Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -32- Yumna Mengusir Herfiza
Yumna sendiri sengaja memesan beberapa makanan, karena ia hanya ingin mencoba sedikit saja masakkan Herfiza. Setelahnya ya makan makanannya yang sudah dipesannya lewat Alien dan Amara. Mengajak kedua asistennya makan bersamanya, itu jelas agar suasana tidak terlalu canggung. Apalagi Yumna tidak suka dengan perangai Herfiza. "Terima kasih tawarannya, Nyonya. Kami berdua bisa makan di kantin saja kok. Kalau begitu kami permisi," pamit Amara langsung menarik tangan Alien untuk segera keluar dari ruang kerja Arzian.
"Ayo makan, kok makanannya cuma diliatin aja," ajaknya pada Yumna dan Herfiza yang malah terdiam melihat makanannya. Mereka mulai makan, Yumna mencoba masakkan Herfiza yang ternyata tidak seenak itu. Cenderung biasa saja, bahkan masih enakkan masakkan koki di mansion. Sama masakkan Yumna jelas tidak ada apa-apanya, jika harus dibandingkan.
Makanan yang Yumna pesan termasuk Ayam Richeese juga, Yumna mengambilkan dan memotongkan Ayamnya untuk Arzian. "Cobain deh, Mas. Ini Ayamnya enak banget."
"Iya, makasih." Sesuai dengan permintaan Yumna, Arzian mencoba ayamnya. "Iya, enak kok."
Demi apapun, Herfiza merasakkan panas yang membara melihat Arzian dan Yumna malah bersikap mesra di depannya. Jelas Herfiza sangat cemburu, tetapi ia berusaha menahan perasannya dan bersikap biasa saja. Karena tidak ingin sampai Yumna curiga.
Herfiza tidak tahu saja, Yumna jelas tahu siapa Herfiza sebenarnya. Apa hubungannya dengan Arzian. Namun, baginya Herfiza terlalu tidak tahu malu bagi seorang perempuan yang datang ke kantor untuk menemui suami orang.
Yumna dan Arzian malah lebih banyak memasak makanan yang telah Yumna pesan, sedangkan Herfiza sudah Yumna tawari makanan yang ia pesan. Namun, Herfiza dengan tegas menolaknya. Masakkan Herfiza masih sangat banyak, padahal Yumna dan Arzian sudah sangat kenyang sekali. Herfiza sendiri sudah tidak mood lagi untuk makan.
"Herfiza sebaiknya kamu segera pergi saja dari kantor, karena sebentar lagi saya dan Arzian akan pergi meetimg di luar." Yumna jelas sekali tengah mengusir Herfiza dengan cara halus. Arzian menatap Yumna dengan bingung, setahunya setelah ini tidak ada meeting apapun yang harus di hadirinya. Namun, melihat Yumna yang melotot padanya. Arzian jelas hanya bisa pasrah mengiyakannya.
Sebenarnya yang akan pergi meeting hanya Yumna, karena tidak ada cara lain lagi. Terpaksa Yumna akan mengajak Arzian untuk pergi meeting bersamanya.
Tanpa pamit, dengan rasa kesal yang memuncak. Herfiza pergi dari ruangan Arzian dengan wajah merah padam yang tidak dalam di sembunyikannya.
Arzian dan Yumna juga keluar dari ruang kerja Arzian, ruang kerja Arzian yang sangat berantakan karena dipakai makan. OBlah nanti yang akan membereskannya nanti.
Arzian dan Yumna berada satu mobil, memakai mobil sport milik Arzian yang baru dibelinya beberapa hari. Karena tahu status dirinya yang akan memegang kuasa di keluarga Kavendra, Arzian meminta Yumna membelikan mobil sport untuknya. Jelas Yumna tidak menolak, Arzian berhak meminta hal itu.
Di mobil belakang, ada Alien dan Amara yang akan selalu mengikuti kemana pun Yumna pergi. Apalagi nanti pergi meeting, jelas Yumna sangat membutuhkan kedua asistennya.
"Kenapa tadi bersikap sok mesra di depan Herfiza? Apa sih yang sebenarnya ingin kamu tunjukkan? Padahal Herfiza juga sudah tahu kalau pernikahan kita hanyalah sebatas kontrak?" tanya Arzian yang langsung membuat Yumna batuk, karena saking terkejutnya.
Yumna tersenyum sinis pada Arzian. "Tidak ada yang salah dengan apa yang kita lakukan? Kita suami istri bukan? Sangat wajar sekali bersikap seperti itu. Memang kamu maunya saya akan diam saja melihat kamu yang akan bermesraan dengan Herfizamu itu?"
Sebuah senyuman tercetak di sudut bibir Arzian. "Apakah kamu cemburu, Yumna?"
Yumna menengok ke sampingnya, Arzian sedang fokus menyetir. "Jangan mimpi! Memang siapa kamu sampai saya harus cemburu!" Mendengar Yumna mengelak, rasanya Arzian ingin tertawa sekerasnya.
***
Meeting berjalan sangat lancar, saatnya kembali ke kantor. Karena memang masih jam kantor. "Kalian kembali ke kantor duluan saja, biar saya naik taksi saja. Ada sesuatu hal penting yang harus saya lakukan."
"Apa tidak bisa saya saja yang mengantar, Nyonya Yumna yang terhormat?"
"Tidak perlu! Saya ingin pergi sendiri saja. " Amara dan Alien mengangguk paham, mana berani mereka memaksa sang Nyonya. Sedangkan Arzian penasaran sekali, urusan apa yang Yumna maksud. Sampai tidak mau diantarkannya, serahasia itukah urusannya.
Dengan tekad yang bulat Arzian berniat mengikuti Yumna dari belakang, tetapi ia tidak ingin menaiki mobilnya. Karena akan sangat ketara sekali, jadi mobilnya sudah dititipkan terlebih dahulu. Sedangkan Arzian sendiri pergi menaiki ojek.
Yumna menaiki taksi, turun di dekat pasar tradisional. Melihat hal itu, Arzian merasa deva ju. Teringat saat baru beberapa hari kerja di mansion Kavendra, belanja ke pasar bersama Reni dan Dodi. Sekarang ia malah melihat Yumna di tempat yang sama, wanita itu juga pergi ke toilet dan kembali dengan pakaian berbeda.
Sungguh, Arzian penasaran sekali. Apa yang akan Yumna lakukan, sampai merubah penampilan. Melakukan penyamaran? Kali ini Arzian tidak ingin lagi sampai kehilangan jejak.
"Benar-benar Nyonya Misterius?" gumamnya pelan. Karena Yumna jalan kaki, Arzian pun ikut jalan kaki.
Tak terlalu jauh berjalan, Yumna berada di suatu tempat. Yang Arzian baca dari plangnya, tempat itu adalah sebuah panti jompo. "Untuk apa Yumna ke panti jompo?" tanyanya dalam hati.
Dengan memberanikan diri, Arzian juga masuk. Ternyata Yumna sedang mengobrol bahkan sesekali tertawa. Arzian pagi-lagi terpesona ada Yumna.