NovelToon NovelToon
Sistem Villain Sejati

Sistem Villain Sejati

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Iblis / Mengubah Takdir / Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nov Tomic

Genre: Action, Drama, Fantasy, Psychological, System

Seluruh siswa kelas 3A tidak pernah menyangka kalau hidup mereka akan berubah drastis ketika sebuah ritual aneh menarik mereka ke dunia lain. Diberikan gelar sebagai "Pahlawan Terpilih," mereka semua mendapat misi mulia untuk mengalahkan sang Raja Iblis dan menyelamatkan dunia asing tersebut. Di antara mereka ada Hayato, siswa yang dikenal pendiam namun selalu memiliki sisi perhatian pada teman-temannya.

Namun, takdir Hayato justru terpecah dari jalur yang diharapkan. Ketika yang lain menerima berkat dan senjata legendaris untuk menjadi pahlawan, Hayato mendapati dirinya sendirian di ruangan gelap. Di sana, ia bertemu langsung dengan sang Raja Iblis—penguasa kegelapan yang terkenal kejam. Alih-alih membunuhnya, Raja Iblis memberikan tawaran yang tak bisa Hayato tolak: menjadikannya "Villain Sejati" untuk menggantikan posisinya dalam tiga tahun mendatang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

— BAB 12 — Tempat Pengujian —

Rasanya begitu menyegarkan. Setelah sekian lama tidak merasakan sentuhan air, akhirnya aku bisa menikmati setiap tetesannya. Setiap tetesnya seolah membawa banyak beban yang selama ini aku pikul, mengalir pergi bersama arus yang lembut. Kupikir ini cukup untuk membuatku tenang dalam sesaat.

Pagi ini, setelah selesai mandi, aku dibawa ke tempat pengujian oleh seorang pelayan. Ia membawaku ke halaman kastil yang penuh dengan keramaian.

Halaman kastil, tempat di mana pengujian kekuatan akan berlangsung, adalah sebuah arena yang megah dan menakjubkan. Dikelilingi oleh dinding batu yang tinggi dan kokoh, halaman ini dipenuhi dengan nuansa sejarah dan kekuatan. Di tengahnya, rumput hijau yang subur tumbuh rapi, memberikan kontras yang indah dengan batu-batu abu-abu yang dingin. Di sudut-sudut halaman, terdapat patung-patung pahlawan legendaris yang berdiri tegak, seolah-olah mengawasi setiap gerakan yang terjadi di bawahnya.

Teman-temanku berkumpul di tempat yang sama, masing-masing tampak bersemangat. Tak kusangka, acara pengujian kekuatan ini ternyata sangat besar dan menarik perhatian banyak orang, termasuk para bangsawan dan prajurit yang berkumpul untuk menonton.

Aku sempat merasa asing dan ragu-ragu di tengah kegembiraan mereka, tetapi perasaan itu cepat hilang saat Kenta melambaikan tangan dan memanggilku.

“Hayato! Ke sini, bro!” Kenta tersenyum lebar, lalu berlari mendekat dan merangkul bahuku erat. “Akhirnya ketemu lagi! Gila, kau kemana aja selama ini? Kita semua udah khawatir!”

Yang lain ikut bergabung, dan tak lama suasana di sekelilingku dipenuhi obrolan seru. Mereka berbicara cepat, bertanya bagaimana aku bisa terpisah dari rombongan, apa saja yang kulakukan selama terdampar, dan mengapa seragamku bisa compang-camping seperti habis digerogoti binatang buas.

“Serius, Hayato,” kata Ayana sambil mengernyitkan dahi, “kau terlihat seperti habis berkelahi dengan hewan buas sebelumnya.”

Aku tertawa kecil sambil menggaruk kepala. “Yah, bisa dibilang hampir seperti itu. Aku harus bertahan sendirian di hutan, jadi ini hasilnya.”

Kenta terkekeh, mencoba membuat lelucon. “Nggak ada hewan buas yang nyasar karena tampangmu, kan?”

Semua tertawa mendengarnya, dan untuk beberapa saat, aku lupa tentang segala kecemasan yang menghantui pikiranku. Meski kami baru terpisah beberapa hari, kehangatan di antara kami tetap terasa. Rasanya menyenangkan bisa kembali bersama mereka, meskipun di dalam diriku masih tersimpan rahasia yang tak bisa kubagi.

Namun, suasana santai itu berangsur berubah menjadi serius saat suara Raja Abeir Toril terdengar menggema di halaman. Beliau berdiri di tengah lapangan, berpidato dengan penuh kharisma.

“Para pahlawan muda,” ucapnya dengan nada mantap, “hari ini kita akan melihat kemampuan terpendam yang kalian bawa sejak lahir. Kristal Kebangkitan ini akan mengungkap kekuatan kalian, yang mungkin akan menjadi penentu dalam perjuangan melawan kegelapan.”

Aku memandang kristal besar yang berdiri megah di tengah lapangan itu. Bentuknya seperti prisma raksasa, memancarkan cahaya lembut yang berwarna-warni. Kristal ini bisa menyingkap kemampuan alami seseorang, yang selama ini tersembunyi. Ada rasa tegang yang merayap di hatiku, takut akan apa yang mungkin terungkap nanti. Apakah kekuatanku yang terkait dengan Raja Iblis akan terlihat?

Satu per satu, nama teman-temanku dipanggil. Ketika giliran Kenta tiba, semua mata tertuju padanya. Ia maju dengan penuh percaya diri dan meletakkan tangannya di kristal. Cahaya terang berwarna emas langsung menyala, memancar kuat hingga membuat orang-orang berdecak kagum.

“Luar biasa!” seru salah satu pejabat kerajaan dengan kagum. “Itu adalah skill legendaris! Kekuatan pemimpin yang memungkinkan Kenta untuk memperkuat kemampuan timnya dalam pertempuran!”

Aku bisa melihat sorot bangga di mata Kenta, dan aku ikut merasa senang untuknya. Kekuatan itu sangat berharga, terutama dalam situasi berbahaya. Dengan kemampuan seperti itu, Kenta bisa melindungi dan mendukung teman-teman lainnya.

Tak lama kemudian, giliran Ayana dipanggil. Aku memperhatikannya maju dengan tenang, meletakkan tangannya di kristal dengan percaya diri. Cahaya berwarna ungu terang langsung terpancar, memenuhi ruangan dengan kilauan yang lembut namun penuh kekuatan.

“Luar biasa, sihir penyembuhan tingkat tinggi!” gumam salah satu pejabat, penuh rasa kagum.

Ayana terlihat terkejut, namun perlahan tersenyum penuh kepuasan. Sorot matanya tampak berbinar, dan aku ikut bangga melihatnya memperoleh kekuatan yang luar biasa itu. Namun, begitu giliran demi giliran berlalu, aku merasa semakin cemas.

“Hayato!”

Suara pelayan yang memanggil namaku membuyarkan lamunanku. Dengan hati berdebar, aku melangkah maju dan merasakan tatapan mereka tertuju padaku. Teman-teman, bangsawan, prajurit—semuanya menunggu dengan penuh harap dan penasaran.

Aku mendekat ke kristal dengan tangan gemetar, mengatur napas dan berharap yang terbaik. Permukaan kristal terasa dingin di tanganku, tetapi segera menjadi hangat seolah merespon kehadiranku. Seketika, rasa cemas dan takut mengalir dalam diriku. Aku tak tahu apa yang akan muncul, tetapi aku berdoa agar kekuatanku tidak mengkhianatiku.

Cahaya dari kristal mulai meredup. Semua orang tampak bingung, dan aku juga merasa ada yang aneh. Tidak ada warna yang muncul—tidak ada pancaran khusus yang menandakan kekuatan tertentu. Kristal itu hanya tetap diam, tanpa reaksi apa pun.

Sebuah kata muncul di kristal, terpampang jelas di sana: “Null.”

Ruangan seketika hening. Aku menatap kata itu dengan perasaan campur aduk. Null? Apakah itu berarti aku tidak memiliki kekuatan apa pun? Di satu sisi, aku merasa lega karena identitasku sebagai bagian dari Raja Iblis tidak terungkap. Tapi di sisi lain, ada perasaan kecewa yang tak bisa kuabaikan. Semua orang pasti mengharapkan sesuatu dariku, tetapi kenyataannya justru sebaliknya.

Raja Abeir Toril menatapku dari kejauhan dengan ekspresi yang sulit diartikan. Ada kekecewaan di wajahnya, namun ia mengendalikan perasaannya dengan baik dan melangkah maju untuk menenangkan situasi.

“Tidak semua pahlawan dilahirkan untuk bertempur di medan perang,” ucap Raja Abeir Toril dengan suara yang penuh ketenangan. “Seorang pahlawan juga bisa memainkan peran yang penting di luar pertempuran. Ingatlah, kita semua memiliki peran masing-masing, dan mungkin Hayato akan menemukan perannya dalam cara yang lain.”

Para bangsawan dan prajurit di sekitarku mengangguk, seolah menerima penjelasan Raja Abeir Toril. Namun, aku bisa merasakan bahwa sebagian dari mereka masih memandangku dengan ragu. Aku mencoba menguatkan diriku, berpura-pura tidak terganggu oleh situasi ini, tetapi di dalam hatiku, perasaan ini sangat mengganggu. Apakah ini benar-benar keberuntunganku? Ataukah ini adalah pertanda bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi?

Saat aku kembali ke barisan teman-temanku, aku melihat Kenta dan Ayana memandangku dengan tatapan penuh simpati. Mereka tidak mengucapkan apa pun, tetapi senyum kecil yang mereka berikan membuatku merasa sedikit lebih baik. Meski demikian, rasa cemas masih menghantuiku.

1
Z Uli
lanjut
Nov Tomic: siap🫡
total 1 replies
Ftomic
mantap ini idenya rada fresh, biasanya MC ke Isekai kalo ga dibuang ya dapat skill cheat, tapi yg ini eksekusinya lebih bagus karena MC bakal jadi raja iblis. semangat Thor semoga konsisten!/Plusone/
Nov Tomic: terima kasih
total 1 replies
FJ
🌹🌹 buat author semangat yahhh
Nov Tomic: terima kasih
total 1 replies
FJ
ditengah tengah kebingungan malah terpilih jadi raja iblis, apa karena dia jahat yah makanya di pilih??
Nov Tomic: hmmm🤔
total 1 replies
Imel • DUBY
komen pertama nih
Nov Tomic: wah terima kasih yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!