Karena menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya, Khavi Zean Rakhayasha terpaksa harus kabur dari rumah dan mengganti identitasnya.
Namun di tengah pelarian nya, Khavi harus terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan bernama Shena Athalia Sarfaraz.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Namun, ada satu fakta yang menjadi penghalang cinta keduanya. Mereka sama-sama telah dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing.
Akankah cinta mereka bersatu?
Atau justru harus gagal sebelum berkembang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintaimu
Khavi menceritakan apa yang terjadi selama dua tahun terakhir ini pada Shena. Sepanjang Khavi bercerita, Shena hanya diam dan menyimak apa yang bodyguard nya itu sampaikan tanpa menyela sedikitpun.
"Jadi kamu adalah Khavi Zean Rakhayasha, Tuan muda Majendra?" Shena memicingkan matanya penuh kekesalan, karena merasa ditipu oleh bodyguard nya.
Khavi menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pria tampan itu sama sekali tidak ada niatan untuk berbohong apalagi menipu, hanya saja keadaannya dulu memaksanya untuk menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya.
"Aku tidak sepenuhnya berbohong, Princess. Zean adalah nama tengah ku."
Shena memutar bola mata nya malas, bibirnya mencebik tidak terima dengan alasan Khavi.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk berbohong apalagi menipumu," ucap Khavi. Pria tampan itu mencoba menjelaskan alasan yang menurutnya masuk akal, tanpa memberitahu bahwa dirinya menghindari perjodohan.
Shena menghela napasnya kasar. Percuma saja mendebatkan hal yang sudah berlalu, fikirnya. Yang penting sekarang adalah wanita cantik itu merasa lega dan bersyukur karena Khavi baik-baik saja.
"Sudahlah, harusnya aku yang meminta maaf. Maaf karena kecelakaan waktu itu, harusnya aku yang tertabrak." Shena menatap pria tampan di depannya dengan perasaan bersalah. "𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪." 𝘚𝘩𝘦𝘯𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘤𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.
Sampai sekarang Shena masih merasa bersalah atas kecelakaan yang menimpa bodyguard nya waktu itu. Apalagi Khavi yang menghilang begitu saja tanpa meninggalkan pesan apapun padanya, membuat wanita cantik itu selalu dihantui perasaan bersalah.
Dan sekarang, Shena sangat bersyukur karena Khavi berdiri di hadapannya dengan keadaan baik-baik saja.
Khavi menangkup kedua pipi Shena dengan kedua tangan nya. Pria tampan itu menggelengkan kepalanya pelan. "Aku bersyukur karena aku yang tertabrak. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau sampai kamu yang kenapa-kenapa."
Khavi menatap Shena dengan tatapan tak biasa. Shena pun bisa melihat dan merasakan arti tatapan Khavi itu padanya.
Deg.. deg... deg...
Debaran jantung mereka berdetak saling bersahutan.
"𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘶? 𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢?"
Tanpa sadar wanita cantik itu menggelengkan kepalanya. "𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩! 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘪𝘢!"
Shena menggenggam tangan Khavi, kemudian melepaskan tangan itu dari pipinya. Shena teringat akan posisinya saat ini, Shena telah dijodohkan oleh orang tuanya. Dan dia tidak mau mempersulit dirinya sendiri dengan bermain perasaan.
Shena tidak mau membuang waktu, karena pada akhirnya wanita cantik itu tau, akhirnya akan seperti apa. Daripada terluka nantinya, lebih baik tidak memulainya.
"Sudah malam, sebaiknya kita pulang. Kak Agha pasti mencari ku."
Shena berbalik dan melangkahkan kaki nya menuju mobil. Namun langkah nya terhenti saat Khavi mengatakan sesuatu yang membuat Shena terpaku.
"Aku mencintaimu, Princess."
Shena memejamkan matanya, hatinya bergemuruh. Ada rasa bahagia karena ternyata Khavi pun merasakan perasaan yang sama dengan dirinya. Namun sedetik kemudian dirinya sadar, perasaannya pada Khavi tidak akan berhasil.
Khavi berjalan mendekati Princess nya, kini ke-duanya saling berhadapan. Khavi menggenggam kedua tangan Shena. "Aku mencintaimu, Princess." Khavi mengulang kembali pernyataannya. "Dari dulu, saat aku masih menjadi bodyguard mu."
Shena mendongakkan wajahnya, tatapan ke-duanya bertemu. Mereka mencoba menyelami perasaan hatinya masing-masing. "Aku tidak---"
Cup
Khavi mengecup sekilas bibir Shena. Membuat wanita cantik itu terkesiap dan melebarkan bola matanya. "𝘔𝘺 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵 𝘬𝘪𝘴𝘴," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘚𝘩𝘦𝘯𝘢.
"Jangan pernah menolak ku! Aku tau kamu punya perasaan yang sama dengan ku." Khavi menatap dalam mata Princess nya.
Shena hanya terdiam namun dalam hatinya mengiyakan.Ingin sekali dia mengatakan iya, namun Shena tidak ingin menambah luka di kemudian hari.
Shena menggelengkan kepalanya, matanya berkaca-kaca. Hatinya bahagia karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Namun di sisi lain, Shena sudah terlanjur menerima perjodohan yang di atur orang tuanya, bahkan atas permintaannya sendiri. Shena tidak se-berani itu mengecewakan orang tua yang sangat dia sayangi.
"Nggak, Ze." Shena meneteskan air mata nya. "Kita nggak mungkin."
"Kenapa?" Tanya Khavi. "Karena kamu telah dijodohkan?" Tambahnya lagi.
Shena mengangguk sambil mengusap air matanya. "Aku tidak mau memulai sesuatu yang sudah tau akhirnya seperti apa. Lebih baik berhenti sekarang, sebelum terluka lebih dalam."
Khavi menggelengkan kepalanya, pria tampan itu tidak setuju dengan pemikiran Princess nya. Bagi pria sejati seperti dirinya, pantang menyerah sebelum memperjuangkan.
"Apa kamu mencintaiku? Jawabannya hanya dua, iya atau tidak. Setelah itu, aku yang akan memutuskan berjuang atau menyerah."
Khavi hanya ingin Shena jujur pada perasaan nya sendiri. Walaupun pria tampan itu sudah tau perasaan princess nya.
Shena mengangguk sambil menangis. "Ya, aku mencintaimu."
Khavi memeluk wanita cantik itu dengan erat, wanita yang kini dia klaim sebagai miliknya. "Kamu milikku sekarang," bisik Khavi tanpa melepaskan pelukan nya. "Kamu tidak perlu melakukan apapun! Aku yang akan berjuang."
"Sial!!"
Tidak jauh dari mereka, Arthur mengumpat dengan tangan yang mengepal erat. Dia tidak terima wanita yang sangat dia cintai itu berpelukan dengan pria lain.
...----------------...
Keesokan harinya
"Selamat pagi semuanya."
Khavi tersenyum menyapa semua keluarganya yang sudah lengkap di meja makan. Semua orang mengernyit heran melihat tingkah Khavi yang tidak seperti biasanya.
"Abang sedang jatuh cinta, ya?" Celetuk Khava. Putra bungsu Mommy Vyora dan Daddy Kafka itu memicingkan matanya menatap Abang sulungnya.
Khavi hanya menatap sekilas adik bungsunya yang suka usil itu , tanpa berniat untuk menjawabnya.
"Cih!! Baru jatuh cinta aja belagu." Khava terus memancing Abang nya itu untuk bertengkar. Namun sia-sia saja, karena Khavi sama sekali tidak menanggapi ocehan adik bungsunya itu.
Sedangkan Khavya, saudara kembar Khavi itu menahan tawanya melihat adik bungsunya yang mencebik karena ocehannya tidak ditanggapi Abangnya.
"Bang, nanti malam kita di undang makan malam di rumah teman Mommy. Abang---"
"Mom, Mommy sudah janji sama Abang, Mommy tidak akan menjodohkan Abang dengan putri teman Mommy lagi." Khavi menatap Mommy Vyora. Pria tampan itu berbicara sehalus mungkin supaya Mommy nya tidak memaksanya.
Mommy Vyora menghela napasnya, dia sudah memprediksi jawaban Khavi sebelumnya. Dan benar saja, putra sulungnya itu menolak.
"Itu hanya makan malam biasa, Bang. Tidak ada unsur perjodohan di dalamnya. Tapi kalau Abang naksir sama putri teman Mommy, ya bagus," ucap Mommy Vyora sambil menyengir.
Khavi memutar bola matanya malas. Mommy nya itu belum menyerah juga menjodohkan dirinya dengan putri temannya.
"Abang gak janji, Mom. Abang sibuk!"
Mommy Vyora mencebik kan bibirnya, wanita paruh baya itu tahu, putranya itu hanya beralasan.
Drtttt... drtttt....
Khavi tersenyum melihat ponselnya yang bergetar. Senyumnya semakin mengembang saat pria itu melihat nama Princess jutek memanggilnya.
"Hallo, Honey?"
Uhukkk... uhuk....
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
Jangan lupa tinggalkan jejak😘