Istri Pilihan Ibu season 1
Davin Rendra Wicaksono, terpaksa menikah dengan Riana Zulaika. Seorang gadis yang terkenal janda di usia mudanya, karena harus mengurus anak dari kakak perempuannya.
Dan sampai pernikahan itu terjadi, Rendra belum mengetahui bahwa wanita yang dia nikahi itu masih seorang gadis.
Akankah Rendra bisa mencintai Riana? Dan mungkin kah rumah tangga mereka berjalan dengan baik?Penasaran kelanjutannya kan??? yuuu cuuuz ikutin terus cerita nya yaaaa.....
Istri pilihan Ibu season 2
Kegagalan cinta membuat Alaric menjadi semakin tertutup untuk membuka hati pada wanita. Sampai Riana, bundanya turun tangan memilihkan seorang wanita untuk anak sulungnya itu.
Akankah Alaric melupakan cinta lamanya dan menerima wanita yang dipilihkan oleh bundanya?
Ikuti terus ceritanya ya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon septriani wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Entah kenapa pagi ini Rendra sangat malas untuk berangkat ke kantornya. Sejak subuh, dia mengubah posisi tidurnya di sebelah istrinya, memeluk tubuhnya, mencium aroma wangi tubuh Riana. Riana dengan senang hati menyambut pelukan suaminya dengan menggenggam tangannya.
“Sayang, aku sudah tidak tahan ingin memakanmu,” bisik Rendra yang seketika membuat seluruh tubuh Riana merinding. Dia dengan cepat menepiskan tangan Rendra dari pinggangnya. Rendra tertawa puas melihat kelakuan istrinya.
“Mas, jangan buat aku merinding, please!” Rendra terus saja tertawa. Dia pun menarik sang istri dalam pelukannya dan mencium lembut bibirnya.
“Mas, nanti di liat Salsa.”
“Dia masih tidur.” Rendra pun melanjutkannya.
“Bunda ....” Riana langsung melepaskan pelukan Rendra dan berbalik badan pada anaknya.
“Iya sayang, selamat pagi anak Bunda yang cantik.”
“Pagi, anak Ayah.” Salsa tersenyum melihat keduanya. Terlihat senyuman yang sangat bahagia beda seperti biasanya.
“Kita mandi yuk!” ajak Riana pada anaknya.
“Ayo ....!” jawab Rendra. Riana melirik tajam ke arah suaminya, membuat Rendra tidak mengerti.
“Emang ada yang salah ya?”
“Aku ngajak Salsa, bukan Mas Rendra.”
“Ya, sekalian aja donk sayang, iya ga cantik.” Salsa yang mendapat pertanyaan dari ayahnya tersenyum dan mengangguk polos. Riana hanya menggelengkan kepalanya dan turun dari kasur.
Riana mempersiapkan baju gantinya dan anaknya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Rendra sejak tadi terus saja memohon pada sang istri untuk ikut masuk ke dalam bersama mereka, tapi Riana terus menolaknya.
“Sayang, aku dobrak nih serius,” keluh Rendra di balik pintu kamar mandi. Riana hanya menertawakan kelakuan suaminya yang tiba-tiba menjadi manja.
“... Sayang, kamu benar-benar tega sama aku, hanya mandi bareng pun ga boleh.” Riana membuka pintu kamar mandinya, lalu mengecup bibirnya.
“Sabar ya ....!” satu kalimat dan ciuman yang membuat Rendra tersenyum terdiam di depan pintu kamar mandi.
Fix, hari ini Rendra benar-benar tidak pergi ke kantornya. Dia memilih di rumah bersama istri dan anaknya. Selesai membersihkan diri ketiganya keluar dari kamar. Betapa kagetnya Riana yang sudah melihat makanan tertata di atas meja. Sebenarnya dia berniat akan masak setelah memandikan Salsa, tapi Bi Sari sudah memasak makanan untuk mereka.
“Bi, maafin Ria ya! Ria tidak membantu Bi Sari.”
“Ga apa-apa, Non, ini tugas Bi Sari. Lagi pula ini perintah nyonya Ratih, silahkan di nikmati makanannya, Non.”
“Makasih ya, Bi.” Riana kembali ke meja makan dan menghampiri anak dan suaminya yang sudah menunggunya di sana.
Selesai makan, seperti biasa Riana menyiapkan makanan untuk di bawa ke rumah ayahnya. Rendra dan Salsa sudah terlebih dahulu pergi ke mobil sambil menunggu Riana menyiapkan semuanya.
Setelah menyiapkan makanan Riana menghampiri keduanya. Langkah Riana terhenti saat melihat Salsa yang sedang tertawa asik memainkan setir mobil di atas pangkuan Rendra dan itu membuat Riana tersenyum bahagia. Dia tidak menyangka kalau suaminya akan menerima dia dan Salsa dalam hidupnya. Riana pun melanjutkan jalan masuk ke dalam mobil.
“Bunda udah dateng, Salsa duduk di belakang ya!” gadis kecil itu mengangguk. Riana kaget melihat Car seat yang ada di bangku belakang. Rendra memasangkan seatbelt Salsa dan dia kembali ke kursi kemudi.
“Mas, kapan kamu membelinya?” tanya Riana heran.
“Kemarin, saat istirahat Mas sengaja pergi ke Mall untuk membeli itu.” Riana menatap Rendra tersenyum, entah apa yang harus dia ucapkan pada suaminya, yang jelas dia sangat bahagia. Riana tidak menyangka, dibalik sikap egois dan tegasnya Rendra dia adalah seorang yang penuh perhatian dan cinta.
“Makasih ya Mas. Mas, sudah mau menerima kita berdua, Ria sangat bahagia dan sama sekali tidak pernah menyesal menikah dengan Mas Rendra. Dan Ria harap, Mas Rendra juga begitu.”
Rendra melirik dan menatap wajah istrinya, dia menarik tangannya dan menggenggamnya.
“Maafkan aku yang dulu bersikap egois padamu. Awalnya memang aku menikah dengan mu karena terpaksa. Tapi, aku sadar, Ibu memilihkan seorang istri berhati malaikat seperti kamu untukku. Terimakasih sayang, kamu sudah hadir dan mewarnai hidupku. Aku sekali lagi berjanji, akan membahagiakan kalian berdua.” Rendra mencium tangan Riana yang di genggam nya.
Jangan tanya bagaimana reaksi wanita yang ada di depan Rendra? Jelas dia meneteskan air matanya. Riana tidak menyangka bisa mendengar kata-kata manis itu dari mulut suaminya. Tuhan benar-benar sudah mengkabulkan doanya. Rendra tersenyum dan mengelap air mata yang ada di pipi istrinya.
“Jangan nangis donk! Nanti cantiknya hilang loh,” candanya membuat Riana tertawa kecil.
“Mas, I Love you.”
“Love you too, sayang,” ucapnya mencium kening Riana.
Rendra pun melajukan mobilnya. Selama perjalanan Rendra menceritakan bagaimana selama ini kehidupannya sebelum bertemu dengan Riana, Begitupun sebaliknya. Riana menceritakan hidup yang perih yang dia alami selama ini.
Dia bercerita awal di tinggal oleh sang ibu sampai dia harus menjadi orang tua tunggal untuk Salsa. Rendra yang mendengarnya semakin jatuh hati pada istrinya. Seumur hidupnya, dia tidak pernah menemukan wanita seperti Riana. Hatinya benar-benar seperti malaikat. Dia rela menanggung semuanya sendiri. Walau pada akhirnya semuanya itu merugikan dirinya.
Berkali-kali Rendra mengucapkan kata maaf pada istrinya karena, sudah berpikiran buruk selama ini padanya. Riana mengangguk tersenyum, karena memang sejak awal dia tidak pernah menyalahkan Rendra. Sepasang sejoli itu benar-benar sedang di mabuk cinta saat ini. Riana berharap Rendra akan terus mencintai dirinya dan juga Salsa sampai kematian memisahkan mereka.
***♥️♥️***
Liburan Ratih bersama suami, anak dan juga calon menantunya ---yang menyusul ketiganya satu hari setelah keberangkatan mereka--- sangat menyenangkan. Mereka berkeliling berbagai tempat wisata yang ada di sana. Ratih sebenarnya sangat ingin mengajak anak, menantu dan cucunya, tapi melihat sikap mereka yang masih kaku, dia yakin kalau anaknya belum pernah menyentuh istrinya.
“Eki, kapan kamu akan lamar Sonia?” pertanyaan yang di layangkan Ratih di saat mereka menikmati makan siang.
Uhuk...Uhuk...
Eki kaget mendengar pertanyaan mendadak dari calon mertuanya. Eki langsung memandang Sonia, binggung apa yang harus di jawabnya.
“... Kamu sama Sonia itu sudah pacaran tiga tahun, ga baik kalau pacaran lama-lama.”
“Bu, biarkanlah, namanya anak muda, jangan memaksakan kehendak Ibu,” timpal suaminya.
“Ga apa-apa kok Yah, Eki memang sudah niat mau melamar Sonia, tapi Sonia ingin menikah setelah Riana mengandung anak Rendra.”
“Loh De, kenapa begitu?” tanya Ratih pada anak gadisnya.
“Cuma pengen aja Bu,” ucapnya tersenyum tanpa dosa.
“Tapi, kami janji pada Ibu, setelah Mba Riana hamil kamu langsung menikah dengan Eki. Gimana Eki kamu siap?”
“Eki siap lahir batin, Bu.” Eki tersenyum dengan lebar mendengar bahwa calon mertuanya mendukung hubungannya dengan anaknya.
“Iish ... itu sih maunya Abang,” kesal Sonia dan mereka pun tertawa.
.
.
.
.
~Bersambung~
Jangan lupa like dan komen ya..
Ditunggu Vote kalian sebanyak-banyaknya...