NovelToon NovelToon
The Great Mafia

The Great Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Perperangan / Bad Boy
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Gatto Pieno

Ini adalah kisah perjalanan seorang mafia italia yang bernama Ken dari keluarga Gatto salah satu keluarga mafia kelas kakap yang ada di italia,lika liku kehidupan gelap mafia ia jalani menjadi mesin pembunuh terbaik di keluarga Gatto,awal mula ketika ia diculik oleh sindikat perdagangan manusia di korea dan ia dibawa ke italia untuk dijadikan pekerja paksa namun siapa sangka ketika ia mencoba kabur dari sindikat tersebut ia bertemu dengan bos mafia di sana.Ken pun menjadi anak angkat bos mafia yang bernama Emilio itu.ia disekolahkan dan didik menjadi mesin pembunuh yang kejam hingga tidak ada satupun di dunia mereka yang tidak mengenal seorang Ken,orang yang kejam,berdarah dingin,diskriminatif dan berani itu menjadi pembunuh nomor satu di italia,bahkan namanya tidak hanya terkenal di keluarga mafia yang ada di italia saja,keluarga keluarga mafia dari berbagai belahan dunia mengenal baik nama seorang Ken

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gatto Pieno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

Langit yang cerah dipenuhi oleh awan. Yoo Ra sedang sibuk menyiram bunga-bunganya.

MEOWW….MEOOWW

“Ada apa, Pieno? Apa kau lapar?” Yoo Ra menelus kepala kucing itu.

MEOOW...

“Sebentar ya, aku selesaikan pekerjaanku dulu,” Yoo Ra mengambil semprotan bunganya.

Ketika Yoo Ra sedang sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba beberapa preman masuk ke dalam toko bunganya itu.

“Selamat datang,” Yoo Ra menyambut para preman itu.

“Wah, ternyata benar, Bos, penjaga toko bunga ini sangat cantik,” ucap salah satu preman itu.

“Hei cantik, apa kau kosong malam ini? Bisakah kau menemaniku malam ini?” ucap pria yang dipanggil Bos oleh para preman itu.

“Jika kalian tidak ada keperluan, sebaiknya kalian pergi atau aku akan...” kata-kata Yoo Ra tersekat.

“Atau apa? Hah?” salah satu preman itu mendekat.

“Atau aku akan panggilkan polisi,” ancam Yoo Ra.

“Polisi? Ha..ha..ha,” mereka tertawa.

“Kau telepon saja, mereka tidak akan berani menghadapi kami. Apa kau tidak tahu jika kami crew (bawahan yang mengurus daerah kecil kekuasaan keluarga mafia) keluarga Hyongjegan,” sombong mereka.

“Hei, ada apa ini ribut-ribut,” tiba-tiba Dae Goen masuk ke dalam toko bunga Yoo Ra.

“Siapa kau, berani sekali kau mencampuri urusan orang?” ucap salah satu preman itu.

“Kau tidak perlu tahu siapa aku, kalian jangan hanya berani mengganggu perempuan. Jika berani lawan aku sini,” tantang Dae Goen.

“Kau ini berani sekali,” salah satu dari mereka mengeluarkan pisau, ingin menyerang Dae Goen.

BUK...BUK

Dae Goen menendang preman itu hingga membuatnya pingsan.

“Kau ini memang benar-benar harus diberi pelajaran,” para preman itu mulai menyerang Dae Goen satu per satu, namun tidak ada sedikit pun yang dapat menyentuh Dae Goen. Setiap para preman itu ingin menyerang, dengan cepat Dae Goen memberikan serangan telak ke titik vital mereka.

“Hanya kau yang tersisa,” Dae Goen menunjuk pria yang dipanggil Bos oleh anak buahnya itu.

“Apa kau tidak tahu siapa kam...” tiba-tiba Dae Goen melancarkan tinjunya hingga membuat preman itu pingsan.

“Apa kau tidak apa-apa?” Dae Goen tersenyum.

“Aku baik-baik saja,” Yoo Ra gemetaran, ia masih belum terbiasa melihat pertarungan, walaupun ia pernah sekali diculik pembunuh bayaran saat itu.

“Kalian semua berdiri, aku tahu kalian tidak pingsan,” Dae Goen menginjak kepala Bos preman itu.

Dengan cepat para preman itu berdiri ketakutan.

“Kumpulkan semua pisau kalian di sini,” perintah Dae Goen.

Dengan panik mereka mengumpulkan pisau mereka.

“Sebelum aku masuk ke sini tadi, aku mendengar kalian menyebut keluarga Hyongjegan. Apa kalian crew yang mengurus daerah sini?” tanya Dae Goen.

“I...iya, Tuan,” jawab mereka gelagapan.

Dae Goen mengeluarkan ponselnya dan memanggil Lee, ia menyuruhnya datang ke sana. Tak berselang lama Lee datang dengan ketakutan, ia tidak tahu apa kesalahannya hingga dipanggil oleh eksekutif nomor satu itu.

“Ada apa, Tuan? Kau memanggilku ke sini,” tanya Lee.

Para preman itu terkejut melihat Lee dimarahi seperti anak kecil seperti itu. Mereka hanya tahu jika Lee adalah pemimpin tertinggi mereka di daerah itu.

“Apa kau tidak mengurus bawahannya? Mereka sudah berani bermain-main membawa nama keluarga kita yang suci ini,” Dae Goen memarahi Lee, sementara yang dimarahi hanya tertunduk takut.

“Urus mereka, buat mereka tidak bisa berjalan,” perintah Dae Goen.

“Baik, Tuan,” turut Lee.

“Kalian orang bodoh, ikut aku!” Lee meneriaki para preman itu.

Lee membawa para preman itu ke dalam suatu gang kecil, dan memukuli mereka di sana.

“Apa kalian bodoh? Berani melawan eksekutif nomor satu seperti itu,” Lee masih memukuli mereka.

“Kami minta maaf, Kak. Kami tidak tahu jika ia adalah eksekutif nomor satu,” Bos para preman itu memohon pada Lee.

“Kalian patahkan sendiri kaki kalian,” Lee memberikan besi panjang.

“Tapi, Kak...” Bos para preman itu ketakutan.

“Tidak ada tapi, ini adalah hukuman bagi kalian. Beruntung kalian tidak diseret ke markas besar,” ucap Lee.

Para preman itu gemetar, mereka tidak bisa melakukan perintah Lee itu.

“Kalian lama sekali, maju satu-satu,” ucap Lee sambil mengambil besi panjang itu.

Mereka maju satu per satu sambil ketakutan mereka mengangkat kaki mereka.

BUUK...BUUK...BUUK

Lee memukuli kaki mereka hingga bengkak.

“Kalian beruntung aku hanya diperintah membuat kalian tidak bisa berjalan. Kali ini tidak sampai patah. Jika sekali lagi kalian berani membawa nama keluarga Hyongjegan, tamat riwayat kalian,” Lee menjulurkan besi panjang itu ke leher mereka.

“Ini pakai untuk berobat, dan ingat kalian harus menggantinya nanti,” Lee memberikan amplop berisikan uang untuk mereka.

Preman-preman itu dulunya murid-murid sekolah yang bermasalah. Mereka tidak punya tujuan hidup, hingga mereka ditampung oleh keluarga Dragon. Akan tetapi biaya hidup mereka tidak gratis, mereka disuruh bekerja untuk menjaga keamanan daerah kecil kekuasaan keluarga Dragon. Bukannya mereka kekurangan personal untuk mengurus daerah kecil itu, akan tetapi akan lebih mudah jika mereka menggunakan orang-orang biasa agar identitas diri mereka tidak terekspos.

Di toko bunga Yoo Ra, Dae Goen membantu wanita itu membereskan bekas keributan tadi.

“Kenapa kau tiba-tiba datang ke sini?” tanya Yoo Ra.

“Apa aku tidak boleh menemui teman lamaku?” jawab Dae Goen.

“Hei, apa kau ada waktu kosong?” tanya Dae Goen pada Yoo Ra yang sibuk dengan urusannya itu.

“Memangnya kenapa?” tanya Yoo Ra.

“Temani aku membeli es krim sebentar,” Dae Goen memelas.

“Sekarang?” tanya Yoo Ra.

“Yap, sekarang,” Dae Goen menunjukkan sifat kekanak-kanakannya.

“Sebentar, aku harus menutup toko dulu,” ucap Yoo Ra.

“Aku tunggu,” Dae Goen duduk di sofa yang ada di sana.

Selang beberapa lama Yoo Ra telah menyelesaikan pekerjaannya itu.

“Ayo!” semangat Dae Goen.

Mereka berjalan berdua ditemani oleh Pieno, kucing kesayangan Yoo Ra. Mereka membeli es krim dan duduk di salah satu kursi yang ada di taman.

“Kenapa kau membawa kucing itu?” Dae Goen bertanya sambil memakan es krim di tangannya.

“Kucing ini adalah hadiah dari Ken. Ia menitipkannya padaku, aku tidak bisa meninggalkannya sendiri di toko,” jawab Yoo Ra, sambil memberikan snack untuk kucing pada Pieno.

“Ooo...” jawab Dae Goen sambil mengangguk pelan.

“Dae Goen, apa aku boleh bertanya satu hal padamu?” Yoo Ra menatap pria yang sedang menikmati es krimnya itu.

apa yang ingin kau tanyakan’’ Dae goen menatap Yoo Ra

“apa pekerjaan kalian seberbahaya itu,hingga sulit sekali menghubungi kalian” tanya Yoo Ra

Mendengar pertanyaan Yoo ra,seketika Dae goen berhenti menikmati ice cream di tangannya itu

“kenapa kau diam saja” tanya Yoo Ra

‘’sebaiknya kau tidak perlu tau” jawab Dae goen simple

“kenapa aku tidak perlu tau,apakah aku hanya orang biasa” Yoo Ra sedikit mengeluarkan air matanya

Dae goen menarik nafas dalam dan mengankat sedikit bajunya,terlihat disana luka yang sangat panjang dan dalam di dada nya

Melihat luka itu Yoo Ra sedikit syok,walaupun dulu ia pernah melihat luka seperti itu ditubuh Ken,bahkan lebih banyak dari luka yang ada ditubuh Dae goen

“kau pasti pernah melihat luka ini ditubuh Ken,ini hanya salah satu contoh kecil,jika kau masih terkejut melihat luka seperti ini,sebaiknya kau tidak perlu tau bagaimana pekerjaan kami” jelas Dae goen

“kenapa kalian selalu melakukan hal yang berbahaya seperti itu” Yoo Ra menangis

“ini adalah jalan yang kami tempuh,kami tidak bisa meninggalkannya begitu saja” jawab Dae goen sambil menenangkan Yoo Ra yang sedang menangis itu.

“ayo,sebaiknya kita pulang sekarang,sebenar lagi akan malam” ajak Dae goen

1
Arabella
bab awalnya bagus thor, tapi akan lebih bagus jika habis tanda baca, ada spasinya, biar semakin enak di baca.

Saran, lanjut thor, semangatt
natan , orang baik
good, semangat author ditunggu update cerita selanjutnya bagus banget. jadi teringat Vincenzo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!