NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Jalan Malam

***

Sementara itu beberapa waktu yang lalu..

Pamela dan Stella terus berteriak histeris dan

berusaha menggapai air bersih yang ada di

pinggir petakan sawah untuk membasuh muka.

Mulut mereka tiada henti mengumpat dengan

sumpah serapah membawa-bawa nama Sherin

yang menurut mereka menjadi penyebab

semua kesialan ini.

"Owhh tidaakk.. kulitku yang berharga.. kenapa

jadi begini..huhuu... aku tidak bisa terima ini.."

Jerit Pamela saat melihat penampakan dirinya

setelah matanya sedikit terbuka. Stella pun tidak

kalah parahnya, dia menangis kencang begitu menyadari, rambut panjang yang sangat di puja

nya, kini berbalut lumpur tebal. Dan..mereka

berdua semakin histeris ketika ada beberapa

ekor belut muncul ke permukaan menyentuh

tubuh mereka.

"Astaga..gelii..ampuun..gak lagi-lagi deh masuk

ke tempat seperti ini..toloong.. kemana sih nih orang-orang.. kenapa kita di biarkan begini..!"

Pamela tiada henti mengumpat dan meracau.

Mereka berdua kini mencoba menarik tubuhnya

yang sudah tenggelam sebatas pinggang. Tapi,

semakin mencoba, anehnya tubuh mereka

malah semakin tenggelam

"Miss Pamela..! Miss Stella.. kalian kah itu.?"

Ada beberapa model lain yang datang ke tempat

itu dan cepat-cepat turun dari atas kuda mereka

lalu berdiri di atas jalan yang berjarak kurang

lebih 2 meter dari atas permukaan lumpur.

"Jangan banyak bicara, cepat panggil bantuan.!"

Pamela malah membentak dengan suara yang

semakin serak kehabisan daya.

"Okay.. kita akan panggil bantuan sekarang.!"

Ucap para model dengan ekspresi wajah tidak

jelas. Antara geli, pengen ketawa tapi juga iba

dan entah apalagi yang mereka rasakan saat

ini. Yang jelas para model itu terlihat sedikit

panik. Mereka kini melakukan panggilan pada

head coach yakni Miss Manola.

Tidak lama setelah itu, team penyelamat datang. Bersama para juri dan staf produksi. Untuk sesaat mereka malah bengong, menatap tidak percaya

pada apa yang terjadi di depan mata. Ini adalah sesuatu yang terjadi di luar perkiraan. Mereka

berdua segera di siram oleh air bersih yang

sengaja di siapkan. Setelah itu cepat-cepat

di evakuasi ke hotel.

Sekitar pukul 10, semua model telah berkumpul

di aula utama hotel ini Mekar Wangi dan sedang

mendapatkan pengarahan dari para mentor.

"Maafkan saya datang terlambat Miss.."

Sherin yang baru saja datang dan bergabung,

berdiri di hadapan para mentor yang terlihat memasang wajah datar dan dingin.

"Miss Sherin.. alasan apalagi sekarang yang

akan anda lontarkan.?"

Miss Manola menatap lurus wajah Sherin

dengan ekspresi wajah sangat keras.

"Masih sama dengan alasan yang terjadi

sebelumnya, kuda saya sedikit bermasalah."

"Kenapa anda tidak kembali saja ke pacuan.?

Jadi pergi kemana beberapa jam ini.?"

"Saya harus mendinginkan kuda itu dengan

membawanya ke tempat lain..maaf karena

tidak minta izin dulu. Tapi, saya punya hadiah

khusus untuk kalian, team coach."

Ucap Sherin sambil mendekat ke hadapan Miss

Manola, kemudian mengulurkan sesuatu yang membuat wanita berwajah tegas itu menautkan alisnya. Raut wajah wanita itu kini berubah aneh,

yang jelas terlihat semakin dingin, dia tampak

menggeleng kuat, berusaha untuk tetap tenang.

"Baiklah Miss Sherin.. anda boleh bergabung

dengan yang lainnya.!"

Sherin mengangguk, kemudian mundur dan

masuk ke dalam barisan.

"Okay..kegiatan kita selanjutnya akan min dua

peserta, Miss Pamela dan Miss Stella. Mereka

tidak bisa ikut kegiatan karena harus melakukan

perawatan kesehatan. Tapi jangan salah, mereka berdua akan kehilangan poin untuk dua kegiatan

ke depan..! Dan itu sangat di sayangkan !"

Tegas Miss Manola yang membuat para peserta

saling melempar tatapan dan mengangkat bahu.

Sherin terdiam, apa yang terjadi dengan duo rese

itu sekarang.? Apa mereka terluka.?

"Mari..kita berangkat ke lokasi bakti sosial.!"

Akhirnya mereka semua berangkat ke lokasi

kerja bakti yang di adakan di pusat kantor desa.

Tidak di sangka, ternyata di sana ratusan warga

desa sudah menanti kedatangan mereka.

Warga begitu antusias dengan keberadaan para

peserta kompetisi model ini. Kapan lagi mereka

bisa melihat bidadari-bidadari cantik berkeliaran

di lingkungan tempat tinggal nya. Para model itu

juga terlihat bekerja dengan serius, sepenuh hati. Walau tetap menggunakan alat pelindung diri,

seperti masker dan sarung tangan, namun hal

itu tidak mengurangi kualitas pekerjaan nya.

Selain itu, mereka juga tetap sabar melayani permintaan fhoto dari para warga. Yang paling

banyak di kerubungi warga adalah Sherin.Semua orang menempel dan mengurung dirinya. Tapi

mereka tetap menjaga jarak dan membiarkan

Sherin melakukan tugasnya tanpa hambatan.

"Duhh..gak nyangka banget ya, pada cantik tapi

masih mau membantu membersihkan selokan

kayak gini. Model-model itu juga ternyata masih

memiliki empati dan peduli pada lingkungan."

Puji seorang perangkat desa yang di tanggapi

positif oleh para warga terutama ibu-ibu.

"Bener banget, aslinya mereka juga ramah-ramah.

Terutama itu tuh, Neng Sherin..uuhh udah mah

yang paling cantik, paling herang.. paling ramah

lagi. Benar-benar calon menantu idaman tuh.!"

Sahut seorang ibu yang kelihatannya paling

jreng diantara yang lain dan terlihat cukup

di segani oleh warga lainnya.

"Eehh..tapi dengar-dengar dia itu model yang

bisa di booking loh, terkenal dengan julukan

Miss 2 milyar dia. "

"Ahhh..itu mah gosip aja. Yang ibu lihat sih dia

ini gadis baik-baik. Dia juga masih murni. Itu

mah hanya isu yang di hembuskan oleh pihak

lain untuk menjatuhkan nama baik si Neng.."

"Setuju..kita pikir juga seperti itu. Buktinya dia

masih memiliki aura tingting yang sangat kuat."

Ibu-ibu itu tertawa ramai-ramai, masih dengan

mata yang fokus ke arah Sherin dan para model

yang saat ini baru saja selesai menjalankan

misi sosialnya..

***

Sherin duduk di depan meja rias. Dia baru saja

selesai menjalankan ibadah sholat dzuhur. Dan

sesaat lagi akan berangkat ke lokasi pemotretan

di perkebunan karet dan teh. Untuk pemotretan

hari ini, dia akan mengenakkan kostum ala

jagoan wanita.

"Sher.. kamu udah siap belum, yukk kita pergi

sekarang. Miss Manola sudah menunggu di

luar tuh."

Vincent muncul di ambang pintu. Sherin kini

mengakhiri polesan ringan di wajahnya. Dia

akan melakukan hard touch di lokasi nanti.

Setelah memastikan semuanya siap, mereka

berlalu pergi menuju halaman depan.

Tiba di lokasi, semua model langsung bersiap

dengan melakukan make over dan berganti

kostum. Kebetulan Sherin kebagian sesi yang

pertama. Beberapa kru produksi membantu

dirinya memakai kostum ala Lara Croft di film

Tomb Raider..Dia terlihat sangat cocok dengan

kostum itu, pas dengan karakter wajahnya yang

tegas namun tetap memikat dan mempesona.

"Miss Sherin.. anda sudah siap.. sebentar lagi

akan segera di lakukan take.!"

Miss Manola masuk ke dalam tenda untuk

memberi aba-aba. Tapi matanya kini tertegun,

menatap terpaku ke arah Sherin yang baru

saja selesai bersiap.

"Woww..very-very wonderful..so beautiful.."

Gumam wanita itu, tanpa sadar meluncur kata

pujian dari mulutnya. Sherin tersenyum tenang

ke arah Miss Manola yang melempar tatapan

matanya ke luar sambil kemudian memberi

isyarat pada Sherin untuk mengikuti dirinya.

"Woww... Miss Sherin.. anda luar biasa.."

Puji beberapa model pria dan wanita yang ada

di luar tenda karena masih lama kebagian take.

Team fotografer tampak terdiam, mematung

dengan tatapan fokus pada sosok Sherin yang

berjalan tenang penuh aura kehadiran yang

sangat kuat. Sambil berjalan, Sherin terlihat

memainkan senjata api yang akan menjadi

properti pelengkap penampilan nya. Dan hal

itu membuat mata orang-orang menatapnya

tidak percaya.

"Okay Miss Sherin.. anda bisa memanfaatkan

properti yang ada semaksimal mungkin. Dan

keluarkan semua kemampuan anda bergaya.!"

Asisten potografer memberi arahan pada Sherin

sambil memberikan les kilat bagaimana cara

memegang senjata yang benar. Dia tidak tahu

saja, Sherin sebenarnya tidak butuh les itu.

"Okay siap.. kita bisa mulai sekarang.?"

Sherin mengangkat tangan nya memberitahu

bahwa dia sudah siap setelah sang asisten meyakinkan semuanya.

"Okay ready semua..Kita akan langsung take ya.

Miss Sherin, untuk pertama, anda akan mulai

mengambil posisi di sekitar pohon besar. Lalu

nanti berpindah ke pinggir tebing, setelah itu

di sekitar bangunan kuno. Okay siapp..??"

Sang potografer memberi aba-aba pada Sherin

yang mengangguk faham. Akhirnya semua

bersiap di posisi masing-masing. Sherin kini

mengambil posisi pertama di sekitar pohon.

Lalu berpose layaknya jagoan yang sedang

beraksi. Sang potografer tampak bersemangat

melakukan pengambilan gambar. Berbagai

gaya di peragakan oleh Sherin dengan sangat

sempurna tanpa kendala membuat semua

mata terpukau ke arahnya.

Bukan hanya fotografer, para kru produksi juga

ikut mengabadikan gambar Sherin lewat kamera

ponsel masing-masing. Mereka begitu gemas

melihat penampilan Sherin dalam kostum ini.

Aura nya benar-benar hidup dan keluar, seolah

mengungkapkan bahwa inilah dirinya yang

sesungguhnya, seorang jagoan sejati.

Sampai sore menjelang, akhirnya pemotretan

yang mengambil latar di perkebunan itu usai.

Semua kembali ke hotel untuk beristirahat.

Besok adalah hari terakhir untuk kompetisi

dasar ini. Setelah itu mereka akan kembali

lagi ke ibukota.

***

Malam ini, semua peserta berkumpul di ruang

khusus untuk mendapat pengarahan jadwal

hari terakhir, besok hari. Akan ada kunjungan

ke panti asuhan, setelah itu melakukan sesi

pemotretan terakhir di taman edelweis di

bawah kaki gunung Gede Pangrango..

"Sekarang.. silahkan kalian kembali ke kamar

masing-masing dan beristirahat yang cukup.!

Jangan ada yang berkeliaran lagi.!"

Tegas Miss Manola sambil menutup pertemuan.

Para model kembali ke kamar masing-masing

yang memilki ruang terbuka depannya. Pamela

dan Stella masih belum bisa menghadiri acara

pertemuan ini, mereka lebih memilih berada di

kamar masing-masing karena masih ada ruam

kecil di kulit tubuh keduanya.

"Ikut aku..dan pakai ini..!!"

Sherin terkejut ketika tiba-tiba tubuhnya di tarik

oleh seseorang menuju parkiran belakang saat

dia berjalan sendiri di taman menuju kamarnya.

Matanya menatap tidak percaya pada sosok

yang kini ada di hadapannya.

"Dev.. apa yang kau lakukan..? Kenapa kamu

berkeliaran di hotel ini.? Aku harus kembali

ke kamar sekarang juga. Aku ingin istirahat."

"Kau lebih nurut sama orang lain atau sama

suami kamu. Sudah jangan banyak komplen.

Tidak akan lama, kita jalan-jalan sebentar.!"

Tegas Devan sambil memakaikan mantel dan

kupluk penutup kepala yang terbuat dari bahan

rajut halus. Sherin terdiam, membiarkan pria

gagah itu melakukan apa yang di inginkan nya.

Tapi matanya tidak lepas menatap lekat wajah

tampan dengan segala daya tariknya itu.

"Ayo naik..tadi siang, bukannya kamu bilang

masih ingin jalan-jalan menggunakan motor.?"

Devan sudah bersiap di atas motor sport nya.

Sherin tersenyum, dengan wajah sedikit merah

dia bergerak naik di belakang Devan.

"Pegangan yang kuat, aku akan membawamu

terbang menembus awan.!"

Sherin nurut, mulai melingkarkan tangannya di

tubuh gagah Devan. Untuk sesaat keduanya

saling melihat, begitu dekat. Ada gejolak rasa

yang kini merasuki hati dan jiwa mereka dan memanaskan suhu tubuh keduanya.

"Kau siap Nyonya El..?"

"Yes..Mr Perfect.. sudah ayo mulai jalan..!"

Sahut Sherin sambil merebahkan kepalanya di

punggung kokoh Devan. Uuhh.. damai sekali

rasanya. Devan menarik tangan Sherin agar

lebih erat memeluk dirinya, setelah itu dia mulai

meluncurkan motor sport nya keluar dari area kawasan hotel tersebut. Keduanya tidak sadar,

ada sepasang mata yang menatap kepergian

mereka dengan sorot mata tidak percaya pada

apa yang terjadi di depan matanya itu. Tuhan..

benarkah apa yang dia lihat barusan, ataukah

matanya yang tidak normal.!

"Miss Manola.. anda di panggil team juri.."

Ada seseorang yang membuyarkan lamunan

sosok pengintip itu yang langsung terperanjat.

Sementara itu Devan mengendarai motornya

menyusuri jalanan kota yang cukup ramai dan

padat oleh pengunjung, terutama wisatawan

yang ingin menikmati suasana malam di kota

yang bersuhu sangat dingin ini.

"Dev.. sebenarnya kita mau kemana.? "

"Kau lapar tidak, aku belum makan malam.!"

"Kau belum makan.? Baiklah.. kalau begitu kita

cari tempat makan, aku akan menemanimu."

Devan tersenyum tipis, dia membelokan motor

ke kawasan kuliner yang lumayan banyak di

kunjungi oleh wisawatan. Sherin semakin betah

dengan posisinya, memeluk erat tubuh Devan

untuk mendapatkan kehangatan karena suhu

udara yang semakin terasa mengigit kulit.

Akhirnya Devan menghentikan motornya di

sebuah rumah makan khas Sunda yang sangat

ramai oleh pengunjung. Berada di atas bukit

dengan suasana remang-remang romantis.

Mereka berdua menutup wajah menggunakan

masker agar tidak terlalu menarik perhatian.

Devan membawa Sherin masuk ke ruang yang

yang ada di bagian belakang, menghadap ke

perbukitan secara langsung. Dari sana mereka

bisa melihat keindahan hamparan kota karena

rumah makan ini berada di atas ketinggian.

"Kau kedinginan..? Suhu udara di tempat ini

memang minus, cukup membekukan."

Devan menarik tubuh Sherin ke dalam dekapan

hangatnya. Mereka berdua duduk lesehan di

atas lantai kayu yang sangat licin dan unik.

"Iya.. udara di tempat ini cukup menggigit."

Lirih Sherin sambil menyandarkan kepalanya

di dada Devan dengan posisi tangan yang saling menggenggam mencoba menepis hawa dingin.

"Dev..kenapa tidak kembali ke kota.? Bukankah

kau memiliki banyak tanggungjawab.?"

Dev melirik, mereka saling pandang, mencoba

menyelami kedalaman hati masing-masing. Ada

hawa panas yang kini mulai menyeruak diantara

keduanya. Tangan Devan meraup wajah Sherin

dan mengangkat nya perlahan hingga wajah

mereka semakin tidak berjarak.

"Aku bisa bekerja dimanapun berada. Saat ini,

kamu adalah tanggungjawab terbesarku."

Ucap Devan berat sedikit serak, terdorong oleh

perasaan yang begitu mendesak, memenuhi

dadanya. Wajah Sherin tampak memerah, ada

perasaan aneh yang hampir menenggelamkan

dirinya ke dasar pengharapan. Tapi tidak, dia

masih ingat komitmen awal pernikahan ini.

"Bukankah aku hanya istri bayaran mu Tuan..

Jadi, kau tidak perlu merasa terbebani.!"

"Janji di depan Tuhan waktu ijab kabul bukan

sesuatu yang dapat di sepelekan Nona Sherin."

Sherin terdiam, mata mereka semakin terpaut

dalam dan wajah mereka semakin mendekat.

Dalam gerakan tenang dan halus, Devan mulai

mengecup lembut bibir Sherin, Mel*mat serta

mengulumnya penuh perasaan. Setelah itu dia

mulai menikmati rasa manis dari bibir yang

memiliki candu itu.

Sherin memejamkan mata, rasanya tidak tahan

untuk tidak membalas kehangatan itu. Ciuman

Devan benar-benar membuai, dalam sekejap

mampu menerbangkan angannya . Keduanya

mulai terhanyut, terbawa dalam arus panas

permainan lidah mereka yang menciptakan

sensasi hangat, manis, lembut dan nikmat..

"Permisi..aa.. teteh.. pesanannya sudah siap."

Owhh Shit.! Dev dan Sherin terpaksa melepas

pertautan bibir mereka yang baru saja akan

memanas. Keduanya menoleh pada dua orang

pelayan wanita yang baru saja datang dengan

wajah gugup dan canggung. Secara..mereka

tidak sengaja memergoki adegan panas tadi.

"Maaf.. kalau kami sudah mengganggu.."

"Tidak apa-apa..! Pastikan kalian menghargai

privasi kami di tempat ini.!"

Potong Sherin sambil beranjak. Matanya kini

menatap hidangan yang di bawakan oleh kedua

pelayan wanita itu yang langsung menundukkan

kepala di serang keterkejutan setelah melihat

jelas siapa tamu yang kini mereka layani itu.

"Tentu Mbak, kami tidak melihat apapun.."

Sahut mereka dengan gemetaran sambil

menata hidangan nasi liwet gurame bakar

yang sangat menggugah selera di atas meja.

"Silahkan.. semoga anda berdua terkesan.."

Ucap mereka sambil kemudian berlalu keluar

dari dalam ruangan privat itu. Dan tidak lama,

mereka masuk ke dalam ruang istirahat, jatuh

terduduk lemas di bangku tempat para karyawan.

Hahh.. setampan dan secantik itukah mereka.??

"Waahh..kau memesan nasi liwet Dev.?"

Sherin terlihat bersemangat dengan makanan

yang tersaji di atas meja bulat yang terbuat dari

kayu jati itu. Walaupun saat ini dia tidak boleh

sembarangan makan, tapi dia tidak peduli. Dan

tampaknya, Dev sangat memahami kondisinya

dengan tidak memesan makanan mengandung banyak minyak, tapi bagaimana dengan liwet.?

"Ayo kita makan dulu..setelah itu barulah nanti

melanjutkan kegiatan yang tertunda."

Ucap Devan sambil menghidangkan makanan

di piring Sherin, gadis itu tertegun. Kok malah

dia yang melayani dirinya.? Devaann.. kenapa

semakin kesini dia semakin manis saja sih.!

Tidak lama keduanya sudah terlihat menikmati

hidangan super lezat yang ada di hadapannya

itu. Keduanya ternyata benar-benar satu selera

dalam hal makanan. Mereka juga makan tanpa

menggunakan sendok, biar lebih nikmat. Dan..

terlihat beberapa kali mereka saling menyuapi

satu sama lain..

***

Bersambung..

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!