Shana Azizah terpaksa bekerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya, orang tuanya terlilit hutang ratusan juta di bank dan terancam mengalami kebangkrutan.
Agar terbebas dari jeratan hutang, orang tua Shana terpaksa menjodohkan Shana dengan anak seorang pengusaha sukses yang usianya 10 tahun lebih tua dari Shana.
Shana mau menerima perjodohan tersebut dengan satu syarat, calon suaminya nanti harus bersedia menafkahi dirinya sebesar 20 juta sehari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami Setia
"Sayang, aku sangat merindukanmu"
Racau Alice sembari mengeratkan pelukannya pada sang mantan kekasih. Alvin hapal betul siapa pemilik suara itu tanpa harus menoleh ke arahnya terlebih dahulu.
"Dasar wanita gil*, lepaskan aku!"
Sentak Alvin sembari menghempaskan tangan Alice dengan kasar, wanita itu nyaris terjatuh di buatnya.
"Jangan kasar begitu Alvin, aku bisa membantumu keluar dari kesulitanmu itu"
Tanpa rasa malu Alice terus saja mendekati Alvin, walau pria itu sudah menolaknya dengan kasar.
"Jangan-jangan kau yang sudah mencampurkan sesuatu ke dalam minumanku"
Alvin masih bisa mempertahankan kesadarannya walaupun tubuhnya itu sangat membutuhkan sentuhan seorang wanita saat ini, Ia tidak ingin masuk kedalam perangkap yang telah di buat oleh mantan kekasihnya itu.
Obat perangsang yang Alice berikan, nyaris merenggut kewarasan Pria berhati dingin itu.
"Iya memang aku yang mencampurkan obat perangsang dalam minumanmu, dan aku bisa melakukan hal yang lebih gila dari ini Alvin, asal kau bisa kembali kepadaku"
Alice memeluk Alvin tanpa rasa ragu, namun Alvin kembali menghempaskan tubuh wanita itu dengan kasar, hingga membua wanita yang bersatus mantan kekasihnya itu benar-benar jatuh tersungkur ke lantai.
"Alvin...tunggu..Alvin!!"
Teriak Alice, wanita itu merasa tak terima karna Alvin terus saja menolaknya.
BRAK!
Alvin menutup pintu kamarnya dengan kasar, kini Alvin sudah masuk ke dalam kamar hotelnya meninggalkan Alice sendirian.
"Argggh!"
Alice begitu Frustasi karna rencana yang telah Ia susun dengan begitu mulus, kini hancur berantakan. Alvin sama sekali tak mau menyentuhnya walaupun pria itu sedang dalam pengaruh obat perangsang.
Hiks...Hiks
Cukup lama Alice terduduk di depan pintu kamar hotel Alvin sembari terisak, Ia sama sekali tak perduli walau orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya sedari tadi menatap aneh pada dirinya.
***
***
"Ssshhh! Ah"
Des*h Alvin kala melakukan pelepasan, cairan hina miliknya bahkan menyembur ke sembarang arah.
Karna ulah sang Mantan, Alvin kembali melakukan hal konyol lagi. Pria itu terpaksa harus memuaskan dirinya sendiri di kamar mandi hotel. Tubuhnya bisa terus terasa panas jika hasratnya itu tidak segera di salurkan.
Sebenarnya bisa saja Alvin menggunakan jasa wanita b*yaran untuk memuaskannya, namun Alvin adalah sosok suami setia. Ia tidak mau mengkhianati istrinya, apalagi wanita yang di cintainya itu kini tengah mengandung buah cinta mereka.
"Sh*t, dasar wanita gil*. Apa seperti itu caramu menjerat pria-pria brengs*k itu selama ini?!"
Alvin semakin merasa jijik pada mantan kekasihnya itu. Ia sempat berpikir kalau Alice melakukan hal yang sama pada Simon, hingga pria itu dengan mudahnya menerima Alice sebagai brand Ambassador untuk produk terbaru mereka, padahal reputasi wanita itu sudah sangat buruk di mata masyarakat.
Alvin bergegas mengemasi semua barangnya, pesawat yang akan membawanya kembali pulang kepada pelukan sang istri akan take off 2 jam lagi.
Ceklek!
"Dasar wanita gil*, kenapa kau masih di sini hah!"
Sentak Alvin kala melihat Alice masih terbujur kaku di depan kamar hotelnya.
"Alvin tunggu jangan pergi! jangan perlakukan aku seperti ini sayang! Kau tidak boleh mengacuhkanku seperti ini. Bukankah dulu kita saling mencintai..Alvin!"
Wanita itu terus meracau dengan histeris kala melihat Alvin berlalu pergi bersama koper miliknya, Alvin tidak memperdulikan dirinya sama sekali.
***
***
"Arggh Sh*t! Berapa banyak wanita gil* itu menaruh obat perangsang dalam minumanku"
Gerutu Alvin dalam hati, sembari mengusap kasar wajahnya. Kini Ia sedang berada di tempat umum jadi tidak bisa berkata kasar seenaknya.
Alvin masih saja merasakan panas di tubuhnya, walaupun Ia telah melakukan pelepasan di kamar mandi hotel.
Beberapa orang yang Alvin temui di bandara dan pesawat, bahkan terus menatap aneh kepada Pria itu. Karna sikap Alvin yang terus saja gelisah jadi menarik perhatian banyak orang untuk menatap ke arahnya.
Untung saja kini Alvin sudah hampir tiba di rumahnya.
"Tolong lebih cepat sedikit pak!"
Titah Alvin pada supir taksi yang rambutnya sudah hampir memutih seluruhnya itu. Bayang-bayang wajah cantik sang istri terus menari-nari dalam angannya, rasanya Ia ingin segera mendekap erat wanita yang tengah mengandung benihnya itu.
"Baik pak"
Jawab pria paruh baya itu dengan ramah. Namun ucapan dan tindakannya tidaklah sama. Nyatanya supir taksi itu terus melajukan mobilnya dengan perlahan, membuat Alvin merasa semakin geram.
Jarak tempuh 30 menit dari bandara menuju rumahnya terasa seperti 30 tahun saja.
BRAKK!
Alvin membuka pintu rumahnya dengan kasar. Ia memiliki kunci cadangan jadi bisa masuk kapan saja kerumah besar itu.
Pemilik 3 pasang mata yang semula sedang bersantai di sofa living room, dengan serentak menatap tajam pada si pembuat keributan.
"Astagfirullah, Alvin. Kalau masuk rumah itu ucapkan salam dulu nak"
Sentak Anggi sembari mengelus dadanya yang terasa sesak, Anggi merasa kaget karna ulah putranya sendiri.
"Shana, ayo naik ke atas. Mas butuh bantuanmu!"
Alvin menarik paksa wanitanya itu agar mengikuti langkahnya, Alvin sudah tak peduli dengan pertanyaan dan tatapan tajam yang di berikan kedua orang tuanya itu.
"Ckckck. Dasar anak muda!"
Gerutu Herman sembari menggelengkan kepalanya.
***
***
"Kamu kenapa Mas?"
Tanya Shana yang rasa penasarannya atas sikap aneh sang suami tidak bisa di bendung lagi. Apalagi kini suaminya itu melucuti pakaian yang membalut tubuhnya tanpa basa-basi.
"Tolong tidurkan dia sekarang"
Alvin menunjuk pada adik kecilnya yang menegang, bahkan adik kecilnya itu seperti ingin mendobrak keluar dan mencari di mana rumahnya.
"Seseorang telah mencampurkan obat perangsang ke dalam minumanku" jelas Alvin.
"Apa? Obat pe.. emmh..."
Shana tak sempat mengungkapkan rasa keterkejutannya. Karan kini Alvin telah mengungkung tubuhnya dan membungkam bibir wanitanya itu dengan ciuman liarnya yang penuh gairah.
Vera itu termasuk ibu gila, emak sinting, mama sinting, mommy gak waras
sabar ya Na