarik paksa oleh Ara. Mereka berdua pergi dari ruangan itu meninggalkan Bintang dan Kevan yang masih keheranan.

"Gimana caranya Karrel dekat dengan gadis itu?" tanya Kevan ke Bintang saking penasarannya.

Bintang mengangkat bahu acuh tak acuh. Ia juga tidak tahu bagaimana ceritanya sampai mereka jadi seakrab itu.

                                 

1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ismi Anah
baca kedua kalinya setelah akun yg lama hilang
Nur Oktaviana
Ara😭😭
UniLatjuba
kok ending-nya nanggung banget thor
Ice Sulistina
mana season 2 nya tor
feli dwisantika
kapan yahh novelku bisa serame ini ?:)
tini_evel
episode awal udah seru
Cod Cod Dulu
thor aku pngn cubit ginjal pa tua ,, bolehkah.
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!