mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Protektifnya seorang Jeano
Sesampainya di kamar.
“terima kasih Jeano, maaf aku sudah merepotkan kalian beberapa waktu ini.” ucap Yuan.
“kau berterima kasih untuk apa.?” tanya Jeano.
“atas semua yang kalian berikan padaku selama ini, dan atas semua kebaikanmu dan perhatianmu kepadaku selama beberapa waktu ini.” jawab Yuan.
"apakah menurutmu aku perhatian kepadamu hanya beberapa waktu ini saja.?" tanya Jeano dengan nada firting.
Dengan wajah memerah Yuan menjawab.
"tidak, selama ini kau dan yang lainnya sangat perhatian kepadaku. Untuk itulah, aku sangat berterima kasih kepada kalian." jawab Yuan.
“harusnya kami yang mengucapkan terima kasih padamu, kau sudah mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan Hyungga.” ucap Jeano.
“bahkan siapapun yang ada di posisi Hyungga saat itu, aku tetap akan melakukannya.” jawab Yuan memberikan tersenyum manisnya.
“tapi setelah ini, mulai saat ini, aku melarangmu melakukan hal yang dapat membahayakan dirimu. Berjanjilah padaku, jika ada hal apapun yang menganggu pikiranmu kau harus memberitahukan kepadaku.” ucap Jeano memandang lurus tajam ke mata Yuan.
Jeano memandang gadis itu dengan sangat dalam dan penuh perasaan, membuat Yuan menjadi salah tingkah sendiri.
Tanpa bersuara Yuan hanya menganggukan kepalanya, memandang wajah laki laki itu.
“kau sudah berjanji.” ucap Jeano.
“heiy sudahlah, kau jangan mengancam sahabatku.” kata Meri. Sedikit risih dengan kemesraan mereka berdua.
“bagaimana hasil penyelidikanmu, jangan bilang kau tidak ada berita terbaru.” lanjut Meri.
“siapa bilang, justru aku juga akan meminta bantuanmu.” ucap Jeano.
“apa yang kau butuhkan dariku.? asal jangan tubuhku.” jawab Meri sambil menyilangkan tangan di dada.
Jeano menoyor pelan kepala Meri dan melanjutkan.
“aku mencurigai seseorang di dalam agensi terlibat dalam kejadian itu, tapi aku belum bisa memastikan apakah benar atau hanya dugaanku saja.” ucap Jeano.
Meri dan Yuan saling memandang mendengar pernyataan dari Jeano, tapi tidak ada yang mengatakan apapun.
“aku butuh bantuanmu untuk menjaga Yuan selama berada di sini, aku tetap akan meminta pengawal berjaga di sekitar kalian. Tapi bagaimanapun harus ada yang dekat dengannya. Apa kau bisa.?” lanjut Jeano.
“Tentu saja. Aku selalu bisa, apapun untuknya.” jawab Meri.
“tapi jelaskan padaku, siapa yaang kau curigai.” tanya Meri kemudian.
Jeano hanya terdiam, dia ragu antara mengatakan atau tidak. Melihat Jeano tidak menjawab, Meri memaksanya.
“katakan padaku agar aku juga bisa waspada.”
Masih di ambang kebimbangan, Jeano hanya menggelengkan kepalanya dan tidak memberikan jawaban.
“aku akan memberitahu kalian jika aku sudah yakin akan hal itu, aku tidak mau terlalu menuduh tanpa bukti. Nanti jadinya malah Fitnah.” jawab Jeano.
Meri dan Yuan saling menatap kembali, Yuan menggelengkan kepalanya memberi isyarat agar Meri tidak memaksanya.
“baiklah, tapi berjanjilah jika kau akan memberitahukan kepadaku terlebih dahulu, jika kau sudah yakin.” Meri mengancam.
“tentu.” jawab Jeano
Jeano mendekat kepada Yuan, berjongkok di depannya dan membelai rambut panjang gadis itu.
“istirahatlah dengan baik, jangan memikirkan apapun. Serahkan semua kepadaku.”
“uuum,,,” jawab Yuan singkat, sambil tersenyum.
Jeano keluar dari kamar, meninggalkan kedua gadis itu.
Di luar kamar, Jeano menempatkan dua orang keamanan. Satu wanita dan Satu Pria untuk berjaga. Bagaimanapun dia masih yakin kalau Yuan belum sepenuhnya aman, entah karna apa Jeano sendiri tidak bisa memastikan tapi itu yang Jeano rasakan. Dan selama ini instingnya sedikitpun belum pernah meleset.
Setelah kepergian Jeano.
“Yuan,, kamu merasa ada yang aneh nggak siiih dengan Jeano.?” tanya Meri setelah pintu di tutup.
“maksud kamu aneh.?” tanya Yuan ganti bertanya.
“aku merasa dia seperti Alen, sangat sangat protective padamu. Apa kau tidak merasakannya.” jelas Meri.
“mmmmm,, siapa yang tidak akan protective jika mengalami hal sepertiku. Bahkan jika kamu mengalami hal seperti ini saat bersama mereka, mereka juga pasti akan melakukan hal yang sama padamu.” jawab Yuan.
“kau tahukan Jeano seperti apa.” lanjut Yuan.
“tidak, kali ini berbeda. Aku merasa dia terlalu berlebihan perhatian padamu. Perasaan yang lebih dari sekedar teman ataupun saudara.” goda Meri sambil menabrakan bahunya ke bahu Yuan dan mengerlingkan matanya.
“mungkin. Aku rasa.” jawab Yuan santai sambil mengangkat bahunya.
“dan mereka semua juga begitu, jadi bayangkan kalo mereka mempunyai apa yang kau katakan barusan padaku.” jawab Yuan asal.
“heiy,, kau jangan kemaruk. Bagi bagi, kek.” sungut Meri.
“kalo saja bisa poliandri, aku mau mereka semua. Hahahahaha..” goda Yuan sambil tertawa ngakak.
Di ruang tengah.
Mereka bertujuh masih berkumpul, membicarakan jadwal mereka yang sempat tertunda.
Semua kegiatan mereka yang sudah jadwalkan berantakan karna insiden yang terjadi, mini konser di Vena yanng harusnya Tiga hari berturut harus di mundurkaan di bulan selanjutnya, dan juga pergantian lokasi konser yang berbeda membuat semua staff dan juga official harus bekerja ekstra.
Hal ini di karenakan tempat itu masih menjadi lokasi yang di selidiki oleh pihak berwajib, atas kejadian yang sempat terjadi.
Pada akhirnya, itu membuat berantakan semua jadwal mereka. Termasuk jadwal untuk debut Yuan sebagai seorang penyanyi yang harus di mundurkan lagi, entah sampai kapan.
Melihat kondisi gadis itu yang bisa di bilang masih jauh dari kata pulih, hal itu tentu saja membuat mereka semua harus merancang ulang jadwal dan kegiatan mereka sampai Yuan di nyatakan pulih dan sembuh sepenuhnya. Tentu saja hal itu membutuhkan waktu yang panjang.
Kekhawatiran mereka bukan tanpa alasan, Jeano yang mulai merasa ada yang janggal dengan kasus yang terjadi. Kalau alasan percobaan pembunuhan itu untuk mencelakai mereka, harusnya selama sebulan ini akan ada kejadian kejadian susulan yang lain yang menimpa mereka.
Namun selama beberapa waktu ini, semua terasa tenang, sepertinya pelaku mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitar gadis itu. Hal itu pula yang membuat Jeano mempunyai naluri bahwa pelaku ada diantara orang orang yang ada di sekitar mereka.
Selain berkonsultasi dengan kakaknya, Jeano juga menceritakan kecurigaan dan juga kekhawatirannya kepada Jonath. Bagaimanapun juga Jonath adalah leader mereka, Jeano berfikir mungkin dengan menceritakan apa yang terjadi kepada Jonath dia bisa mendapatkan sedikit pencerahan.
Jonath berjanji selama penyelidikan dia akan menyembunyikan masalah ini dari member yang lain, bahkan juga kepada manager mereka.