Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Kalian ngapain sih? Kok tatap-tatapan begitu?" tanyaku heran.
"Gak ada sih,"
Setelah kuliah selesai, aku pulang lebih dulu di banding Nina dan Karina.
Diam-diam Nina dan Karina malah mendaftarkan ku untuk menjadi anggota cheers tanpa sepengetahuan dariku.
Waktu sudah sore, pada saat di tengah perjalanan tiba-tiba mobil malah mendadak mati.
"Loh, kenapa pak? Kok berhenti?" tanyaku heran.
"Gak tau non, kayaknya ada masalah sama mesinnya," ucapnya.
"Sebentar ya nona, saya periksa dulu!" supir turun dan memeriksa mesin mobil.
Saat di buka, kepulan asap keluar dari mesinnya. Aku yang melihatnya langsung turun karena takut terjadi sesuatu.
"Kenapa pak?" tanyaku.
"Mesinnya rusak non," ucapnya.
"Hah, terus gimana dong pak?" tanyaku.
"Malah kita masih di tengah hutan kayak gini lagi?" tanyaku.
"Saya akan mencoba memperbaikinya. Sebaiknya nona tetap berada di dalam mobil," ucap pak supir.
Supir mengambil beberapa peralatan dari dalam mobil dan mulai memperbaikinya.
Aku tidak mau masuk dan tetap berada di luar. Jalanan tampak sangat sepi dan sama sekali tidak ada orang disana. Perjalanan masih sangat jauh untuk sampai ke rumah utama.
Saat aku mau menelpon, ternyata jaringannya tidak ada.
"Ya ampun, kok gak ada jaringan sih?" tanyaku kesal.
"Gimana mau nelpon di Revandra?" tanyaku.
"Malah gak ada orang yang lewat?" tanyaku heran.
"Sepi amat sih nih jalan," ucapku merasa heran.
"Pak, lama kah siapnya?" tanyaku.
"Sepertinya akan lama nona! Mesinnya hampir terbakar dan perlu di ganti," ucapnya.
"Ya, kok bisa sampai kayak gini sih? Padahal kan ini mobil mahal? Masa gak pernah di periksa atau di servis?" tanyaku heran.
"Setiap hari mobil selalu di periksa dan di servis untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan. Tapi tidak tau kenapa hari ini mobil malah rusak? Padahal tadi baik-baik saja," ucap supir yang juga merasa heran.
Karena hari mulai sore, nyamuk mulai berkeliaran mencari mangsa.
Nging
Nging
Nyamuk malah mengerubungi dan membuatku kesal.
"Ihh....banyak banget nyamuknya," ucapku kesal.
Plak
Plak
Beberapa kali aku memukul nyamuk yang menempel dan menghisap dar4hku.
"Aduh, makin banyak aja sih?" tanyaku sambil garuk-garuk kegatelan.
"Nona, sebaiknya anda masuk! Nyamuknya ganas," ucap supir yang juga di kerubungi nyamuk nakal.
Karena sudah tidak tahan, aku pun masuk dan menutup rapat pintu mobil.
Tangan, leher, dan kakiku tampak kemerahan akibat di gigit nyamuk. Aku masih saja garuk-garuk karena masih gatal.
"Gatel banget!" ucapku sambil terus garuk-garuk.
Di luar pak supir juga berusaha berjuang melawan nyamuk. Ia sesekali memukul nyamuk yang menggigit. Ia masih harus fokus memperbaiki mesinnya yang rusak.
Mau menelpon bantuan tapi jaringan sama sekali tidak ada. Jadinya hanya bisa menunggu pak supir selesai memperbaikinya.
Hampi satu jam menunggu, tapi masih belum kelar juga.
"Huh, kalau mobilnya kagak hidup gimana ya? Mau nelpon tapi kagak ada jaringan," ucapku bingung.
"Kasian juga sama pak supir. Dia di luar di kerubungi sama nyamuk kurang ajar," ucapku.
Lalu datanglah dua motor dari arah lain menghampiri mobil yang tengah berhenti di pinggir jalan.
"Kenapa pak?" tanya salah satu dari mereka.
"Oh, mesin mobilnya rusak," jawabnya.
"Ya udah kalau gitu kita bantuin ya,"
"Siapa tuh?" tanyaku penasaran.
Tampak dua orang turun dari salah satu motor. Mereka ada empat orang di dua motor yang berbeda. Dua orang lainnya, tampak mencurigakan. Mereka melihat mobil dengan tatapan yang aneh.
Mereka seperti memberi kode satu sama lain. Dan benar saja, tiba-tiba dua orang yang mau membantu pak supir, mereka malah menahannya. Pak supir tampak kaget saat mereka menahannya.
"Loh, kenapa tuh?" tanyaku curiga.
Salah satu dari mereka mengintip kedalam mobil dan mereka melihatku. Mereka tiba-tiba membuka pintu mobil yang tidak terkunci. Aku di buat kaget saat mereka melakukannya.
"Hah, siapa kalian?" tanyaku panik.
"Keluar!!" orang itu menarik paksa tanganku dan menahanku juga.
"Lepaskan!!" ucapku.
Mereka mulai menggeledah kedalam mobil. Mengambil tas, ponsel, dan juga benda berharga lainnya.
"Woyy lepasin!!" ucapku.
"Diam!" tegas orang yang menahanku.
Hahahaha
"Bos, udah kami ambil semua boss!" ucapnya.
"Bagus,"
"Terus mau kita apain mereka?" tanyanya.
Dia menjatuhkanku ke bawah bersama pak supir juga.
"Nona, anda tidak apa-apa?" tanya pak supir khawatir.
"Gak papa kok pak," ucapku.
Pak supir membantuku berdiri dan mencoba melindungi ku dari mereka semua.
"Wah, cantik sekali ya? Sayang jika tidak kita coba," ucap bos mereka dengan senyuman nakal.
"Hei, jangan macam-macam dengan nona saya," ucap pak supir.
Saat mereka akan menyentuhku, pak supir menjadi garda terdepan. Dia menepisnya untuk melindungiku.
Mereka malah tertawa kala melihat pak supir berupaya melindungiku.
"Hajar," pintah bosnya.
Mereka bertiga mengeroyok pak supir. Pak supir terus melawan mereka meskipun babak belur di buatnya.
"Pak-
Aku sangat khawatir.
Aku tidak tega kala melihat pak supir di pukuli dan di tandang oleh mereka. Aku tidak bisa bergerak karena di pegangi oleh bos mereka.
"Hentikan!" teriakku kala melihat pak supir tergelatak lemas.
"Hentikan, aku mohon hentikan!" teriakku.
Mereka tidak mendengarkan teriakanku. Saat salah satu dari mereka mengeluarkan benda tajam, aku langsung melotot tajam. Mereka hendak membunvh pak supir dengan pisau yang tampak mengkilap.
"Bos, habisi sekalian aja ya!"
"Ya, habisi dia!" ucap bosnya.
Aku langsung memberontak dengan menendang kaki dan bagian sensitifnya sehingga aku terlepas darinya dan segera berlari ke arah mereka.
Saat pisau akan meluncur dari tangan salah satu dari mereka, dengan cepat aku menahannya. Aku memegang pis4unya hingga membuat tanganku terluka. Dar4h mengalir sampai ke ujung pis4u yang ukurannya sedang. Mereka tampak terkejut saat aku melakukannya.
"Hah?"
"Berani banget kalian main keroyokan dan mau ngebunvh orang?" ucapku dengan tatapan dingin.
Aku langsung merebut pis4u tajam dari mereka dan melemparkannya ke sembarang arah.
Mereka melihat ke arah bos mereka yang tergelatak sambil menahan rasa sakit yang luar biasa karena aku menendangnya dengan sangat kuat.
"Bos,"
"Hajar dia," pintah bosnya yang sudah murka.
Tanpa basa-basi, mereka melawanku. Mereka mengeroyokku dan aku dengan keberanian penuh menghajar mereka semua. Aku bisa sedikit berkelahi karena waktu itu aku juga pernah terlibat perkelahian saat melakukan tawuran liar.
Bakk
Bumm
Brakk
Semua tinjuan dan tendangan dariku berhasil menjatuhkan mereka. Mereka babak belur semua karena aku tidak memberi mereka ampun.
Namun saat aku lengah, bos mereka memukulku dari belakang dan membuatku terjatuh. Melihatku merasa kesakitan, mereka langsung membalasku dengan pukulan dan beberapa kali tendangan. Pak supir berusaha bangkit dan mencoba melawan mereka lagi. Tapi lagi-lagi pak supir terkapar kala salah satu dari mereka memberinya pukulan yang kuat.