Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 28 - Lalu?
"Kalau kau tidak mau menjawab, aku bisa mencari tahu sendiri," ucap Kerel sedikit mengancam.
Ellen menghembuskan nafasnya kasar, sepertinya dia harus memberitahu pada lelaki itu.
"Aku tidak membutuhkan kepercayaanmu karena prioritas utamaku adalah membalas dendam pada Freya," ucap Ellen.
Kemudian, perempuan itu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Kerel. Lelaki itu tidak berkomentar apapun saat Ellen bercerita.
Setelah Ellen selesai bercerita barulah Kerel berdiri dan menarik tangan Rara.
"Ayo kita pergi dari sini," ajaknya.
Rara tidak menolak karena memang dia harus kembali bekerja tapi Ellen menjadi emosi karena tidak ada respon dari lelaki itu.
"Setidaknya katakan sesuatu!" tuntut Ellen.
Kerel menghentikan langkahnya tanpa membalik badan dia berkata. "Aku akan ikut pertandingan dan aku pastikan bisa masuk final dengan Draco. Pada saat itu, aku akan mengalah. Jadi bersiaplah!"
Setelah berkata seperti itu, Kerel berlalu pergi bersama Rara.
"Dia sama saja seperti Draco yang selalu berkata seperlunya," kesal Ellen.
Ruzel menaikkan kedua bahunya. "Setidaknya ada harapan jika King Draco akan menang hari ini. Aku akan mengawasi pertandingan melalui tempat rahasia di perpustakaan!"
"Kau pasti tahu kodenya, 'kan?" tanya Ellen.
"Yeah, aku bukan anak kecil," balas Ruzel yang ikut berlalu pergi.
Sekarang hanya ada Ellen sendirian, dia kembali mengamati melalui teropong. Dia bisa melihat Freya yang tampak cantik di stadion, Freya tampak bergaul dengan istri mafia lain.
"Puas-puas saja kau tertawa," batin Ellen sinis.
...***...
"Kau mau ke mana?" tanya Kerel pada Rara saat melihat gadis itu memilih jalan lain.
"Tentu saja saya mau bekerja," balas Rara yang ingin cepat-cepat pergi.
Tapi, tanpa dia duga, tangannya ditarik oleh Kerel dan tubuhnya dirapatkan di dinding.
"Tuan..." Rara jadi takut, dia menunduk supaya matanya tidak beradu dengan Kerel. "Lepaskan saya!"
"Apa kau benar-benar tidak ingin diajari caranya berciuman?" tanya Kerel menggoda.
"Ti--tidak, rasanya sangat aneh," jawab Rara.
"Aneh bagaimana?" tanya Kerel seraya mengerutkan keningnya, lelaki itu mengira kemampuan berciumannya berkurang.
"Rasanya tubuhku seperti terkena serangan listrik, aku tidak menyukainya," balas Rara dengan polos dan jujur.
Rara kemudian menurunkan tubuhnya dan berjongkok supaya bisa lepas dari Kerel. Dia segera berlari menjauh karena tidak mau dicium oleh Kerel lagi.
"Astaga, kenapa aku semakin penasaran," gerutu Kerel saat melihat Rara yang melepaskan diri darinya.
Kerel mencoba membuang jauh-jauh pikiran itu, dia lebih baik segera menemui Draco. Sekarang dia sudah tahu siapa Ellen dan apa tujuan perempuan itu nekat menjadi seorang penggoda.
"Bagaimana kalau Drac tahu jika selama ini selingkuhannya adalah pengantinnya sendiri," gumam Kerel.
Di tempat acara, Kerel melihat Draco yang bersiap-siap dengan baju besinya.
"Ke mana saja kau, heh!?" geram Draco karena sedari tadi mencari lelaki itu.
"Aku ada urusan sebentar, sepertinya aku ingin ikut pertandingan juga!" Kerel mengambil baju besi dan bersiap memakainya.
"Biasanya kau tidak pernah tertarik," cibir Draco.
"Aku ingin melihat pertunjukkan yang sesungguhnya hari ini," sahut Kerel ambigu.
Draco tidak mau memikirkan perkataan Kerel itu, dia meminta para penjaga yang membantunya pergi karena ingin berbicara berdua dengan Kerel.
"Ada apa?" tanya Kerel.
"Freya bukan pemilik cincin Yvone. Perempuan itu menipuku," ungkap Draco.
Kerel tertawa mendengar itu, beruntung sekali dia sudah tahu terlebih dahulu.
"Jadi, apa maumu sekarang?" tanya Kerel yang ingin tahu apa yang ada dipikiran Draco.