NovelToon NovelToon
SENJA TERAKHIR DI BUMI

SENJA TERAKHIR DI BUMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Di tahun 2145, dunia yang pernah subur berubah menjadi neraka yang tandus. Bumi telah menyerah pada keserakahan manusia, hancur oleh perang nuklir, perubahan iklim yang tak terkendali, dan bencana alam yang merajalela. Langit dipenuhi asap pekat, daratan terbelah oleh gempa, dan peradaban runtuh dalam kekacauan.

Di tengah kehancuran ini, seorang ilmuwan bernama Dr. Elara Wu berjuang untuk menyelamatkan sisa-sisa umat manusia. Dia menemukan petunjuk tentang sebuah koloni rahasia di planet lain, yang dibangun oleh kelompok elite sebelum kehancuran. Namun, akses ke koloni tersebut membutuhkan kunci berupa perangkat kuno yang tersembunyi di jantung kota yang sekarang menjadi reruntuhan.

Elara bergabung dengan Orion, seorang mantan tentara yang kehilangan keluarganya dalam perang terakhir. Bersama, mereka harus melawan kelompok anarkis yang memanfaatkan kekacauan, menghadapi cuaca ekstrem, dan menemukan kembali harapan di dunia yang hampir tanpa masa depan.

Apakah Elara dan Orion mampu m

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Bayangan di Bawah Tanah

Hari mulai berganti malam. Elara dan Ardan masih berjalan kaki di tengah gurun setelah kendaraan mereka hancur. Setiap langkah terasa berat, tubuh mereka lelah setelah pertempuran yang panjang. Namun, di tengah keheningan yang dingin itu, tekad mereka tetap kokoh.

"Kita butuh tempat berlindung," kata Ardan sambil memegang luka di lengannya yang mulai mengering.

Elara mengangguk tanpa berkata apa-apa. Pikirannya dipenuhi rencana baru, strategi untuk menyerang Eden dari sudut yang tak terduga. Tapi untuk itu, mereka membutuhkan informasi, sumber daya, dan orang-orang yang bisa mereka percayai.

"Saatnya menemui Black Veil," kata Elara akhirnya.

Ardan berhenti sejenak. "Kau yakin mereka akan membantu kita? Mereka tidak terkenal karena kemurahan hati mereka."

"Kalau kita bisa memberi mereka alasan yang cukup kuat, mereka akan membantu," jawab Elara dengan nada dingin.

"Atau mereka bisa membunuh kita," gumam Ardan, meskipun dia tetap melanjutkan langkahnya.

---

Black Veil adalah jaringan bawah tanah yang terkenal dengan aktivitas kriminalnya, tetapi mereka juga memiliki reputasi sebagai kelompok yang berani melawan Eden. Mereka adalah bayangan yang bersembunyi di balik hiruk-pikuk dunia, bergerak diam-diam tetapi penuh bahaya.

Setelah berjam-jam berjalan, Elara dan Ardan akhirnya tiba di mulut sebuah gua besar yang tersembunyi di balik bukit pasir. Gua itu tampak biasa saja dari luar, tetapi tanda-tanda aktivitas terlihat dari jejak roda kendaraan yang mengarah ke dalam.

"Ini pasti markas mereka," kata Elara sambil memeriksa pintu masuk gua.

"Tapi bagaimana kita memastikan mereka tidak langsung membunuh kita?" tanya Ardan.

"Kita tidak punya pilihan lain," jawab Elara sambil melangkah masuk.

Gua itu gelap dan dingin, dengan hanya beberapa obor elektronik yang menerangi jalan. Semakin dalam mereka masuk, semakin mereka menyadari betapa terorganisirnya tempat itu. Ada jaringan kabel yang menggantung di dinding, dan suara mesin terdengar samar di kejauhan.

Setelah beberapa menit berjalan, mereka tiba di sebuah ruangan besar yang dipenuhi oleh orang-orang bersenjata. Beberapa dari mereka mengenakan topeng hitam, sementara yang lain terlihat seperti tentara bayaran dengan senjata berat di tangan.

Seorang pria besar dengan wajah penuh bekas luka melangkah maju, matanya tajam seperti elang. "Siapa kalian, dan apa yang kalian inginkan di wilayah kami?"

Elara menatap pria itu tanpa rasa takut. "Aku Elara, dan kami di sini untuk menawarkan kesepakatan."

Pria itu mengangkat alis. "Kesepakatan? Kau pikir kami hanya menerima orang asing begitu saja?"

"Aku punya sesuatu yang kalian inginkan," kata Elara sambil mengeluarkan perangkat kecil dari sakunya. Itu adalah drive data yang mereka ambil dari fasilitas Jejak Darah sebelum kehancurannya.

Pria itu tampak tertarik. "Apa itu?"

"Informasi tentang proyek rahasia Eden," jawab Elara. "Termasuk lokasi fasilitas mereka yang lain, data eksperimen mereka, dan informasi tentang kelemahan mereka."

Ruangan itu menjadi sunyi. Semua mata tertuju pada Elara dan Ardan.

"Kau pikir kami bodoh?" pria itu berkata dengan nada curiga. "Bagaimana kami tahu kau tidak membawa perangkap?"

"Kalau kau tidak percaya, bunuh aku sekarang," kata Elara dengan tegas. "Tapi jika aku benar, informasi ini bisa menjadi senjata terbesar yang kalian miliki untuk melawan Eden."

Pria itu terdiam sejenak, lalu memberi isyarat kepada anak buahnya. "Bawa mereka ke dalam. Tapi tetap awasi mereka. Jika mereka mencoba sesuatu, habisi saja."

---

Elara dan Ardan dibawa ke dalam markas Black Veil yang sebenarnya—sebuah kompleks besar yang tersembunyi jauh di bawah tanah. Tempat itu dipenuhi oleh aktivitas, dengan orang-orang yang bekerja di laboratorium, ruang senjata, dan pusat komando.

Seorang wanita dengan rambut pendek dan mata tajam menghampiri mereka. Dia mengenakan jaket kulit hitam dengan lambang tengkorak di bahunya.

"Aku Mira, pemimpin Black Veil," katanya dengan nada datar. "Dan kau adalah orang yang mengklaim punya informasi tentang Eden."

Elara mengangguk. "Informasi ini bisa membantu kalian menghancurkan Eden. Tapi aku butuh jaminan bahwa kalian akan membantu kami juga."

Mira tersenyum tipis. "Kau berada di posisi untuk meminta jaminan?"

Elara menatap Mira dengan tajam. "Kami berhasil menghancurkan fasilitas mereka dan membunuh Prometheus. Jika kami bisa melakukan itu, bayangkan apa yang bisa kita lakukan bersama."

Ruangan itu kembali sunyi. Beberapa orang tampak terkejut mendengar nama Prometheus, tetapi Mira tetap tenang.

"Aku suka keberanianmu," kata Mira akhirnya. "Tapi aku butuh lebih dari sekadar kata-kata. Aku ingin bukti."

Elara menyerahkan drive data itu kepada Mira. Wanita itu memeriksanya dengan hati-hati, lalu memberikannya kepada salah satu teknisi untuk dianalisis.

Setelah beberapa menit, teknisi itu kembali dengan ekspresi terkejut. "Informasi ini asli. Ada data tentang proyek senjata mereka, termasuk rencana serangan besar-besaran ke wilayah selatan."

Mira menatap Elara dengan mata yang penuh rasa hormat. "Kau benar-benar membawa sesuatu yang berharga. Baiklah, kami akan bekerja sama."

---

Dengan bantuan Black Veil, Elara dan Ardan mulai merencanakan serangan berikutnya. Mereka memutuskan untuk menyusup ke salah satu fasilitas utama Eden yang disebut Nexus, pusat kendali utama organisasi itu.

Namun, Nexus adalah benteng yang hampir mustahil untuk ditembus. Terletak di tengah pulau terpencil, fasilitas itu dijaga oleh pasukan elit dan teknologi paling canggih yang dimiliki Eden.

"Kita akan membutuhkan tim besar untuk ini," kata Ardan sambil memeriksa peta Nexus yang mereka dapatkan dari data.

"Kami punya orang-orang yang bisa membantu," kata Mira. "Tapi kalian harus memimpin misi ini. Karena kalau ini gagal, tidak akan ada yang selamat."

Elara mengangguk. "Aku siap. Ini adalah perang, dan kita tidak punya pilihan lain."

Mira tersenyum tipis. "Kalau begitu bersiaplah. Karena sekali kita mulai, tidak ada jalan kembali."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!