Nala dan Zayn, dua remaja yang saling jatuh cinta. Nala merupakan gadis yatim piatu yang di rawat oleh tantenya. Namun karena sebuah kebencian Zayn terhadap Tante dari Nala yang merupakan selingkuhan papanya, membuat Zayn salah langkah hingga menyakiti gadisnya. Apalagi perselingkuhan itu terjadi di saat sang mama koma.
Dan di saat yang sama, Zayn mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung mama papanya.
Lalu siapakah orang tua kandung Zayn??
Bagaimana pula dengan hubungan antara Zayn dan Nala???
Apakah Nala tak berhak bahagia???
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭. Semoga berkenan ya bestiiii...
Silahkan mampir, tapi please...kalo emang ngga minar, tolong skip aja dan tapi jangan kasih bintang 1 ya 🙏🙏🙏☺️
Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 12
Zayn membeli makan malam juga beberapa camilan dan air mineral. Tak lupa ia membeli minyak angin, peralatan mandi dan keperluan pribadi Nala.
Zayn prihatin dengan kondisi kamar kost Nala yang kosong.
Setelah hampir satu jam berbelanja, Zayn tiba kembali di kost Nala. Posisi gadis itu masih sama, belum beranjak dari tempat tidurnya.
Nala menoleh ke pintu saat Zayn masuk dengan membawa beberapa kantong plastik yang cukup banyak.
Setelah meletakkan kantong-kantong di pojokan, Zayn membawa sekantong kecil makanan untuk ia dan Nala.
"Nasi goreng ngga apa-apa kan?", tanya Zayn menyodorkan sebungkus nasi goreng di depan Nala.
Pemuda itu memutar badannya tanpa bangkit dari lantai untuk mengambil air mineral.
Nala masih terdiam di sana. Zayn menghela nafas panjang menyikapi Nala yang sangat marah dan benci padanya.
"La...makan dulu ya, nanti kamu lemas. Bisa-bisa pingsan lagi, ya?!",bujuk Zayn.
"Aku ngga lapar!", sahut Nala ketus. Tapi beberapa saat kemudian, suara perut Nala tidak bisa di ajak kompromi.
Perutnya yang kosong sejak pagi meronta ingin di isi. Zayn tersenyum mendengar suara yang berasal dari perut Nala.
"Makan! Bisa marah lagi nanti kalo udah kenyang!", kata Zayn. Awalnya Nala masih mempertahankan gengsinya. Tapi perutnya memang benar-benar lapar.
Dan akhirnya, gadis itu luluh juga memakan nasi goreng yang masih cukup panas tersebut.
Zayn tersenyum melihat Nala yang makan begitu lahap. Beberapa menit berlalu, keduanya sudah selesai makan.
"Aku ganti berapa ?", tanya Nala. Zayn mengerutkan keningnya.
"Ganti apa?", tanya Zayn.
"Nasi gorengnya!", jawab Nala. Zayn meremas bungkus nasi goreng yang sudah kosong miliknya juga milik Nala.
"Aku ngga mau kamu ganti pake uang. Cukup tetap sama aku, jangan pernah berpikir kalau kita putus!", kata Zayn.
Nala memilih diam.
"Udah kenyang kan? Mandi gih! Habis ini, kita ke rumah sakit!", kata Zayn.
"Ngapain? Aku capek!", tolak Nala.
"Udah tidur, udah makan! Masih capek?", tanya Zayn. Nala melengos saat matanya di tatap oleh Zayn.
"Mama ku sadar dari koma. Aku mau ngenalin kamu dan ngomong kalo kita akan menikah secepatnya!"
Mata Nala terbelalak.
"Nikah kata mu?", tanya Nala. Zayn mengangguk pasti. Nala tersenyum miris.
"Aku serius ,La! Aku mau mempertanggungjawabkan apa yang udah aku lakuin ke kamu?!", kata Zayn.
"Kita masih delapan belas tahun Zayn!"
"Tahu, La! Aku malah udah sembilan belas kalo kamu lupa! Kita udah legal buat nikah!", kata Zayn.
Nala menggeleng pelan.
Nikah muda!!!?? Bukan salah satu list utama dalam hidupnya.
"Ayo mandi La! Atau...kamu mau aku...kaya kemarin lagi ke kamu? Heum?"
Mendengar ancaman Zayn seperti itu, Nala pun akhirnya memutuskan untuk mandi. Ia mengambil pakaian ganti juga peralatan mandinya yang sisa tak seberapa.
"Aku udah beli sabun, sampo sama pasta gigi! Pake!",punya Zayn.
Nala memilih untuk mengambilnya, tak mau protes. Sebenarnya ia pun ingin buru-buru membersihkan diri karena badannya sudah lengket.
Zayn merapikan kamar Nala. Di tatanya bahan-bahan yang tadi ia beli. Juga kasurnya yang tak memakai sprei.
Zayn memikirkan uang hasil taruhan bersama temannya itu. Ada pikiran jika uang itu akan ia berikan saja pada Nala. Tapi apa gadisnya akan menerimanya??
Ceklek....
Pintu kamar itu terbuka. Sosok gadis muda sudah terlihat lebih segar. Zayn bangkit dari duduknya dan merebut handuk yang ada di tangan Nala.
"Pinjem! Aku juga mau mandi!", kata Zayn. Mulut Nala akan mengatakan 'tapi'. Sayangnya, Zayn lebih dulu menyela.
"Cuma handuk, pemiliknya saja udah ku lihat semuanya!", bisik Zayn.
Dada Nala berdegub hebat. Kenangan pahit beberapa hari lalu itu mengusik memorinya.
Zayn bisa melihat perubahan raut wajah Nala. Pemuda itu mengusap puncak kepala Nala dengan lembut.
"Maaf!", kata Zayn. Tanpa menunggu reaksi dari Nala, Zayn pun keluar untuk pergi ke kamar mandi.
💫💫💫💫💫💫💫💫
Nugi berada di rumah sakit tanpa Lidya. Ia harus berpura-pura bahagia melihat kondisi Suci.
Lelaki itu bersandiwara di depan para dokter dan petugas yang lain.
"Saya sudah menghubungi putra anda pak, mungkin sebentar lagi akan segera tiba!", kata suster yang sering bertemu dengan Zayn.
Nugi mengangguk saja usai suster tersebut mengatakan hal itu.
Setelah tim dokter keluar, tinggallah Nugi dan Suci di ruangan itu.
(Anggap saja ngomongnya udah lancar ya 🙏🙏🙏🙏🙏)
"Mas....?!", sapa Suci pada Nugi.
"Selamat datang kembali!", kata Nugi tersenyum sandiwara.
Suci mengangguk perlahan.
"Zayn di mana mas? Apa dia belum tahu aku sudah bangun?"
"Mungkin sedang dalam perjalanan kemari", jawab Nugi.
Bocah itu di mana, aku juga tak tahu! Batin Nugi.
Suci tersenyum. Ia sangat merindukan putranya. Meski bukan ia yang melahirkan pemuda itu.
"Pasti putra kita sangat tampan ya mas! Dia sudah besar!", kata Suci.
"Heum!", gumam Nugi.
Tak lama kemudian, Lidya masuk ke dalam ruangan Suci. Nugi dan Suci menatap Lidya yang mendekat.
Nugi dan Lidya memang sengaja ingin memberi tahu pernikahan mereka pada Suci.
Rencana untuk menghabisi Suci pun mereka urungkan. Mereka masih butuh Suci.
"Mas ...?!", sapa Lidya pada Nugi. Suci mengernyitkan alisnya.
"Selamat malam mba Suci?!"
Suci mengangguk pelan.
"Siapa ya?", tanya Suci pada Lidya. Lidya memeluk lengan Nugi. Hal itu membuat Suci mengernyitkan alisnya begitu dalam.
"Mas...?", tanya Suci.
"Perkenalkan, ini Lidya! Istri ku!", jawab Nugi.
"Apa? Istri?", tanya Suci.
"Iya! Aku lelaki normal Suci! Aku juga butuh nafkah batin. Menunggu mu bangun dari koma bertahun-tahun, bukan hal mudah untukku", kata Nugi.
Bulir bening menetes di pipi tirus Suci.
"Sejak kapan mas?!", tanya Suci.
Belum juga Nugi menjawabnya, pintu ruangan itu terbuka.
Zayn dan Nala masuk ke ruang rawat Suci. Nala cukup terkejut melihat keberadaan Tantenya di sana.
Begitu juga dengan Lidya yang terkejut melihat kedatangan Nala. Apalagi Nala datang bergandengan tangan dengan Zayn.
Suci kembali mengerutkan keningnya. Belum selesai dengan pertanyaannya pada Nugi, kini muncul Zayn dengan seorang gadis.
"Ma....?!", sapa Zayn yang nampak terharu melihat mamanya yang sudah membuka matanya.
Suci tersenyum melihat Zayn yang kini sudah tumbuh dewasa.
"Zayn!", panggil Suci. Zayn memeluk perempuan hebat yang sudah merawatnya sejak bayi meski bukan darah dagingnya.
"Kok kamu datang sama Zayn, La?", tanya Lidya.
Nugi menoleh pada istri mudanya, lalu bergantian menatap Nala yang tatapannya juga tertuju pada Lidya.
💫💫💫💫💫💫
To be continue
terimakasih 🙏🙏🙏🙏