Dikhianati Oleh Orang-Orang Terdekat

"Lit, bangun. Kita sudah sampai" kata Aisyah menepuk lengan Lita dengan pelan

"Hem, udah sampai ya. Maaf aku ketiduran, Teh."

Lita mengucek-ucek matanya yang masih terasa berat, Aisyah mengajak Lita turun. Bukan hanya Lita saja yang turun tapi Kang Asep juga ikut turun, Aisyah meminta Kang Asep mengikuti mereka.

Kang Asep hanya mengangguk dan mengikuti keduanya dari belakang, Lita yang penasaran bertanya sebenarnya mereka mau kemana tapi Aisyah tak menjawab.

Aisyah melihat sekeliling seperti sedang mencari sesuatu, Kang Asep yang juga ikut penasaran bertanya apa Aisyah janjian sama orang di tempat tersebut membuat Aisyah menarik napas panjang.

"Sebenarnya kita kesini untuk cari anak-anak kamu, Lit. Semalam Teteh dalat informasi kalau ada yang melihat Leon, ikut mengamen sekitar sini" jelas Aisyah jujur

"Leon ada disini, Teh?" gumam Lita dengan mata berbinar

"Teteh gak tau, Lit. Entah itu benar anak kamu atau hanya mirip saja, karena itulah hari uni aku ajak kamu kesini untuk memastikan tapi kamu jangan terlalu berharap takutnya hanya kebetulan mirip saja"

"Iya, Teh" sahut Lita

Aisyah dan Lita berjalan menyusuri jalan untuk mencari pengamen, namun sampai di tempat yang di maksud Aisyah heran karena gak ada yang mengamen disitu.

Namun Kang Asep menimpali mungkin saja pengamen belum berangkat, tapi berbeda dengan Lita berpikir negatif mungkin saja informasi itu tidak akurat dan hanya mengerjai mereka saja.

Aisyah menyakinkan bahwa informasi yang di dapatnya insyaallah akurat karena yang kasih info adalah sahabat atau teman kajian dirinya, Lita pun mengangguk dan berharap semoga saja benar akurat.

Lita melihat sekeliling dengan pikiran cemas, selang berapa menit dari kejauhan terdengar suara gitar di petik Aisyah pun langsung mengajak Lita untuk mencari sumber suara tersebut.

Mata Lita berkaca-kaca saat melihat anak kecil yang sedang memegang kencrekan, dengan belari mendekat Lita memanggil nama putra sulungnya membuat anak itu menoleh dan matanya langsung terbelalak lebar saat melihat Lita.

"Mama" pekik Leon berlari menuju Lita

Lita langsung memeluk putra sulungnya dengan erat, Leon menangis histeris di dalam pelukan san mama. Begitu juga dengan Lita yang ikut terisak, Aisyah dan Kang Asep ikut menangis terharu.

Sementara pengamen lain yang bersama Leon tadi tersenyum senang, melihat Leon akhirnya bertemu dengan sang mama lagi. Setelah puas menangis dan melepaskan rindu, Lita mengurai pelukannya.

"Leon kemana aja sih? Mama udah lama nyariin kalian, terus Daniel dimana? Kenapa gak sama kamu?" tanya Lita dengan lembut

Leon tak menjawab, dirinya kembali memeluk sang mama dengan erat seolah takut berpisah lagi. Aisyah mendekat dan berjongkok di samping Lita, bertanya apa Leon sudah makan dan hanya di jawab Leon dengan anggukan.

"Daniel dimana, Sayang? Kenapa dia gak ikut kamu?" tanya Lita sekali lagi karena penasaran, Leon kembali menangis dan memeluk sang mama dengan erat .

"Kok malah nangis lagi, Sayang? Mama tanya Daniel dimana? Ayo kita kesana dan jemput dia" lanjut Lita sembari mengusap-usap punggung Leon

"Sabar, Lit. Mungkin Leon masih trauma, kita cari tempat yuk biar enak ngobrolnya" ujar Aisyah

Lita menarik napas panjang, dirinya terlalu khawatir dengan Daniel sampai tak memikirkan psikis Leon. Lita mengurai pelukan Leon, di usapnya kedua mata Leon yang terus mengeluarkan air mata.

"Leon ikut Mama, yuk" ajak Lita lembut

Leon mengangguk dan melingkarkan tangan di leher Lita pertanda minta di gendong, Aisyah berjalan menghampiri kedua pengamen yang bersama Leon tadi.

"Kalian ikut kami sebentar ya, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan" ajak Aisyah

Keduanya saling pandang dan pada akhirnya salah satu mengangguk, semuanya pun berjalan mengikuti Aisyah dan Lita menuju mobil. Ketika sudah berada di dalam mobil, Aisyah bertanya apa kedua pengamen sudah makan.

"Sudah Tante" jawab Salah satu yang memiliki tubuh paling tinggi

"Kapan?" tanya Lita

"Tadi pagi, Tante"

Leon mendekat pada Lita dan berbisik mereka makan hanya sedikit, nasi satu bungkus untuk mereka bertiga. Mata Lita langsung membulat, pantas saja tubuh putra sulungnya terlihat sangat kurus.

"Kita cari tempat makan aja ya, Teh. Aku lapar" ujar Lita tak ingin membuat kedua pengamen itu malu

"Ohh iya, Lit" sahut Aisyah

"Syukurlah kalau Mbak Lita udah mau makan lagi" timpal Kang Asep tersenyum

Tak berselang lama Kang Asep membelokkan mobil ke rumah makan lesehan yang ada di pinggir jalan, dirinya tak ikut masuk karena masih sangat kenyang sementara Aisyah ikut masuk untuk menemani Lita.

"Kalian mau pesan apa?" tanya Lita dengan ramah

Kedua pengamen itu saling sikut, tak ada yang mau bicara. Aisyah tersenyum melihat kedua anak laki-laki yang berusia tanggung, yang baru masuk menginjak usia remaja.

"Kalian ada alergi makanan gak? Gimana kalau pesan bebek bakar saja?" tanya Aisyah

"Iya Tante" keduanya setuju

"Kamu sama Leon mau pesan apa, Lit?" tanya Aisyah pada Lita

Lita meminta di samakan saja tapi cukup satu porsi soalnya dirinya mau berbarengan dengan Leon, takut gak habis kalau pesan sendiri-sendiri. Aisyah mengangguk, lalu segera memesan

Empat porsi bebek bakar beserta minumannya, sembari menunggu pesanan datang Lita dan Aisyah mulai bertanya-tanya pada kedua pengamen itu dimana bisa bertemu dengan Leon.

"Waktu itu kita gak sengaja lihat dia nangis sendirian di pinggir jalan, jadi kita samperin. Ternyata dia di tinggal sama neneknya, terus gak tau jalan pulang" jawab Pengamen bertubuh pendek

"Kalian gak lapor polisi?" tanya Aisyah

"Dia yang gak mau, dia takut polisi. Katanya Mamanya di bawa polisi, gak pulang-pulang" sahut Pengamen bertubuh tinggi

Lita menghela napas panjang dan mengusap kepala putra sulungnya penuh kasih sayang, sembari mengucapkan kata maaf karena lama pulangnya sampai Leon harus terlunta-lunta di jalan.

Leon mengangguk dan memeluk sang mama dengan erat, meminta sang mama jangan pergi lagi dan dirinya berjanji tidak akan nakal lagi asal sang mama tidak meninggalkannya lagi.

Lita membalas pelukan putra sulungnya dan berjanji tak akan meninggalkan Leon dan Daniel lagi, Lita justru bangga dengan Leon gak pernah nakal karena Leon anak yang pinter.

"Leon ingat tidak kenapa bisa sendirian di jalan? Terus adik kamu kemana?" tanya Aisyah dengan lembut, Leon mengurai pelukannya dengan wajah murung.

"Aku gak tau Daniel dimana? Mngkin masih sama Papa, soalnya waktu itu aku di ajak Oma sama Tante Desi beli makanan tapi pas aku mau masuk. Mereka suruh aku tunggu di luar, katanya anak kecil gak boleh ikut masuk"