Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34. Menguping
"Mas, mau kemana, ini sudah malam?" tanya Senja pada suaminya, karena melihat Arkan sudah siap ingin keluar.
Selama diluar Negeri Arkan tidak pernah keluar malam, namun malam ini Arkan sudah rapi ingin keluar dari kamar penginapan mereka.
"Aku, mau ketemu teman bisnis, malam ini semua pekerjaan sudah selesai, dan besok kita sudah bisa pulang ke Negara." Jawab Arkan sembari mengecup kening Senja dengan penuh sayang.
Pekerjaan Arkan semua sudah selesai, malam ini dia akan bertemu temannya untuk makan malam karena besok dia dan Senja berencana Pulang ke Indonesia.
"Oh, kalau begitu hati-hati, aku senang sekali besok kita pulang, aku sudah sangat rindu dengan Putri kita." Jawab Senja sembari kedua tangannya merapikan pakaian Arkan.
Senja sebenarnya sudah sangat bosan diluar Negeri, ditambah lagi dia sangat rindu pada Nadia Putrinya dan juga keluarganya.
Senja juga sangat penasaran pada menantunya, Senja selalu bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana rupa menantunya itu.
"Kamu gak mau ikut?" tanya Arkan berniat mengajak istrinya bersama, karena Arkan tau kalau Senja bosan berada dikamar hotel setiap hari.
"Tidak mas, aku disini saja, aku juga mau menelepon Nadia. Mas hati-hati ya ?" Senja mencium punggung tangan Arkan.
"Baiklah, aku pergi dulu, oh ya kamu berkemas saja dulu, karena besok pagi-pagi kita sudah berangkat." Arkan mencium kening Senja lagi, kemudian keluar dari kamar hotel itu.
Sedangkan di tempat lain Nadia mendengar suara berisik dilantai bawah bersamaan dengan Hpnya berdering.
Namun sebelum melihat Hpnya Nadia lebih dulu memberitahu pada Kenzo suara berisik dilantai bawah.
"Mas, kok banyak suara orang dibawah, apa ada tamu ya?" tanya Nadia penasaran karena tidak biasanya dirumah itu berisik seperti sekarang ini.
Kenzo yang sedang memakai baju, dia mengedikkan bahunya tanda tidak tau.
"Lihat dulu mas, siapa tau ada tamu!" titah Nadia pada Kenzo dan segera mengambil Hpnya ang sudah berdering lagi.
"Oke, aku lihat dulu." Ujar Kenzo langsung keluar dari kamarnya dilantai dua.
Sedangkan Nadia melihat Hpnya yang sedang berdering, saat melihat nama yang tertera dilayar Hpnya adalah nama Mamanya, Nadia langsung menggeser gambar telepon hijau di Hpnya itu.
"Sayang, gimana kabarmu disana, bagaimana suamimu, apa dia memperlakukanmu dengan baik?" tanya Senja yang belum pernah melihat bagaimana rupa menantunya itu setelah menikah dengan Putrinya.
"Kabar aku baik, bahkan sangat baik, Mama gak usah khawatir, suamiku sangat baik, dan dia juga sangat mencintaiku." Jawab Nadia, memberitahu kalau Kenzo sangat mencintainya, karena memang benar yang Nadia katakan.
"Alhamdulillah kalau begitu, Mama jadi tenang, walaupun pernikahan kalian tidak mengenakkan, yang penting suami kamu tidak berlaku kasar sama kamu itu sudah cukup." Ujar Senja lagi. Dia tidak khawatir pada Putrinya sekarang karena Nadia sudah berkata begitu.
"Mama lagi ngapain?" tanya Nadia lagi pada Mamanya masih ditelepon.
Senja menjawab kalau dia lagi dikamar, dan Papanya sedang keluar bertemu dengan seseorang.
Senja juga tidak lupa mengatakan pada Nadia kalau dia dan Arkan akan pulang ketanah air besok.
Nadia tentu saja sangat senang saat mendengar Orang tuanya akan pulang besok.
"Ma, aku sekarang sudah bekerja, tapi diperusahaan kecil, namun aku sangat senang bekerja disana." Nadia menceritakan kalau dirinya sudah bekerja, dia juga menjelaskan pada Mamanya kalau dia ingin belajar agar Mamanya tidak mengomelinya.
"Tapi kamu'kan bisa bekerja diperusahaan kita, kenapa harus ke perusahaan lain, kecil lagi." Ujar Senja, namun dia tidak marah selama Putrinya itu senang dan tidak melanggar, Senja pasti meridhoinya.
"Bukan Ma, itu bukan perusahan orang lain, tapi." Nadia mulai bercerita lagi, Nadia menceritakan saat pertama kali dia melamar keperusaan Kenzo dan tidak diterima, lalu dia melamar ke perusahaan lain, tapi saat Kenzo tau kalau dia ingin bekerja disana, Kenzo langsung mengakuisisi perusahan itu agar Nadia tidak dibully.
Mendengar cerita Putrinya, Senja sangat senang, sekarang dia lebih yakin kalau menantu dadakannya sangat mencintai putrinya itu.
Senja kagum pada menantunya, walaupun dia belum pernah bertemu dengan menantunya, tapi Senja percaya kalau menantunya itu orang baik.
Tidak terasa Ibu dan Anak itu sudah bicara hampir setengah jam, akhirnya keduanya mengakhiri teleponnya.
Nadia melihat suaminya belum kembali masuk kekamar, dia penasaran kenapa Kenzo belum kembali, dan dilantai bawah juga sudah tidak terdengar berisik lagi.
Nadia yang tidak ingin terus penasaran, dia bangun dari duduknya dan melangkah keluar karena ingin melihat kemana suaminya.
Nadia menuruni anak tangga satu persatu, dengan telinga terfokus pada pendengaran, Nadia melihat diruang tamu sepi, dan di ruang tengah juga sepi tidak ada satu orang pun disana.
Nadia akhirnya pergi kedapur, disana masih ada Bibi yang sedang merapikan dapur.
"Bik, kemana semua orang, kok sepi?" tanya Nadia pada Bibi karena penasaran.
Bibi tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Nadia, Bibi merasa lucu melihat wajah Nadia kalau sedang penasaran.
"Nyonya Besar, Den Kenzo dan yang lainnya semua ada diruang kerja Tuan besar Non, ada Tuan Fajar dan Taun Alex juga." Bibi memberitahu semuanya agar Nadia tidak semakin penasaran.
Mendengar perkataan Bibi, Nadia semakin penasaran, dia menebak kalau ada sesuatu yang dibicarakan.
"Diruang kerja Papa, tapi kenapa harus disana, pasti ada sesuatu." Gumam Nadia.
"Makasih ya Bik," ujar Nadia langsung pergi keruang kerja Awan dimana semua sedang berkumpul.
Diruang kerja Awan semua sedang membahas tentang Nadia, dan juga orang yang pernah mengejar Kenzo hingga sampai menikah dengan Nadia.
Sampai didepan ruang kerja, Nadia tidak masuk, dia tidak sengaja mendengar obrolan mereka yang membahas tentang dirinya, Nadia berdiri didepan pintu itu dan menempelkan telinganya pada daun pintu untuk menguping.
"Devan tidak bisa mengejar, karena Nadia saat itu sedang syok. Jadi lebih memilih menenangkan Nadia dari pada mengejar mobil itu." Ungkap Kenzo seperti yang Devan ceritakan padanya tadi sore.
Semua orang didalam ruangan itu mengangguk mengerti, semuanya tidak menyalahkan Devan karena memang benar yang lebih utama ialah menyelamatkan Nadia.
Nadia yang menguping diluar pintu semakin menajamkan pendengarannya karena keluarga itu menyebutkan namanya dan Devan.
Nadia berfikir kalau semua orang diruangan itu sedang mendiskusikan dirinya dengan Devan atau mengatur perceraiannya dengan Kenzo.
Bibi datang keruangan itu dengan nampan di tangannya. Melihat Nadia Nona mudanya sedang menguping, Bibi berdehem.
Ternyata deheman Bik Ruri membuat Nadia terkejut dan tanpa sengaja menarik knop pintu hingga membuat pintu itu terbuka.
"Bibi, kok ngesalin sih, untung aku tidak punya riwayat jantung." Kesal Nadia pada Bik Ruri.
"Maaf Non, tidak sengaja." Bik Ruri meminta maaf, walaupun dia tau kalau Nadia tidak marah padanya.
Sedangkan didalam semua orang menghentikan obrolan mereka, dan semua mata mengalih pada pintu yang sudah terbuka oleh Nadia tadi.
"Kamu ngapain disitu, kamu menguping ya?" tanya Oma Laras karena melihat Nadia dan Bik Ruri sudah berada di depan pintu.
Bersambung.