Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
"Tuan jangan gila" ucap Clara terus memberontak.
"Aku gila karnamu! Jadi kau harus bertangung jawab" ucap Rafi terus menyerang Clara.
Tok... Tok... Tok....
Ketika mereka sedang sibuk berdebat tiba tiba ada seseorang yang mengetuk kaca mobil. Rafi yang melihat itu langsung menghentikan aksinya lalu menatap ke arah kaca jendela mobilnya.
"Kau selamat hari ini. Tapi, aku akan melanjutkannya nanti" ucap Rafi menghentikan aksinya lalu membuka kaca mobilnya.
"Ada apa?" ucap Rafi datar ketika melihat beberapa Satpol PP berdiri di samping mobilnya.
"Maaf, jika anda ingin melakukan perbuatan yang tidak senonoh maka carilah tempat yang aman" ucap kepala Satpol PP menatap Rafi yang sedang bertelanjang dada.
"Aku bisa melakukan apapun yang kumau selagi tidak merugikan orang di sekitarku" ucap Rafi datar sambil menatap ketua Salpol PP itu tajam.
"Kami adalah pasangan suami istri. Jadi saya berhak melakukan apa saja kepada istri saya" sambung Rafi memperlihatkan cincin yang melingkar di jarinya dan juga Clara.
"Walaupun kalian suami istri tidak bagus melakukan hal itu di dalam mobil, bahkan di tempat umum seperti ini. Jika mau melakukannya lebih baik anda cari tempat yang aman."
"Baiklah! Kalau begitu saya mau pergi untuk melanjutkannya" ucap Rafi menghidupkan mobilnya lalu pergi meninggalkan Satpol PP itu.
Rafi melirik Clara yang diam tapi terus menatapnya. Ingin sekalin Rafi melanjutkan pekerjaannya tadi tapi, dia melihat jam masuk kelas Clara tinggal beberapa menit lagi.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Kau mau yang lebih?" ucap Rafi tetap pokus mengemudi.
"Ti...tidak! Lebih baik tuan kenakan saja baju, Tuan. Apa tuan mau tubuh tuan menjadi pemandangan gratis?"
"Oh! Baiklah" ucap Rafi kembali menepikan mobilnya lalu mengenakan kemeja dan juga jasnya.
"Tuan dasinya tidak rapi" ucap Clara melihat dasi Rafi yang berantakan.
"Yang mananya?" ucap Rafi berkaca di kaca spion depan.
"Sini" ucap Clara merapikan pakaian Rafi.
Rafi menatap wajah Clara yang sangat dekat dengan wajahnya. Dengan seketika bayangan malam panasnya dengan Clara kembali terlintas di pikirannya. Ingin sekali dia mengulang masa masa indah itu tapi, sayangnya egonya terlalu tinggi untuk mengungkapkan cinta kepada Clara.
"Sudah" ucap Clara melihat pakaian Rafi yang sudah rapi sehingga membuat aura ketampanannya semakin terpancar.
"Terima kasih!" ucap Rafi kembali melajukan mobilnya.
Selama di perjalanan mereka saling diam sehingga membuat suasana menjadi hening. Hingga akhirnya mobil Rafi memasuki area kampus Clara. Rafi menepikan mobilnya lalu menatap Clara yang masih terdiam menatapnya.
"Ada apa?" ucap Rafi cuek.
"Jadi suami kok judes amat sih? Aku hanya mau salim" ucap Clara ketus.
"Tumben! Lagi kemasukan malaikat mana?" ucap Rafi tersenyum sambil mengulurkan tangannya.
"Jika tidak memikirkan tuan sudah mengucapkan ijab kabul denganku aku tidak akan mau melakukannya" ucap Clara menatap kesal Rafi.
"Takut dosa ya? Itu makanya kalau jadi istri itu yang lembut. Bukannya setiap hari bikin darah tinggi" ucap Rafi mencubit kecil hidung mancung Clara.
"Aw ah! Aku masuk kelas dulu" ucap Clara mencium tangan Rafi lalu bersiap untuk turun.
"Mau kemana?" ucap Rafi melihat Clara ingin membuka pintu.
"Mau turun"
"Tunggu sebentar" ucap Rafi merogoh saku jasnya.
"Ada apa?" ucap Clara mengerutkan keningnya binggung.
"Ini untukmu! Gunakanlah sesukamu. Tapi, kamu harus mengunakannya seperlunya saja. Jangan sampai aku bangkrut" ucap Rafi memberikan kartu credit tanpa batas kepada Clara.
"Ini apa?" ucap Clara membolak balik kartu itu karna dia tidak tau itu kartu apa.
"Ini kartu credit, Clara. Kamu bisa membeli apapun dengan ini. Nanti tagihannya akan masuk ke rekeningku" jelas Rafi.
"Oh! Terima kasih. Tuan memang suami yang baik" ucap Clara tersenyum kecil.
"Sudah kamu masuk sana. Ingat kamu harus hati hati. Jangan ceroboh" ucap Rafi lalu mencium kening Clara dan mengacak acak rambutnya.
"Tuan!" ucap Clara kesal karna rambutnya yang tadinya rapi kini menjadi berantakan karna ulah Rafi.
Bukannya merasa bersalah Rafi malah cengengesan tanpa dosa, lalu kembali mengacak acak rambut Clara. Clara yang kesal dengan sikap Rafi hanya bisa memendam kemarahannya lalu keluar dari mobil Rafi dengan penuh kekesalan.
"Hai, Clara" ucap Tika kebetulan juga berjalan memasuki kampusnya.
"Hai, Tik" ucap Clara tersenyum lalu menutup pintu mobil Rafi.
Melihat Clara yang telah bersama Tika, Rafi langsung melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan kampus Clara. Tika yang melihat keakraban Clara dan Rafi langsung menatap Clara penuh rasa curiga.
"Kamu kemana saja saat pertunangan Rafi? Aku mencarimu kemana mana tapi tidak ketemu" ucap Tika mengingat di acara pertunangan Rafi dia tidak melihat keberadaan Clara setelah acara tukar cincin.
"Oh! Aku sedang tidak enak badan. Jadi aku istirahat di kamar" ucap Clara mencari alasan.
"Oh, gitu. Tapi, aku dengar pertunangan Rafi dan Kania di batalkan. Kenapa bisa?" ucap Tika kepo dengan kabar yang dia dengar.
"Mungkin mereka tidak cocok. Jadi mereka memilih untuk membatalkan pertunangan mereka"
"Ia juga sih. Kalau masih bertunangan biasa di batalkan begitu saja. Tapi, mereka baru bertunangan baru satu hari tapi langsung di batalkan begitu saja. Memang jaman sekarang"
Mendengar ucapan Tika, Clara hanya diam menunduk. Dia tidak mungkin mengatakan alasan Rafi membatalkan pertunangannya karna dia dan Rafi sudah melewati malam panas bersama di malam pertunangan Rafi.
"Wajahmu kenapa pucat seperti itu? Kau masih tidak enak badan ya?" ucap Tika terlihat khawatir melihat wajah Clara yang pucat.
"Aku tidak apa apa. Lebih baik kita masuk kelas sebelum dosen galak itu duluan" ucap Clara mengalihkan pembicaraan.
"Kamu benar! Ayo cepat"
"Jangan lari, Tik! Kita jalan saja. Lagian masih ada waktu sepuluh menit lagi" ucap Clara melirik jam tangannya.
"Baiklah! Kalau kita lari aku yakin kau akan mendapatkan ciuman di pagi hari" ucap Tika mengingat kecerobohan sahabatnya yang satu itu.
"Kamu ini!" ucap Clara mengelengkan kepalanya pelan.
Kedua sahabat itu berjalan bersama sambil bercanda ria. Rania yang melihat kebahagiaan Clara hanya mampu mengepalkan tangannya geram. Dia tidak terima jika hidup Clara bahagia sedangkan dia malah berada dalam keterpurukan. Dirga pria yang selalu memperhatikannya dan menuruti semua keinginannya malah pergi meninggalkannya.
"Awas kamu Clara! Untuk sekarang tertawalah sepuasmu karna sebentar lagi kamu akan lupa bagaimana caranya tertawa. Karna sebentar lagi aku akan menghancurkan hidupmu" batin Rania tersenyum sinis.
"Kau tidak perlu memantau kehidupan orang lain. Lebih baik kau pantau dirimu sendiri" ucap Dirga tiba tiba muncul di belakang Rania.
"Maksudmu apa?" ucap Rania tidak mengerti dengan ucapan Dirga.
"Lebih baik kau cari kebahagiaanmu sendiri tanpa merusak kebahagiaan orang lain. Karna, tak selamanya rencanamu berjalan lancar. Di saat kau ingin menjatuhkan orang lain, bisa bisa kau sendiri yang akan terjatuh kedalam jebakan yang kau ciptakan sendiri" ucap Dirga tersenyum sinis lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Rania.
Bersambung.....
dan anehnya bnyk org² kelas bawah menjadi penjilat bagi si kaya hnya untuk bisa menikmati fasilitas dri si kaya..mrk bangga punya teman kaya,memuakkan.