"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 06
Sore harinya.
Di taman yang berada di depan rumah dokter Narendra.
terlihat Alena dan Geri sedang berkejar-kejaran.
Tidak lama kemudian Geri berhasil mengejar Alena, Geri kemudian memeluk Alena dari belakang.
Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di dekat mereka berdua.
"hu...ternyata paman."ujar Alena sambil tersenyum lebar ke arah Narendra yang berada di dalam mobil.
"dokter Narendra selamat sore."ujar Geri sambil tersenyum ramah ke arah Narendra.
Narendra tidak menjawab ucapan Geri, akan tetapi dia menatap tajam ke arah mereka berdua.
Mendapatkan tatapan yang seperti itu mereka berdua terpaku di tempat mereka masing-masing.
Narendra kemudian langsung melajukan mobilnya masuk ke dalam garasi.
setelah itu Narendra kemudian langsung berjalan masuk ke dalam rumah.
Malam harinya.
"silahkan di coba, kolak labu yang baru saja bibi buat...!"ujar bibi lin sambil tersenyum lebar.
"yey...! Aku suka, kolak labu yang di buat oleh bibi adalah yang paling enak...!"ujar Alena sambil tersenyum lebar.
Bibi lin kemudian menaruh kolak labu itu ke dalam mangkuk.
Bibi lin kemudian menyerahkan kolak itu kepada Narendra, Alena dan Geri.
"Alena, hari ini kamu membawa Geri jalan-jalan ke mana...?"ujar bibi lin sambil melirik ke arah Alena.
"hari ini cuacanya sangat panas bibi, aku dan Geri tidak pergi ke mana-mana, kami berdua hanya tinggal di hotel saja."ujar Alena sambil bergelayut manja di lengan Geri.
Geri kemudian merangkul pundak Alena.
Narendra menatap tajam ke arah mereka berdua.
"anak nakal, seharusnya kamu bawa Geri pergi berjalan-jalan, untuk apa seharian penuh berada di dalam hotel...?"ujar bibi lin sambil menghembuskan nafas panjang.
"bibi, besok aku akan membawa Geri berjalan-jalan."ujar Alena sambil menyendok kolak labu tersebut.
"Geri buka mulutmu."ujar Alena sambil menyuapkan kolak tersebut ke dalam mulut Geri.
"setelah berjalan-jalan mengelilingi kita, kita besok langsung pergi ke pencatatan sipil."ujar Alena sambil tersenyum.
Brak...!
Terdengar suara mangkuk di hentakkan ke meja.
mereka bertiga terkejut dan kompak melihat ke arah Narendra.
"ini terlalu manis...! Sudahlah aku tidak mau makan lagi...!"ujar Narendra sambil mengelap mulutnya.
Setelah itu Narendra kemudian langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"eh... terlalu manis..? apa yang sebenarnya terjadi kepadaku hari ini ya...?"ujar bibi lin sambil menatap kepergian Narendra.
"sepertinya rencana kita berdua berhasil."ujar Alena berbisik di telinga Geri.
"baguslah kalau begitu lanjutkan...!"ujar Geri sambil tersenyum lebar.
malam harinya, terlihat Narendra sedang membaca sebuah buku di dalam kamarnya.
"hahaha...!"terdengar suara tawa dari kamar sebelah.
"ayo kita menari dengan lagu ini."ujar seseorang lagi.
"peluk aku sambil menari."ujar suara di kamar sebelah.
Narendra mengeratkan rahangnya, sesaat kemudian Narendra melempar buku yang berada di tangannya.
Narendra kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Tidak lama kemudian, Narendra sudah keluar dari dalam kamar mandi, Narendra kemudian langsung mengeringkan rambutnya.
"Alena sayang, tolong ambilkan handuk...!"ujar Geri dengan nada yang cukup keras.
Narendra kemudian langsung melempar handuk yang berada di tangannya.
Narendra kemudian langsung berjalan keluar dari dalam kamarnya.
tok...!
Tok...!
Tok...!
Narendra kemudian langsung mengetuk pintu kamar Alena.
"eh...paman ada apa...?"ujar Alena sambil membuka pintu kamarnya.
Narendra kemudian menatap tajam ke arah Alena yang memakai baju tidur transparan.
"Alena siapa itu...?"ujar Geri sambil menyisir rambutnya.
"oh...dokter Narendra...!"ujar Geri sambil tersenyum lebar ke arah Narendra.
"apakah kamu membiarkan dia tinggal di dalam rumah...?"ujar Narendra.
"iya paman, bagaimana pun juga tinggal di rumah lebih nyaman dari pada di hotel."ujar Alena sambil tersenyum lebar ke arah Geri.
"apa yang di katakan oleh Alena itu benar dokter Narendra."ujar Geri sambil menatap wajah Alena.
"tidak boleh...! Dia tidak boleh tingal di sini...! cepat suruh dia pulang ke hotel...!"ujar Narendra sambil menunjuk ke arah Geri.
"tapi paman kamarnya sudah di cek out, malam-malam begini dia akan pergi ke mana...?"ujar Alena sambil menatap wajah Narendra dengan tatapan mata yang memelas.
"Alena aku katakan sekali lagi...! dia tidak boleh tinggal di sini...!"ujar Narendra dengan intonasi suara yang keras.
"tapi paman."ujar Alena sambil menatap wajah Narendra.
Geri kemudian merangkul pundak Alena.
"sudahlah Alena kamu tidak boleh bertengkar dengan dokter Narendra."ujar Geri sambil menatap wajah Alena.
"tapi Geri."ujar Alena sambil membalas tatapan mata Geri.
"sayang aku tidak apa-apa, kamu jarang sekali pulang, kamu Jagan bertengkar dengan keluargamu cuman gara-gara aku oke...?"ujar Geri sambil menempelkan keningnya ke kening Alena.
"oke aku mengerti."ujar Alena pelan.
Narendra mengeratkan rahangnya melihat tingkah mereka berdua.
"pergi dari sini sekarang juga...!"ujar Narendra sambil berteriak.
Narendra kemudian langsung masuk ke dalam kamarnya yang berada di sebelah kamar Alena.
"wah...dia sangat marah."ujar Alena sambil tersenyum.
"hihihi...!"Geri tertawa kecil.
mereka berdua kemudian langsung masuk ke dalam kamar.
Alena menutup pintu kamarnya dengan sangat pelan.
"hahaha...! Alena lihatlah pamanmu itu sangat cemburu...!"ujar Geri sambil memeluk Alena.
"Geri terima kasih."ujar Alena sambil menatap wajah Geri.
"sesama teman kamu tidak perlu segan."ujar Geri sambil tersenyum lebar.
"tapi sebaiknya kamu biarkan aku untuk pulang, aku takut jika nanti pamanmu itu memanggil anj*ng untuk menggigit ku."ujar Geri sambil berlari ke arah pintu kamar.
"dasar Geri nyebelin, di rumah ini tidak ada seekor anj*ing...!"ujar Alena sambil menatap tajam ke arah Geri.
"terserah...!"ujar Geri sambil membuka pintu kamar Alena.
setelah itu Geri kemudian langsung berpamitan kepada paman yan dan juga bibi lin.