NovelToon NovelToon
Cinta Kita Sama Tapi Tuhan Kita Yang Beda

Cinta Kita Sama Tapi Tuhan Kita Yang Beda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: indah Mayaddah f

Kamu anak tuhan sedangkan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin kita akan bersatu dengan dalam ikatan suci dan menjadikanmu imam yang tidak sujud pada tuhanku ?. Tetapi jika kita tidak berjodoh kenapa kita di pertemukan dan kenapa perasaan ini begitu kuat padamu ?. Dari pertemuan yang tidak di sengaja Muhkta dan Satria di perpustakaan kampusnya, menimbulkan perasaan dihati Satria untuk perempuan yang tak sengaja menambaraknya. Apakah dari pertemuan tidak disengaja itu cinta mereka akan tumbuh ? Yuk ! Baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Skenario Allah Yang Sangat Indah

Beberapa tahun kemudian .........

"Pokoknya ! Aima gak mau tahu ! aa Asbi kudu di santlet !"

Pekikan keras seorang gadis kecil berusia sekitar lima tahun menggema di seluruh rumah. Gadis kecil dengan gaun pink yang dia pakainya, dihiasi dengan pita di depannya itu, serta rambut panjangnya yang sedikit bergelombang de kepang dengan jepit kupu-kupu di sekitar pelipisnya, menggeram kecil dengan tangan mungilnya yang terkepal kuat-kuat, menatap tajam pada seorang laki-laki tampan yang duduk di hadapannya.

Ya, dia adalah putri dari Mukhta dan Satria. Huzaima Bilqis Putri Jeason atau yang sering di panggil Aima oleh orang-orang.

"Hush, itu kenapa ada kata-kata santet yang keluar ?" Seru seseorang dari arah dapur, suara seperti teguran.

Anak laki-laki tampan dengan rambut sedikit ikal itu, tak kalah tajam menatap gadis kecil yang dianggap sebagai adik.

"Santet euyy" Ralatnya memperbaiki ucapan sang adik yang salah. "Santlet-santlet, anak bogel kalau belum lancar ngomong, gak usah ngomong"

Benar dia adalah putra dari Yufraj Putra Rasyid dan Adzkia Rahmayani yaitu Muhammad Hasbi Ramadhan. Anak itu memiliki panggilan khusus untuk adik perempuannya, sehingga biasa menyebutnya dengan 'anak bogel'.

Aima yang merasa kesal pada sang kakak, langsung clingak-clinguk mencari sesuatu. Tangannya meraih sebuah kardus mainan bekas yang sudah kosong, lalu dengan cepat melemparkannya kearah sang kakak.

TUK !

Mata Hasbi terbelalak saat mendapati lemparan tiba-tiba, mengenai kepalanya. "Eyang ... Anak bogel mukul Hasbi, nih !" Adunya kencang

Dari kejauhan, seseorang wanita paruh baya muncul dari bapur dan dengan tergesa-gesa berlari mendekati cucunya.

Aima langsung berlari, menghampiri neneknya dan memeluk perutnya. "Eyang.... Aa Hasbi pelit sama Aima" Balasnya mengadu sembari menunjuk sang kakak. Sementara yang ditunjuk hanya bersikap santai.

Uma Rahma sampai memijit pangkal hidungnya, merasa pusing dengan tingkah kedua cucunya yang selalu ribut saat bersama "Eyang ingin mendengar penjelasan dari kalian berdua, sebenarnya apa yang terjadi ? ceritakan sama eyang" Titah Uma Rahma

"Aima mau ikut main, tapi gak boleh sama aa Hasbi" Ucap Aima dengan denah wajah memelas

"Hasbi gak boleh pelit, mainnya barengan sama adek kamu" Tegur Uma Rahma lembut pada cucu laki-lakinya

"Tapi Aima suka ngerusakin mainan Hasbi" Balas Hasbi tau mau kalah, sambil menunjukkan mainannya yang tampak rusak di depan Uma Rahma.

"Lihat, eyang. Hasbi udah cape-cape nyusun Lego ini, malah di bongkar lagi sama anak bogel" Jawab Hasbi

Uma Rahma tidak bisa menahan tawa melihatnya.

"Aima cuma mau bantuin ko, eyang. Digambar legonya pegang pedang tapi yang aa Hasbi buat gak pake pedang. Jadi Aima mau masang pedangnya, eh jadi ancur semua" Jelas Aima berusaha menceritakan alasannya

"Tuh kan oma, anaknya nakal" Ucap Hasbi masih kesal pada sang adik

"Aima bakalan aduin aa Hasbi ke bunda dan ayah" Ancam Aima menakut-nakuti

"Siapa takut, aa juga bakalan aduin kamu ke mama dan papap. Wleee" Balik mengancam sembari menjulurkan lidah mengejek

Bibir Aima bergetar hebat sebelum akhirnya tangisnya pecah saat itu juga.

"Huwaa...., Ayah ! Bunda ! Aa Hasbi jahat sama Aima" Pekiknya kencang, membuat Uma Rahma dan Hasbi menutup kedua telinganya rapat-rapat begitu mendengar tangisannya.

"Sayang gak boleh gitu sama adek kamu" Tegur Uma Rahma pada Hasbi, tangannya mengusap-ngusap lembut pucuk kepala cucu perempuannya

"Cup-cup, Aima mainnya sama eyang saja, ya. Kita main barbie yuk" Ajar Uma Rahma dengan penuh semangat

"Tapi Aima ingin main lego" Tekan Aima

"Mereka benar-benar seperti duplikat dari Mukhta dan Yufraj" Batinnya seraya geleng-geleng kepala

Tiba-tiba klakson mobil terdengar menarik perhatian mereka bertiga.

"Papa !!!, Mama !!!" Seru Hasbi

"Bunda !!!, Ayah !!!" Seru Aima

"Kalian sedang apa ?" Tanya Mukhta pada keduanya

"Kami sedang bermain bunda" Jawab Aima

"Uma aku dan Satria tidak bisa lama, karena ada urusan yang lain. Kami pamit, Assalamu'alaikum" Ujar Mukhta

"Kok baru datang langsung pulang" Ucap Aba Rasyid baru pulang

"Iya aba, ada urusan mendadak jadi aku langsung membawa Aima pulang" Jawab Satria

"Kalau begitu hati-hati di jalannya ya" Ucap Aba Rasyid

"Iya, aba" Jawab Mukhta

*****

Hari ini adalah hari weekand, Satria membawa Mukhta dan Huzaima ke pantai. Senyuman bahagia tidak pernah lepas dari wajah ketiganya. Ditepi sana, Satria dan Huzaima berlarian ditepi pantai. Ayah dan putrinya itu sedang bermain peran seorang monster yang akan menangkap tuan putri. Huzaima berlari sekencang-kencangnya, rambutnya terurai ditiup angin laut.

Satria mengejar dengan tangannya membentuk cakar monster yang mengerikan. "Tuan putri ! monster jahat datang !" Teriak Satria suaranya dibuat seseram mungkin.

"Aaaa ! Tolong !" Huzaima berteriak, sambil berlari cepat

"Hahaha ! Aku akan menangkap mu !" Satria semakin bersemangat mengejarnya

Huzaima berbelok kearah Mukhta, bersembunyi di balik tubuh ibunya.

"Bunda, tolong ! monster jahat mau menangkap Aima" Seru Huzaima

"Ayo, tuan putri kita lawan monster jahat ini !" Seru Mukhta pada putrinya

Huzaima mengangguk semangat. "Hiya !" Gadis kecil itu berteriak, sambil menghunus kerang yang ia temukan sabagai pedang

Satria terhuyung mundur, pura-pura terluka. "Aduh ! Aku kalah ! Tuan putri menang !" Huzaima bersorak kegirangan, menari-nari di pantai

Satria bangkit sembari tersenyum lebar. "Putriku memang hebat !" Ia mengangkat tubuh putrinya dan mencium pipinya. Mukhta tersenyum melihat kebahagiaan suami dan putrinya. Ia mengabadikan momen-momen indah itu dengan kameranya.

"Semua telah kami lalui, mulai dari perpisahan karena berbeda agama sampai aku akan aba jodohkan dengan teman kakakku" ucapnya, mengingat perjalanan hidup yang telah dilalui bersama Satria

"Dia rela keluar dari agamanya, menentang keluarganya dan berpisah dengan orang tuanya selama bertahun-tahun. Cintanya begitu besar terhadapku, aku sangat beruntung memilikinya" Ucap Mukhta

"Ada orang ketiga yang akan memisahkan keharmonisan keluarga kami, sampai aku marah saharian dengan suamiku sendiri. Tetapi dia tetap bersikap baik terhadapku" Ucap Mukhta

Mukhta terdiam sejenak, matanya terpejam. Tanpa disadari, air matanya mulai mengalir dari matanya. "Dia adalah Satria, suamiku, imamku" Ucapnya dengan suara bergetar

"Bunda sini !!!" Teriak Huzaima dari jauh, menarik ibunya untuk bergabung dalam permainan mereka.

"Baiklah" Seru Mukhta dengan suara serak. Jari-jarinya gemetar, dengan cepat mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir. Wanita itu segera berlari mendekati mereka.

"Bunda jadi monster !" Teriak Huzaima sambil menunjuk ibunya

"Ayah cepat lari !!!" Seru Huzaima

Satria begitupun Huzaima berlari menjauh dari Mukhta. Tak ingin kalah, Mukhta dengan cepat mengejar mereka berdua dengan senyuman yang tak lekang dari wajahnya. Sore itu di pantai di waktu senja, menjadi saksi bisu kebahagiaan keluarga kecil mereka. Tawa riang dan keceriaan menghiasi wajah Satria, Mukhta dan Huzaima. Mereka menikmati momen kebersamaan dengan penuh canda dan tawa, menciptakan kenangan indah yang akan terus terpatri dalam hati mereka.

Satria dengan lembut menggendong putrinya di pundaknya, ketiganya melangkah beriringan di tepi pantai. Mata Satria menatap lekat kearah wajah istri tercintanya.

"Memilikimu membuatku merasa bahagia, membuatku merasa akulah seseorang yang paling beruntung di dunia. Dicintaimu membuatku lupa bahwa aku pernah terluka sebelumnya" Bisik Satria dalam hati

"Aku mencintaimu Mukhta" Ucap Satria dalam hati, menatap Mukhta dengan penuh cinta. Senyuman bahagia diberikan pada istrinya.

"Aku juga mencintaimu Satria" Jawab Mukhta, balasan cintanya terpancar dari matanya sembari membalas senyuman suaminya.

*TAMAT*

1
Iqlima Al Jazira
di tunggu karya selanjutnya thor👍🏻👍🏻
indah Mayaddah f: Sudah ada ya kak novel terbaru jadul "Santri Badung Pemikat Hati" semoga kakak suka ya /Pray//Smile/
indah Mayaddah f: Terima kasih, atas dukungannya 🙏. Ditunggu ya /Smile/
total 2 replies
Iqlima Al Jazira
next thor
indah Mayaddah f: Mohon di tunggu yah kak 🙏
total 1 replies
robleis_XD
Gak bisa berhenti membaca nih, keep it up thor!
Maria Elizabeth Pereira
Senang membaca ceritamu, thor.
indah Mayaddah f: Terima Kasih /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!