Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B12
Fanesha yang mendengar ucapan Rebecca pun langsung menatap tangan Ferdian dan dia pun melihat dengan jelas jika bagian atas jari-jari di kedua tangan Ferdian sudah penuh dengan darah segar yang masih sedikit keluar.
Fanesha pun langsung menghampiri Ferdian dan mengeluarkan sapu tangannya untuk membantu membersihkan darah yang ada pada jari jari tangan Ferdian, dan dia juga menyiram tangan Ferdian dengan air yang dia bawa agar kotoran yang menempel pada luka ferdian bisa hilang.
"Diky Cepat ambil P3k di Mobil ku" Perintah Stefan dan langsung melemparkan kunci mobil kearah Diky.
Diky pun langsung bangkit setelah berhasil meraih kunci mobil Stefan dan kemudian langsung berlari ke parkiran mobil untuk mengambil P3K yang ada di dalam Mobil Stefan.
"Fanesha sudah sudah biar aku bersihkan sendiri" ucap Ferdian yang merasakan perih akibat lukanya.
Tidak menghiraukan perkataan Ferdian Fanesha terus membersih kan luka Ferdian dengan hati-hati dan pelan.
Sedangkan Rebecca dan Renna hanya diam tidak berkata apa-apa namun mereka menatap ke arah Stefan seperti mencari jawaban dengan apa yang terjadi sehingga tangan Ferdian seperti itu.
Stefan yang mendapatkan tatapan 2 wanita itu langsung menoleh ke arah Ferdian seolah meminta bantuan untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Namun sialnya Ferdian sedang memejamkan matanya menahan rasa perih yang dia rasakan.
"Fanesha biar aku saja yang membersihkannya" tiba-tiba suara diki terdengar, namun Fanesha hanya menoleh dengan wajah datar dan dari matanya air mata telah bercucuran sehingga membasahi masker yang dia kenakan.
Fanesha pun mengambil tas P3K yang di bawa oleh Diky tidak menghiraukan perkataan Diky. Kemudian membuka tas mengambil yang semua di perlukan untuk membersihkan luka dan juga untuk membalut luka.
Setelah membersihkan luka terlihat ada beberapa jari yang terlihat memiliki luka sobek, Fanesha pun langsung membalut lukanya untuk sementara, setelah selesai dia tidak membereskan P3K yang tercecer di luar tas, tanpa berkata apapun dia langsung menarik Ferdian yang sedang duduk hingga berdiri dan menyeret ferdian jalan menuju tempat parkir.
Sementara itu Diky Rebecca Stevan dan Renna yang terdiam di tempat tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari selama Stefani membersihkan luka Ferdian hingga Fanesha membawa Ferdian pergi.
Diky pun bergegas membereskan P3K dan langsung ikut mengejar kepergian Fanesha, disusul Renna Rebecca dan juga Stefan.
Selama perjalanan menuju tempat parkir Ferdian terus bertanya kepada Fanesha "Fanes kita mau kemana, sebentar lagi kelas akan di mulai" tanya ferdian yang tidak dijawab oleh Fanesha.
Fanesha hanya melepaskan masker basah yang dia kenakan dan memasukan kedalam tas nya karena di sepanjang mereka jalan tidak ada tempat sampah.
"Fanes kenapa kamu membuka nmasker, tidak takut kah kamu akan di kenali oleh orang yang mengenal mu?" tanya Ferdian lagi. Namun lagi lagi dia tidak mendapatkan jawaban dari Fanesha. Pada akhirnya Ferdian pun berhenti bertanya dan hanya mengikuti Fanesha kemana dia akan membawanya.
Dan setelah sampai di tempat parkir Fanesha mengambil masker bekas yang tadi dia simpan untuk di buang karena din area parkir kampus ada tempat sampah.
Kemudian Fanesha pun membukakan pintu untuk Ferdian dan kemudian mendorong Ferdian agar masuk ke dalam mobil, ferdian pun hanya menurutinya saja.
Fanesha pun masuk dan langsung menyalakan mesin mobilnya, dan bergegas pergi dari kampus.
Sedangkan para sahabat mereka baru saja tiba di area parkir, dan melihat mobil Fanesha sudah meninggalkan area parkir dan menuju keluar kampus melihat itu pun mereka bergegas masuk kedalam mobil Stefan yang kebetulan Diky sudah masuk untuk menaruh tas P3k.
"Cepat ikuti mereka" ucap Rebecca yang sudah berada di dalam kursi belakang.
Diky pun yang tadi ingin keluar lagi mengurungkan niatnya dan menutup pintu mobil, Stefan pun menyalakan mesin mobil kemudian bergegas mengejar kepergian Fanesha dan Ferdian.
Namus sialnya jalan pagi itu sudah mulai macet, mereka pun kehilangan jejak Fanesha dan Ferdian, mereka pun memutuskan untuk menunggu Fanesha dan Ferdian di Kampus.
Didalam mobil Fanesha, Ferdian hanya tertunduk saja tidak berbicara sepatah katapun.
"Tidakkah kamu mau memberitahu ku tentang apa yang terjadi sehingga tangan mu menjadi seperti itu?" Tiba-tiba Fanesha berbicara dengan sedikit suara serak dan pandangannya tetap melihat kedepan tidak sedikitpun melirik ke arah ferdian.
Mendengar pertanyaan Fanesha yang tiba-tiba itu Ferdian terkejut dan tak tau harus mengatakan apa. Ferdian bingung untuk berkata jujur atau mencari alasan tapi jika beralasan dia harus beralasan apa.
Fanesha yang tidak mendengar sepatah katapun dari Ferdian pun berkata kembali "Jika tidak ingin mengatakannya ya sudah tidak perlu dikatakan" Ucap Fanesha ketus masih dengan suaranya yang serak.
"Tidak apa-apaa, aku hanya terjatuh" jawab Ferdian dengan asal.
"kamu kira aku anak kecil atau kamu kira aku ini bodoh? Dengan luka mu yang ada di daerah itu kamu bilang kamu terjatuh? Jika luka mu ada pada telapak tangan mu kemungkinan aku mungkin akan percaya namun ini..." ucap fanesha mulai emosi dan kembali meneteskan air matanya lagi.
Melihat Fanesha menangis lagi dalam keadaan sambil mengendarai mobil Ferdian seketika ingin menjelaskan, namun kini mereka telah tiba di depan klinik dan akhirnya Ferdian pun mengurungkan niatnya untuk menjelaskan sekarang, dan memutuskan untuk menjelaskannya nanti ketika perjalanan kembali.
"TURUN" perintah Fanesha setelah dia menghapus air mata menggunakan tissue.
"Untuk apa kita kesini, ini hanya luka kecil" jawab Ferdian.
"kamu lihat itu" ucap Fanesha dan menunjuk ke arah jari tangan Ferdian yang di balut perban putih yang sudah berubah warna menjadi merah karena rembesan darah dari beberapa luka sobek yang ada di beberapa jari ferdian yang tidak di ketahui Ferdian karena selama di bersihkan dan dibalut lukanya Ferdian terus memejamkan mata karena menahan perih.
"i i ini" ferdian kaget melihat perban sudah berubah warna.
"CEPAT TURUN ATAU AKU PANGGILKAN DOKTERNYA SAJA KESINI?" ucap Fanesha ketus.
"Tidak perlu tidak perlu, aku keluar sekarang" jawab Ferdian yang kemudian keluar dari mobil.
Fanesha pun keluar dari mobil dan langsung menarik Ferdian yang tidak bergerak menuju kedalam klinik.
Ferdian yang di tarik Fanesha pun hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah masuk kedalam klinik Ferdian langsung mendapatkan perawatan karena kebetulan klinik itu sedang sepi tidak ada pasien yang berkunjung.
Setelah mendapatkan beberapa jahitan di 4 jari yang mengalami luka sobek Fanesha dan Ferdian pun kembali ke Kampus.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏
kelihatan agak kaku...
agak kurang logis juga kayaknya...
ingat 1T diambil 2 juta saldonya 998.000.000.000,_ itu salah besar.