NovelToon NovelToon
Penjagaku Kalong Wewe

Penjagaku Kalong Wewe

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Beberapa belas tahun yang lalu, di kota bilangan depok telah hilang seorang anak kecil, disebuah hutan bambu. Ternyata anak tersebut disembunyikan kalong wewe, syukurnya di balikin lagi pada ibunya.

Setelah pemuda itu menginjak remaja, diusia 16 tahun dia menjelma menjadi pemuda yang gagah dan memiliki kelebihan. Bahkan memiliki wajah yang mirip sang pangeran, kalong wewe yang telah bertobat dan berubah wujud menjadi putri raja yaitu bernama Sekar Kencana berjanji akan selalu menjaganya.

Namun imam ditugaskan oleh Ki Sabdo untuk mencari 3 anak manusia, yang memiliki kelebihan sepertinya.

Dapatkah imam bertemu ketiga orang tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berlatih Di Curug Sukabumi

  Menghampiri polisi yang sedang merazia, di depannya petugas-petugas tersebut dari kaca spion. Imam melihat Sekar sedang menggosok-gosokkan tangannya, lalu keluarlah asap putih yang keluar dari tangannya dan dengan mengarah ke wajah mereka.

  Beberapa polisi tampak mengucek matanya, tatapannya seperti buyar. Ada seorang pengendara motor yang berhasil menghindari razia berteriak, sambil menuju ke arahnya Imam tersenyum sambil beri jari tengah ke arahnya.

  Sore itu Imam menghabiskan waktu bersama Tasya dari mengantarkannya membeli buku, hingga mampir ke rumah salah satu temannya. Dan sekar masih dengan setianya mengikuti mereka, sebenarnya Imam ingin bertanya pada Tasya soal sosok menyeramkan yang selalu mengikutinya itu.

 Namun Imam urungkan niat tersebut mengingat Imam mau segera kembali pulang, karena sudah hampir petang terlebih Sekar sudah mengingatkan Imam untuk segera latihan berlatih dengan Bayu Bharata.

  Setelah mengantar Tasya pulang ke rumahnya, imam yang tadinya mau langsung pulang ke rumahnya. Terpaku saat melihat sosok menyeramkan itu, sedang berdiri di belakang pagar di lantai dua rumah Tasya.

 Pacarnya sudah masuk ke dalam rumahnya, karena kebelet pipis sementara ia masih menatap sosok menyeramkan itu.

     "Apakah tidak sebaiknya kau usir makhluk yang sedang berdiri itu Sekar, aku takut dia akan menyakiti Tasya" Tanya Imam pada Sekar yang juga sedang memperhatikan sosok yang ia maksud itu.

     "Sepertinya tidak perlu dia tidak berbuat jahat pada penghuni rumah itu Kang Mas" Ucap Sekar.

     "Lebih baik sekarang kau segera meninggalkan tempat ini, lain waktu aku akan bertanya kepada makhluk itu" Ucap Sekar yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Imam.

   20 menit kemudian Imam sudah sampai di rumahnya, dan waktu maghrib sudah terlewat hampir 15 menit yang lalu. Imam langsung mandi dan menunaikan salat Magrib, terdengar suara ibunya menyuruhnya makan malam.

 Namun Imam males karena masih kenyang sejak sore tadi makan bersama Tasya.

  Tepat pukul 09.00 malam Imam berpura-pura, berpamitan pada ayah dan ibunya untuk tidur. Mereka sempat heran mengetahui imam yang biasanya tidur larut malam, setelah mau masuk kamar pada jam yang menurut mereka masih terlalu sore untuk tidur.

   Imam segera Mengunci pintu kamarnya, mematikan lampu utama kemudian menyalakan lampu di meja belajarnya. Yang redup suasana di kamarnya Imam terlihat temaram, lalu ia duduk bersila di atas kasur.

     "Bayu Bharata hadirlah" Ucap Imam dalam hati. Sambil mata terpejam kemudian ada asap biru di hadapannya, dan membentuk sosok Bayu Bharata.

    "Sudah siapkah engkau untuk berlatih Raden" Tanya Bayu Bharata tanyanya dengan suara pelan.

    "Apakah bisa berlatih di ruangan ini? Tanya Imam yang udah memang sok asik.

    "Pejamkan matamu kita berpindah tempat sekarang" Ucap Bayu Barata.

  Lalu imam mulai memejamkan kedua matanya, terasa kedua bahunya dipegang oleh jin penjaganya yang diberikan Ki Sabdo. Merasakan hawa dingin menembus kulit, hembusan angin dingin dan suara gemuruh air yang sepertinya jatuh dari atas.

 Membuatnya penasaran akan tempat di mana Bayu Barata membawaku, namun ia urungkan niatnya untuk membuka mata karena Bayu Barata belum menyuruhnya untuk membuka mata.

    "Silahkan kau Buka matamu Raden" Perintah Bayu Bharata dengan suaranya terdengar seperti sedikit jauh.

   Imam pun membuka mata dan terkejut, melihat Bayu Bharata sudah duduk bersila di atas sebuah batu berujung runcing. Dan nampak melayang di atasnya, pandangan Imam berputar mengeliling Di mana tempatnya sedang berada saat ini.

     Ini sebuah air terjun yang sudah memuntahkan airnya dari atas tebing, yang cukup tinggi di depannya airnya yang berbuih langsung menyatu dengan derasnya aliran air yang dipenuhi batu-batu berukuran besar.

     "Kita sedang berada di salah satu air terjun terbesar, di Sukabumi Raden" Di sinilah kita akan mulai berlatih.

     "Tanggalkan baju yang kau kenakan sekarang, hingga tersisa celana pendek. Lalu Masuklah ke dalam air itu sungai yang dangkal sebelah sana, dan duduklah bersila" Kata Bayu Barata, sedikit mengagetkan Imam sambil menuju ke arah air yang cukup deras.

"Ikuti saja perintahnya Kang Mas, aku hanya bisa berbicara saja saat ini" Kata Sekar yang tiba-tiba saja, terdengar suaranya di telinga Imam mengangguk paham.

Dan mulai melakukan perintah Bayu Bharata, hembusan angin dingin menerpa tubuhnya. Imam yang sudah setengah tanpa busana, tanpa memakai kaos yang barusan ia lepaskan.

Dinginnya angin tersebut terasa lebih menusuk hingga tulang, bibir Imam bergetar begitu sebagian badannya terendam air sungai yang sedingin es. Imam menggigil kedinginan dan sempat kesulitan, untuk duduk bersila dengan tenang.

Karena dorongan air deras yang memaksa Imam, berkali-kali jatuh dari atas batu yang ia duduki.

"Tenangkan hatimu Raden anggaplah Sungai deras ini seperti air kolam yang tenang, dan dinginnya hawa air seperti hangatnya sinar matahari.

"Kosongkan pikiranmu dan pusatkan Hawa murnimu, yang sudah menyatu dengan tasbih milik Jaga Tirta" Kata Bayu Bharata.yang sudah melayang di hadapan Imam, rambutnya yang terikat dengan sebuah kain yang berwarna biru nampak bergoyang_goyang di terpa angin.

"Baiklah akan saya coba lagi" Ucap iman dalam hati kedua matanya mulai terpejam, dengan posisi duduk tetap bersila. Ia usahakan tetap tegap dia mulai mengosongkan pikiran, memusatkan Hawa murni seperti perintah Bayu Bharata.

Perlahan telinganys yang masih mendengar suara, derasnya air terjun dan suara-suara hewan malam. Yang sempat bersahutan seakan menyambut kami, Mulai kehilangan fungsinya suara_suara tersebut berangsur lenyap. Dan berganti keheningan yang senyap dinginnya angin dan air sungai, mulai ringan entah berapa lama ia duduk bersila melawan derasnya air sungai.

Hingga Dia merasakan ada tepukan di bahunya, imam membuka mata ia melihat Bayu Bharata sudah duduk bersamanya di atas sebuah gubuk beratap anyaman daun kelapa.

Imam sempat melirik ke bawah dan segera memegang lengan Bayu Bharata, dengan wajah ketakutan posisi mereka sepertinya ada 50 m dari permukaan tanah.

"Dengarlah Raden kau tidak akan terjatuh" Ucap Bayu sambil tersenyum. Imam memandangnya heran dan ia mencoba melepaskan pegangannya, dan benar saja meski hanya duduk bertumpu pada atap daun kelapa.

Gubuk yang harusnya tidak dapat menahan berat tubuh mereka berdua, tapi ia merasa sangat ringan bahkan Imam sempat Mencoba Berdiri dan mencoba melompat di atasnya dan hasilnya tetap sama.

Seakan berat tubuhnya sekarang saringan kapas.

"Tasbih Sakti milik Raden Jaka Tirta telah membantumu dengan cepat, menguasai beberapa ilmu yang sempat tertidur di tubuhmu Raden" Ucap Bayu Bharata.

Imam menatap heran dengan bingung, perasaan ia tidak pernah belajar ilmu apapun dah. Kecuali bahasa Inggris, matematika ataupun IPA.

"Berat tubuhmu yang terasa ringan disebut ilmu meringankan tubuh Raden" Ucap Bayu Bharata lagi.

Imam tertawa mendengar penjelasan Bayu Barata itu, setahu dia ilmu seperti itu tuh hanya ada di film kolosal.

"Kau bisa melompat dari atas sini, dan mendarat dengan selamat di bawah sana. Silahkan kau mencobanya" Ucap Bayu Barata lagi.

Kali ini menatapnya dengan yakin, Imam melihat ke bawah sesaat lalu menggelengkan kepala ke arah Bayu.

"Nanti aja lah saya belum siap mati muda sekarang" Ucap imam yang masih duduk di sampingnya.

"Boleh saya bertanya tentang hubunganmu, dengan Sekar di masa ratusan tahun lalu?" Tanya Imam tiba-tiba, bayu Barata tampak terkejut mendengar pertanyaan Imam barusan. Bahkan jin itu sempat terbatuk-batuk beberapa kali, lalu pandangannya menatap ke arah langit yang saat itu dipenuhi Bintang.

Sinar bulan yang sedang mencapai puncak terangnya, membuat aliran sungai yang deras berkilauan seperti kaca.

"Aku, Raden Jaka Tirta dan Putri Sekar Kencana adalah teman bermain semasa kecil. Kami tumbuh bersama meski Sekar Kencana yang paling muda, saat itu Raden Jaka Tirta dan Putri Sekar Kencana terlahirkan dari keluarga Berdarah Biru.

"Mereka masih ada sangkut pautnya dengan Sri Paduka Maharaja atau Prabu Siliwangi Raja Pajajaran, sedangkan aku hanya anak dari seorang dayang yang bekerja di kediaman kisutta" Ucapan Bayu terhenti sesaat, setelah melihat sebuah bintang yang jatuh di sebelah utara.

Imam yang mendengar penuturannya itu pun melihat hal tersebut, lalu kembali menyimak kelanjutan kalimat Bayu Barata.

"Setiap hari kami bermain dan berlatih bersama, tanpa kusadari mulai tumbuh benih cinta pada Putri Sekar Kencana. Namun sayang Raden Jaka Tirtalah yang dipilih oleh Sekar Kencana untuk dicintainya, kemudian saya pergi dari wilayah itu dan dijadikan kepala pasukan oleh Ki Sabdo.

Bersambung...

1
Pikachu Gosong
saran aja, untuk nama tokoh awal huruf harus menggunakan huruf kapital
contoh
Bu Sumi
Pikachu Gosong
saran aja ni buat penulisnya, kalau ada kata yang pengucapannya diulang-ulang mending pakai tanda (-) daripada tanda (_) contohnya:

Teman-teman
Hati-hati

udah segitu saran dariku
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
like
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!