" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Setelah membaca pesan Neta, Dika tidak dapat berdiam diri, ia langsung mengambil kunci mobilnya, ia berniat untuk datang ke rumah Neta, ia sudah tidak peduli kelelahan nya hari ini, ia pun tidak peduli sudah larut malam, ia hanya ingin segera menjelaskan kepada Neta.
Di perjalanan Dika berusaha menghubungi Neta, namun tidak ada jawaban sama sekali, ia mencoba mengirim pesan berkali-kali namun hanya terlihat centang dua berwarna abu-abu entah Neta sudah membacanya atau belum.
Sesampainya di depan rumah Neta. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.45 dini hari. Dika mematikan mesin mobilnya, ia berniat untuk tetap berada di depan rumah Neta, sampai Neta mau menemuinya.
Ia sesekali melihat ke arah rumah Neta, iya pastikan kamar Neta berada di lantai 2, ada satu ruangan yang lampunya masih menyala, ia berharap Neta masih terjaga dan mengangkat teleponnya. Dika kembali menghubungi Neta namun kembali tidak Neta angkat.
Dika mengirim kembali pesan kepada Neta " Aku ada di depan rumahmu sekarang, lihatlah ke depan, aku akan menjelaskan semuanya " .
Pesan terkirim namun tetap hanya centang dua berwarna abu. Dika masih tetap menunggu, sesekali ia melihat ponselnya dengan harapan Neta membalas pesannya, ia sudah tidak peduli dengan beberapa pesan masuk dari kantor nya, ia hanya ingin pesan balasan dari Neta saat ini.
15 menit berlalu, 30 menit berlalu hingga tak terasa sudah hampir satu jam Dika berada di depan rumah Neta. Rumah bercat putih berpagar tinggi, sehingga tidak semua orang dapat melihat aktifitas di dalam rumah karena terhalang oleh pagar. Kantuk pun datang Dika tidak dapat membendung rasa kantuknya hingga akhirnya ia terlelap tidur di dalam mobilnya.
...****************...
Sayup terdengar suara Muazin mengumandangkan adzan subuh di mesjid dekat tempat tinggal Neta, Neta terbangun dari tidurnya, ia melihat jam sudah waktunya shalat subuh. Neta duduk dipinggiran kasur, setelah semalam ia membuat surat pengunduran diri, disaat yang bersamaan ponsel Neta berdering, ia melihat id pemanggil di layar ponsel nya Dika yang menghubunginya.
Neta semakin kesal mengapa Dika menghubungi nya tengah malam seperti itu, sedangkan seharian tadi ia dihubungi pun tidak ada jawaban, lalu Neta menyimpan ponselnya dibawah bantal agar ia tidak mendengar dering ponselnya. Hingga akhirnya ia selesai membuat surat pengunduran diri, lalu Neta tidur tanpa melihat kembali ponselnya.
Perasaan Neta kembali tidak karuan, ia kembali mencari ponselnya yang ia simpan dibawah bantal, ia membuka ponsel terlihat ada 185 panggilan tidak terjawab dari Dika dan beberapa pesan masuk dari Dika.
Neta membuka pesan terakhir yang dikirim kan Dika, ia terhenyak kaget saat membaca pesan jika Dika berada di depan rumahnya sekarang, Neta langsung bangun dari duduk nya berjalan kearah pintu balkon kamar, membuka pintu lalu keluar dan benar saja ada mobil hitam terparkir di depan rumahnya. Ia sangat mengenali mobil itu, Ya.. itu mobil Dika.
Neta kembali masuk kedalam kamar, ia masih bertanya-tanya apa maksudnya Dika, kemarin ia tidak menepati janji bahkan seharian tidak dapat dihubungi sehingga membuat orangtua dan dirinya menganggap bahwa Dika hanya mempermainkannya, namun sekarang ia datang dan berada di depan rumahnya semalaman.
" Apa yang ada di pikiran kamu sih Dika " batin Neta.
" Maksud kamu apa kaya gitu, apa karena kamu menungguku di depan rumah semalaman lalu aku akan luluh, tidak semudah itu Alfonso ! Bagaimana orangtua ku yang sudah ikut kecewa juga " gumam Neta.
Ia bergegas menuju kamar mandi, mengambil wudhu lalu melaksanakan kewajiban shalat subuh.
...****************...
Dilain tempat Dika pun terbangun karena suara adzan subuh dari mesjid dekat tempat tinggal Neta, ia melihat arloji di pergelangan tangannya, sudah waktunya shalat subuh. Dika keluar dari mobilnya, udara dingin pagi masuk menusuk kulit, ia bergegas mencari masjid untuk melaksanakan kewajibannya.
Sesampainya di masjid sudah banyak warga yang akan melaksanakan shalat subuh berjamaah, Dika ikut menjadi makmun bersama warga komplek rumah Neta yang lain, warga pun merasa heran karena baru pertama kali melihat Dika.
Setelah shalat ada salah satu warga yang menyapa Dika, ia adalah Pak RW di komplek Neta tinggal.
" Dek, tinggal dimana ? " tanya Pak RW.
" Oh saya Di Cluster Rasuna Pak "
" Loh.. jauh dari sini, memang sengaja atau sedang berkunjung ? "
" Saya sedang.. berkunjung Pak " Dika memutar otak.
" Oh ya.. permisi kalau begitu saya duluan " Pak RW pamit.
" Silakan Pak "
" Oh ya barangkali mau mampir ke rumah ? Rumah saya sebelah mesjid ini, tuh " tanya Pak RW lagi lalu menunjukan rumahnya.
" Terima kasih banyak Pak, lain kali saja "
" Baik kalau begitu mari.. "
" Mari Pak silakan.. "
Pak RW berlalu meninggalkan Dika begitu Dika ia kembali berjalan menuju rumah Neta, ia melihat sekilas rumah Neta seperti tidak ada aktivitas didalam nya. Dika kembali melihat ponselnya, tidak ada sama sekali balasan dari Neta. Dika sedikit frustasi.
" Neta.. hari ini kamu pasti akan pergi bekerja, aku tetap akan menunggumu disini " batin Dika.
Ia kembali melihat beberapa pesan yang masuk ke ponselnya, pesan dari kantor jika ia harus ke kantor dan melaksanakan apel pagi pukul 8, Dika memijat-mijat tengkuknya.
" Ya Allah... bantulah aku, bagaimana pekerjaanku ? bagaimana Neta ? aku tidak pernah setidak karuan ini sebelumya.. " batin Dika.
Dika masih setia menunggu namun hingga matahari menampakkan sinarnya, ia belum melihat ada yang keluar dari rumah Neta.
" Apa Neta tidak bekerja hari ini ? " gumam Dika.
Dika kembali melihat arloji ditangannya, waktu sudah pukul 7.20 menit, Dika memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah, apapun yang terjadi ia berniat untuk langsung bertemu dengan kedua orangtua Neta, ia akan menjelaskan mengapa ia kemarin tidak jadi datang.
Ia keluar dari mobilnya, berjalan menuju pintu pagar rumah Neta yang menjulang tinggi, ia melihat pintu pagar sudah tidak terkunci berarti sudah ada yang keluar rumah batin Dika.
Dika perlahan masuk kedalam rumah menuju teras, ia memberanikan diri, mulai memencet bel rumah, Dika menunggu tidak lama pintu terbuka, seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk Dika.
" Permisi "
" Ya, mau bertemu siapa ya ? " tanya Mbok Sum
" Neta nya ada ? " tanya Dika ragu.
" Oh.. Mbak Neta tunggu sebentar ya Mas, silakan masuk "
" Tidak usah, saya tunggu di teras saja, terima kasih "
Mbok Sum kembali masuk kedalam rumah, ia menghampiri Neta dan kedua orangtuanya yang sedang sarapan.
" Permisi Pak Bu, maaf diluar ada yang mencari Mbak Neta "
Degggg..
Neta sudah menduga pasti Dika yang sedang mencarinya.
" Hmm.. siapa ? " tanya Ayah.
" Saya lupa menanyakan namanya Pak, hanya saja dia laki-laki.. Mas nya tapi ganteng sih "
" Ckkk.. kamu, ya sudah "
" Permisi mbok kebelakang "
Neta bangun dari duduknya, ia penasaran juga siapa yang datang ingin menemuinya apakah benar Dika atau bukan.
" Mau kemana kamu ? " tanya Ayah.
" Mm.. mau kedepan liat siapa yang mau menemuiku "
" Tidak perlu, kamu tunggu disini, biar Ayah yang melihat kedepan "
" Tapi Yah.. "
" Tunggu saja disini "
Ibu memberikan kode agar Neta menuruti apa kata Ayah nya. Neta kembali duduk.
Ayah Neta berjalan menuju teras rumah, apa yang akan terjadi selanjutnya ya.. ??
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻