Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perut sakit
Ruby dan para sahabatnya kini masi Asik duduk di meja kantin sambil menyantap makanan yang mereka pesan. Ruby yang masi tidak nafsu makan hanya bisa memakan biskuit yang tadi ia beli.
" kalian kenapa si bisa putus. Padahal kalian ini pasangan serasi yang terlihat seperti couple Gold tampa kecacatan sedikit pun. Bahkan Ares berubah saat bersama dengan kamu byy. Gw yakin Ares jadi kayak gitu lagi gara gara putus sama kamu. " Luna menepuk bahu Ruby yang menyayangkan hubungan sahabatnya itu kandas begitu saja.
"Iya Gw masi menyayangkan dengan keputusan kalian untuk berpisah, apa lagi kalian terlihat sangat serasi byy " Selly masi menatap Ruby penuh tanya apa lagi ruby sedari tadi seperti engan menceritakan hal itu kepada mereka.
" Gw gak bisa cerita sekarang, lagian ini keputusan terbaik yang gw bisa lakukan." ujar Ruby yang terlihat fokus menyantap biskuit
" Kapan lu ceritain, gw kan kepo."
Ruby tidak perduli dengan pertanyaan dari para sahabatnya yang masi terlihat kepo dengan dirinya. Ia melengos menatap kearah lain sampai akhirnya matanya tertuju pada sudut kantin, ia melihat ares yang duduk di atas meja sambil mengepulkan asap rokoknya, yah rokok barang yang sudah tidak pernah ia lihat ada di saku Ares kini sedang ada di sela sela jarinya.
Ruby terbelalak kaget menatap sudut kantin itu, rasanya masi tidak percaya melihat Ares yang berubah menjadi Ares yang dulu sebelum bersamanya. Sejak Ares berpacaran dengan dirinya ares mulai menjauh dari rokok dan berantem. Apa lagi satu bulan yang lalu ia yakin Ares sudah berhenti merokok dan minum demi kesehatannya.
" Kenapa kamu jadi seperti itu res. " Gumam Ruby mulai berdiri ia tampa sadar mulai melangkah berniat menghampiri Ares, tapi baru juga satu langkah ia langsung berhenti dan memutuskan untuk balik menuju kelasnya dan meninggalkan para sahabatnya di kantin.
" Byy lu mau kemana. " Panggil serentak para sahabatnya tapi tidak di respon ruby sama sekali.
Ruby terus berjalan sambil menundukkan kepalanya, ia melangkah dengan langkah yang lebar menuju kelasnya. Perasaannya sangat sedih sekarang melihat Ares yang berubah menjadi Ares yang dulu. Rasanya sakit melihat Ares yang seperti itu lagi.
Bukkk
Set
Ruby menabrak seseorang yang membuat ia langsung kehilangan keseimbangan. Beruntungnya tangan kanannya langsung di cekal oleh orang yang ia tabrak tadi. Ia segera berdiri dan menarik tangan dari orang itu.
" Maaf maaf aku gak sengaja aku minta maaf" ujar Ruby buru buru membenarkan posisinya mendongak kan kepalanya dan menatap cowok yang ia tabrak ternyata sahabat dari mantan pacarnya. " Rendi... Gw kira siapa maaf yah "
" Kamu gak papa Byy?" tanya rendi sambil menatap Ruby yang ada di depannya.
" Gak papa ren, maaf ya tadi aku gak fokus. Yaudah aku ke kelas dulu____
Set
" Eh tunggu, gw mau tanya sama lu." Rendi mencekal tangan Ruby dan membawanya agar duduk di kursi samping kelas tidak jauh dari mereka berdiri.
" Emang mau tanya apa? Ngapain sampai ngajak aku duduk segala. " Ruby bingung dengan sahabat Ares yang tiba tiba menyuruhnya duduk.
" Duduk dulu. Banyak yang gw mau tanyakan ke elu. " Rendi masi memaksa Ruby dan membuat Ruby mau gak mau hanya menurut.
Ruby kini duduk di depan kelas, dengan perasaan gugup menatap rendi ia yakin pasti sahabat Ares ini ingin tanya perihal dirinya dan Ares yang putus sama seperti sahabatnya.
" Gw gak tanya penyebab lu putus sama Ares. Gw mau tanya ke lu apa lu masi sayang sama Ares atau tidak?"
Deg
Ruby tertunduk mendengar ucapan itu bibirnya gemetar sekaan enggan untuk berbicara. Aku masi Sayang sama Ares sayang banget malah. Tapi aku gak bisa bersama dengan Ares lagi seperti dulu, batin Ruby yang terlihat murung setelah mendapatkan pertanyaan itu.
" Sejak dia putus sama kamu dia gak pernah mau pulang Byy. Dia hanya tidur di sofa kecil yang ada di basecamp. Keadaannya benar benar buruk tampa kamu di sisinya. Entah aku salah atau tidak memberi tahu mu tentang keadaan Ares. Tapi gw harap kalian bisa balik lagi dan membuat Ares ceria lagi seperti dulu." Rendi menatap Ruby yang sedari tadi hanya menunduk diam di sebelahnya.
" Apa ares yang bilang _____
" Tidak, tidak sama sekali. Ini murni keinginan aku. Aku cuma gak tega melihat Ares yang murung seperti itu. Gw gak masalah kok kalo kamu gak jawab pertanyaan aku. Tapi gw harap lu mempertimbangkan hal itu byy." Rendi berdiri menatap sekilas Ruby dan melenggang pergi meninggalkannya.
Ruby terlihat masih setia duduk di kursi samping yang ada di depan kelas, ia merasa bingung dengan keadaannya sekarang. Harus menikah dengan Lucas saja itu salah satu pilihan yang berat bagi dirinya. Apa lagi melihat Ares yang terlihat berubah sejak putus dari dirinya ini termasuk hal yang berat bagi dirinya.
" Aduu, perut aku kok agak sakit." Gumam Ruby memegang perutnya dengan erat.
Ruby tiba tiba merasakan sakit di area perut bawahnya, rasanya seperti ada yang menusuk nusuk di perutnya. Ia mulai merunduk memegang perutnya yang sangat sakit. ia berusaha bangun untuk pergi menuju UKS tapi semakin ia menggerakkan tubuhnya semakin sakit pula rasa nyeri di perutnya.
"E'eeee sakit! " rintih Ruby bahkan suaranya tidak bisa keluar sama sekali, rasanya benar benar sangat sakit ia hanya bisa memegang perutnya sedari tadi merunduk di kursi depan kelas.
" byy, kamu Kenapa? "
suara bariton yang familiar itu terdengar dari telinga Ruby, ia mendongak dan melihat Ares berlutut di hadapannya dengan mata yang terlihat khawatir memandang dirinya.
" perut aku sakit " ujar Ruby dengan suara pelan menahan kesakitan yang luar biasa dari dalam perutnya.
Set
Ruby tiba tiba di gendong ala bridal style oleh Ares tampa aba aba terlebih dahulu, dengan keadaan khawatir ia mengendong Ruby melangkah pergi menuju UKS dan membuat tatapan semua orang tertuju pada mereka sekarang.
" Res aku____
" tenang Byy, aku akan bawah kamu keuks, sabar ya " dengan langkah yang lebar Ares menggotong Ruby yang terlihat kesakitan menuju uks agar segera mendapatkan perawatan.
Setelah sampai di uks Ares segera merebahkan tubuh Ruby di atas kasur pasien. Karena tidak ada dokter ia mencari kotak P3K sendiri, ia mencari obat pereda nyeri sampai akhirnya ia menemukan dan memberikannya kepada Ruby.
Ruby hanya bisa meringkuk sambil memegang perutnya sakit. Ares mulai datang menghampiri Ruby dan memberikan obat pereda nyeri terhadap ruby, tapi bukanya di terima ruby mala menepis tangannya yang membuat obat yang ia pegang terlempar terjatuh.
" Aku gak mau res aku takut kalo makan obat asal seperti tadi. " ujar Ruby menggelengkan kepalnya, ia benar benar takut jika nanti terjadi sesuatu pada janin di perutnya.
Ares lupa kalo Ruby ini sedang mengandung anak kakaknya, dengan bodohnya ia malah memberikan obat yang asal asalan terhadap cewek yang pernah menjadi pacarnya itu. Ia segera menggendong Ruby lagi keluar dari ruangan itu. Dengan langkah yang lebar ia berjalan pergi menuju parkiran.
" Kamu masih kuat, gak papa kan kalo naik motor?" tanya Ares dan langsung di angguki oleh Ruby.
Ares memberikan helem miliknya untuk di pakai Ruby, dengan sangat hati hati ia membantu Ruby untuk naik keatas motornya. Ia pun ikut naik dan menarik kedua tangan Ruby agar tangannya memeluk perutnya. "Pegangan ya byy"
Ruby segera mengeratkan tangannya di pelukan Ares. Perutnya masih sakit rasanya benar benar sakit " sakit banget" gumam Ruby tampa di dengar Ares sedikit pun.
Ares segera menyalakan motornya dan melajukan motor itu dengan kecepatan sedang. Ia mengendarai motornya dengan satu tangan sedangkan satu tangan Laginya memegangi tangan Ruby yang masi setia memeluknya. Tidak butuh waktu lama Ares kini sudah sampai dan membawa Ruby masuk kedalam rumah sakit.
_______
Sejak Ruby masuk kedalam ruangan dan di periksa oleh dokter Ares hanya bisa mondar mandir sambil memainkan jarinya takut, pasalnya sudah hampir sepuluh menit lebih dokter masi belum keluar dari ruangan itu. Ia takut terjadi sesuatu pada Ruby, pikirannya bahkan sudah membayangkan yang tidak tidak terhadap ruby.
Kreittttt
Pintu itu terbuka dan menampakkan dokter yang keluar dari dalam ruangan itu. Ares segera menghampiri dokter itu dan menanyakan keadaan ruby.
" Keadaan Ruby gimana dok. Ruby gak papa kan dok, dia masi sehat kan dok. Semuanya baik baik aja kan dok. " Cecar Ares menanyai dok itu secara bertubi-tubi.
" Apa kamu walinya?"
Mendengar ucapan dari sang dokter ia lupa kalo belum memberi tahu Doni kakak dari Ruby, ia terlalu khawatir sampai melupakan wali dari ruby. " Aku bukan walinya dok tapi aku pacar_______ Ares sepontan menutup mulutnya tampa sadar ia mengatakan kebiasaan lamanya.
" Bayi di perutnya tidak apa apa, dia masi sehat hanya saja tadi sedikit terguncang karena stres yang berlebihan. Jaga dia baik baik dan jangan membuat dia setres. " Dokter menepuk pelan pundak ares dan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
Ares segera masuk kedalam ruangan itu dan melihat Ruby yang sudah tertidur dengan pakaian baru dan selang infus yang menancap di punggung tangannya, ia duduk di samping Ruby sambil memandangi wajah lemah Ruby. dengan pelan ia mengusap tangan mungil yang ia rindukan sambil sesekali membelai rambut Ruby.
Cup
Ares mencium bibir manis ruby dengan singkat mendekatkan wajahnya agar kening mereka bersentuhan " maaf byy nyatanya aku gak bisa melupakan kamu. Maaf aku bahkan sampai mencium kamu. berat bagi aku untuk melupakan kamu maaf " Ares bener bener menyayangi Ruby bahkan untuk membenci Ruby yang sudah menghianatinya pun tidak bisa ia lakukan.
Ia sedikit menjauh dari tubuh Ruby yang terlihat lemah, air mata pun mulai mengalir membasahi pipinya ia benar benar tidak bisa berhenti memikirkannya walau hanya sejenak "aku pergi ya Byy, aku udah bilang ke kak Doni dia pasti segera datang kesini jadi kamu gak perlu takut. " Ares mengusap pelan pipi mulus ruby dan berjalan pergi meninggalkan ruangan itu.