Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -34- Ke Panti Asuhan
Yumna memincingkan mata. "Kamu kira saya tidak menjadi donatur agar panti itu tetap berdiri, tanpa kamu kasih tahu. Sejak saya bekerja, saya selalu memberikan beberapa persen penghasilkan saya untuk di sumbangkan ke sini. Sekarang Kavendra Group pun menjadi donatur tetap, bukan hanya di panti jompo, panti asuhan, sekolah-sekolah kecil yang membutuhkan bantuan. Karena aku sadar sekali, seluruh harta memang ada haknya mereka yang lebih membutuhkan."
Arzian tersenyum malu karena salah sangka terhadap Yumna. "Ya sayakan tidak tahu, karena kamu juga tidak bilang apa-apa."
"Memang pentingnya kamu harus tahu? Oh ya lupa, kamu kan pewaris asli Kavendra Group. tentu harus tahu ke mana uang perusahaan. Nanti saya akan minta Alien dan Amara memberikan semua data-datanya," jawabnya cepat.
Padahal bukan itu yang ingin Arzian dengar, pria itu inginnya dianggap lebih. Bukan hanya soal perusahaan. Namun, lebih ke status mereka. Walau pernikahan mereka juga hanyalah kontrak, akan tetapi kalau sama-sama tahu tentang satu sama lain bukankah lebih baik.
"Ke panti jompo niatnya cuma itu kan? Enggak ada niat jahat, siapa tau mau membunuh mereka satu persatu. Apalagi penampilanmu sangatlah mencurigakan." Satu pukulan mengenai lengan Arzian.
"Asal banget nuduhnya, emang saya sekejam itu. Penghuni panti jompo semua baik, tidak ada yang salah sama mereka. Kenapa harus dibunuh," kekehnya.
"Kamu memang sekejam itu kenyataannya Nyonya Yumna. Atau Nyonya Misterius? Entah berapa banyak hal lain yang kamu sembunyikan."
"Ya, terserah kamu menganggap saya apa. Saya tidak akan perduli."
"Sekarang mau ke mana lagi? Biar saya antar, tidak ada penolakan. Tidak mungkin kan kita tetap berdiam diri di mobil." Mobil yang Arzian kendarai, sejak tadi memang belum berjalan. Arzian sengaja karena ingin mengobrol dulu dengan Yumna.
"Ke panti asuhan bolehlah. Nanti saya kasih tahu jalannya." Arzian menurut, ia mulai menyalahkan mobilnya. Sebelum sampai panti, Yumna meminta Arzian berhenti di toilet. Ia ingin berganti baju lagi, mereka kan ke panti naik mobil mewah. Jelas pakaiannya harus setara.
Selain ke tolilet, Arzian juga mengajak Yumna ke sebuah mini market. Ia ingin membelikan anak-anak beberapa makanan yang ada di sana, karena Arzian tidak ingin datang hanya dengan tangan kosong seperti tadi.
Anak-anak sangat senang sekali mendapatkan banyak makanan dari Arzian, bukan beberapa lagi makanannya. Namun, sangat banyak sekali. Mobilnya sampai penuh.
Arzian dan Yumna tersenyum melihat anak-anak kecil yang begitu lucu dan menggemaskan itu.
"Apa kamu juga pernah mengajak Bang Gustav ke sini? Seperti halnya ke panti jompo tadi?" Entah keberanian dari mana, Arzian bertanya seperti itu kepada Yumna. Walau tidak ada yang salah dengan pertanyaannya.
Yumna tersenyum lalu menggeleng. "Kenapa?" Saking penasarannya, Arzian reflek bertanya kenapa.
"Mas Gustav sakit-sakitan, lebih sering di mansion untuk istirahat di kamar. Keluar sesekali pun hanya ke rumah sakit," jawabnya jujur.
Arzian sudah mendengar dari banyak orang, bahwa Yumna adalah istri yang sangat baik bagi Gustav. Merawat Gustav serta tetap bekerja mengurus perusahaan.
"Apa saya sakit juga kamu akan memperlakukan saya seperti kamu memperlakukan Bang Gustav dulu, merawat saya dengan penuh kasih sayang?" Iseng-iseng Arzian bertanya seperti itu pada Yumna, sekaligus ia ingin sekali tahu jawaban apa yang Yumna berikan.
"Tidak! Tidak perlu berharap kamu sakit, orang sakit itu tidak enak. Lagian semoga saja saat kamu sakit pun, status saya bukan lagi istrimu. Status pernikahan kita ini berbeda, jadi jangan samakan. Sebentar lagi saya pun akan pergi, jadi kamu tidak perlu berharap apapun padaku. Semoga saja kamu bisa dapat istri terbaik setelah aku pergi, yang mau merawatmu dengan kasih sayang."
Arzian kesal, ia tidak suka dengan jawaban yang Yumna berikan. Sedangkan Yumna sangat santai sekali, tidak merasa bersalah karena menjawab seperti itu.
"Melihat anak-anak kecil yang lucu begitu apa kamu tidak ingin mempunyai anak, Yumna?" Arzian kini sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Saya ingin, tetapi saya bisa apa. Bahkan setelah berpisah denganmu, saya sama sekali tidak berharap akan menikah lagi. Jadi ya lebih baik anggap mereka yang ada di panti ini seperti anak saya sendiri, sepertinya sudah lebih dari cukup."
Arzian mengusap wajahnya pias, sungguh ia begitu muak dengan bahasan Yumna tentang perpisahan. Ia menghela nafas."Kenapa kamu selalu membahas tentang perpisahan? Apa tidak bisa pernikahan kita ini jadi selamanya? Sebenarnya kita bisaloh mulai dari awal lagi pernikahan kita, biar bisa seperti pasangan lainnya. Berilah kesempatan pada pernikahan kita ini," katanya dengan bersungguh-sungguh. Bahkan Arzian pun mengenggam tangan Yumna, tetapi segera Yumna lepaskan.
"Saya kan sudah katakan. Kita tidak akan bisa, kita tidak saling cinta. Pernikahan tanpa cinta takkan berhasil," kekehnya.
Yumna yang tidak pernah merasa dicintai, tentu tidak ingin berharap lebih pada kedua pernikahannya. Saat dengan Gustav, pun pria itu tidak pernah mencintainya. Karena cintanya hanya untuk Alya seorang. Namun, karena baktinya sebagai seorang istri. Yumna wajib merawat Gustav dengan penuh kasih sayang, sekalipun tidak mendapatkan cintanya. Begitu juga sekarang, Yumna tahu sekali siapa yang telah Arzian cintai.
"Kalau saya mencinta kamu bagaimana?" Yumna tersenyum kecut, tentu ia tidak ingin begitu saja percaya dengan ucapan Arzian.
"Saya tidak percaya, karena saya tahu siapa yang telah kamu cintai. Itu bukan saya, lagi pula kita juga belum lama kenal," elaknya.