Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.
Victor masuk ke kamar tamu, yang sedari hari pertama menikah dengan Debora, dia berinisiatif sendiri memilih untuk pisah kamar.
Dengan malas, tangan Victor mulai membuka satu persatu pakaiannya, melepaskannya begitu saja berserakan di lantai kamar.
Lalu kemudian masuk ke dalam kamar mandi, dan benar saja air hangat dalam bathtub sudah menantinya.
Perlahan Victor masuk ke dalam bathtub, dan mulai berendam, merasakan air hangat pada tubuhnya terasa begitu nyaman sekali.
Kemudian dia pun perlahan memejamkan matanya untuk merilekskan tubuhnya yang terasa penat, dan pikiran yang terasa berat.
Sementara itu di kamar Arthur.
Debora membantu Nita, memberi makan malam ponakannya.
Umur Arthur baru dua bulan, tapi sudah di beri makanan tambahan, bubur saring.
Gizi pada bubur saring yang di masak dengan campuran sayur dan lauk, untuk membantu pertumbuhan pada tubuh Arthur supaya kuat.
Sebagai Ibu pengganti, Debora ingin menjaga Arthur memiliki stamina tubuh yang kuat, supaya tidak seperti almarhum kakaknya yang lemah.
Debora sudah selesai makan malam, dia sengaja menghindari kakak iparnya, agar tidak bertengkar lagi dengan pria itu.
Dia tidak ingin sering-sering berdebat dengan kakak iparnya itu, mengingat apa yang di teriakkan Victor kepada orang tua lelaki itu, yang sangat tidak menyukai dirinya.
Debora ingin sekali pergi melarikan diri dari pernikahan ini.
Debora merasakan pernikahan ini seperti rantai mengikat dirinya, tidak bisa berbuat apa-apa, karena ponakannya yang masih bayi.
Apa lagi mengingat sikap kasar Victor padanya, membuat Debora semakin tidak menyukai pernikahan ini.
Seorang lelaki yang kasar dan suka membentak wanita, sangat di benci Debora, karena dirinya sudah mengalami itu dari orang tuanya.
Dalam hati Debora, jika ada orang lain yang bersikap kasar sama seperti orang tuanya kepada dirinya, dia akan melawan.
Karena hanya orang tuanya lah yang berhak melakukan itu kepadanya, bukan orang lain yang belum mengenal siapa dirinya sebenarnya.
Walau terkadang Debora berpikir, apakah dia bukan putri kandung orang tuanya? kasih sayang yang dia terima sangat berbeda dengan kakaknya, Riska.
"Ternyata dia menyukai makan malamnya!" ujar Debora, melihat mangkuk bubur Arthur habis mengkilap.
"Iya, Nyonya!" sahut Nita tersenyum senang melihat mangkuk yang kosong.
"Malam ini aku akan tidur di sini, kamu tidurlah di kamarmu!" kata Debora kepada Nita.
"Eh!" Nita menatap Debora heran, kenapa tidur di kamar Arthur, tapi kemudian Nita teringat akan kejadian di taman.
"Baik, Nyonya!" angguk Nita, sekarang Nita tahu kenapa Nyonya mudanya itu mau tidur di kamar Arthur.
Nita pun keluar dari kamar Arthur, membawa mangkuk kosong ke dapur Mansion.
Sementara itu, Victor merasa segar setelah berendam, dan sekarang sudah waktunya untuk makan malam.
Setelah berpakaian rapi, pria itu pun keluar dari kamar tamu.
Victor pun turun untuk makan malam.
Di meja makan Victor tidak melihat Debora, hanya Pelayan yang biasa menyiapkan makan di meja makan.
Pelayan itu, Ira, tampak begitu bersemangat, melihat Victor masuk ke ruang makan.
"Silahkan, Tuan!" Pelayan itu meletakkan piring makan Victor di atas meja, tempat biasa Victor duduk.
Victor menghentikan langkahnya untuk mendekati kursinya, matanya melihat ke arah tempat biasanya Debora duduk.
Meja di depan kursi itu, terlihat kosong.
Victor melihat Nita yang berjalan menuju dapur, dengan cepat Victor pun berseru kepada Nita.
"Di mana Nyonya!" sahutnya kencang.
Nita mendadak menghentikan langkahnya, mendengar suara Victor tersebut.
"Nyonya di kamar Tuan Muda, Tuan!" sahut Nita menjawab pertanyaan Victor tersebut.
"Kenapa belum turun untuk makan malam?" tanya Victor kesal.
"Nyonya sudah makan malam, Tuan!" sahut Nita lagi.
Apa? sudah makan malam? tanpa menunggu ku? bisik hati Victor tidak percaya.
Perasaan Victor jadi campur aduk, dia pun berbalik keluar dari ruang makan tersebut.
Ira, jadi ter bengong saja di tempatnya, melihat punggung Victor yang pergi.
Bersambung.....
Apa debora aslinya anak orang kaya yg hartanya do rebut orang tua riska 🤔
Riska tau makanya dia memanipulasi keadaan supaya dia yg di jodohin sama viktor
Pdhl tak kenal maka tak sayang 😁