NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertengkar Lagi

"Kenapa kamu jadi istri tidak becus! Aku hanya meminta kamu untuk mengatur makan malam dengan Bramantyo saja tidak bisa!" bentak Hariz.

Sudah terhitung dua minggu setelah pertemuan Aluna dan Arleta. Sampai detik itu pula Arleta belum mengabari perihal tawaran makan malam bersama itu. Hal tersebut membuat Hariz marah besar kepada Aluna. Keduanya awalnya bertengkar di dalam kamar, tetapi Hariz keluar kamar Aluna mengikutinya dan pertengkaran iru berlanjut di ruang tengah rumah itu.

"Mas! Aku sudah mengusahakan —" Aluna belum menyelesaikan ucapannya, tetapi Hariz lebih dulu memotongnya.

"Usaha apa? Bahkan sampai sekarang mereka tidak ada kabar sama sekali!" potong Hariz.

"Mas, semua keputusan mau atau tidak itu ada di tangan mereka. Mana mungkin aku memaksa mereka," terang Aluna.

"Ya kamu tanyakan lagi! Kalau memang kamu terus desak mereka!" tekan Hariz.

"Ya tidak bisa begitu dong, Mas. Kamu tahu siapa mereka. Mereka terlalu sibuk. Cobalah kamu mengerti posisi mereka," debat Aluna.

"Tapi kamu juga seharusnya tahu posisiku, Aluna," tuntut Hariz.

"Ya Tuhan, Mas! Aku mesti bagaimana lagi untuk membuat kamu mengerti!" Aluna menjatuhkan dirinya di sofa yang ada di belakangnya. Ia duduk menunduk, mengusap wajahnya merasa putus asa menghadapi Hariz.

"Istri kamu memang tidak becus, Hariz! Mama sudah mengatakannya dari awal."

Aluna menoleh ke asal suatu. Ibu mertua dan adik iparnya datang. Pastilah keributan itu akan bertambah besar.

"Mungkin istri Kakak tidak mau membantu Kakak agar perusahaan Kakak hancur, dan kita hanya bisa bergantung hidup padanya nanti. lantas bisa berbuat semena-mena dengan kita," tuduh Sandra.

"Tutup mulutmu, Sandra!" Aluna berdiri menghadap ke arah Sandra. "Jika kamu memang merasa mampu, lakukan itu untuk kakakmu!" sambung Aluna.

"Kamu!" Sandra menggeram kemudian menghentakkan kakinya ke lantai. "Ma," rengek Sandra.

"Aluna pasti berbohong padam, Hariz!Di luar sana dia tidak melakukan apapun. Dia pasti ada main dengan sopirnya di belakang kamu," tuduh Mona.

"Ma! Mama jangan bicara sembarangan!" tangkis Aluna. "Aku bukan perempuan seperti itu."

"Maling mana mau ngaku," tuding Mona.

Aluna benar-benar sudah tidak lagi bisa menahan kemarahannya. Setiap kali ada pertengkaran antara dirinya dan sang suami pastilah akan bertambah besar jika ibu mertua dan adik iparnya ikut campur.

"Ini sudah cukup! Lama kelamaan aku muak dengan keberadaan kalian di sini!" geram Aluna.

"Lantas apa? Kamu mau mengusir kami?" tanya Sandra kesal.

"Ya! Jika kalian tahu diri pastilah kalian sudah pergi," marah Aluna.

"Kamu tidak akan bisa mengusir kami, Aluna. Ini rumah anak saya!" tekan Mona.

"Ini rumahku, atas namaku! Aku berhak menentukan siapa saja yang bisa tinggal di sini dan siapa yang harus pergi!" tegas Aluna.

"Aluna!" Hariz menarik lengan Aluna memaksa sang istri untuk melihat ke arahnya.

PLAK

Aluna terkejut Hariz menampar dirinya kembali.

"Rasakan itu?" maki Sandra.

Aluna memegangi pipinya yang terasa perih sebab tamparan Hariz cukup keras. Aluna pun terisak detik itu juga. "Kamu nampar aku, Mas?" isak Aluna.

"Itu karena kamu sudah bersikap lancang pada ibu dan adikku!" teriak Hariz.

"Itu karena tuduhan merek sudah keterlaluan! Aku juga sudah muak dengan sikap mereka!" marah Aluna.

"Lalu bagaimana jika tuduhan kamu itu benar?" tuding Hariz.

Aluna kehabisan kata-kata. Ia tidak tahu lagi apakah dirinya bisa bertahan dengan situasi itu atau tidak.

"Mas, aku sengaja mengajak Elgar tinggal di sini agar kamu tidak berpikir yang macam-macam tentang aku dan Elgar. Tapi kamu —" Ucapan Aluna langsung dipotong oleh Sandra.

"Itu pasti cuma alasan kamu saja, 'kan? Agar kamu bisa setiap waktu bertemu dengan Elgar secara diam-diam," tuding Sandra.

Aluna menggeleng, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengar oleh telinganya. Cerita karangan Sandra benar-benar di luar akal sehatnya. Ingin rasanya Aluna membalas tuduhan Sandra, tetapi ponselnya lebih dulu berdering.

Aluna melihat ke arah meja. Nampak layar ponselnya menunjukkan nomor Arleta dan Hariz pun melihat itu. Aluna mengisyaratkan pada Hariz untuk diam.

Sebelum mengangkat pangggilan dari Arleta, Aluna lebih dulu menarik napas dalam-dalam mengatur kondisinya supaya suaranya terdengar jika dirinya dalam keadaan baik-baik saja.

"Halo, Tante Arleta," sapa Aluna.

"Ya, Sayang. Maafkan Tante baru bisa mengabari dirimu. Kami sibuk sekali, Sayang."

"Tidak masalah, Tante. Saya tahu Tante sibuk," ucap Aluna.

"Baiklah, dua hari lagi kami ada waktu luang, bisa kita bertemu untuk makan malam? Ajak suamimu juga. Untuk waktu dan tempatnya nanti saya chat," ucap Arleta.

"Oke, Tante. Terima kasih sebelumnya," ucap Aluna.

"Sampai jumpa, Sayang," salam Arleta.

"Sampai jumpa, Tante," salam balik Aluna.

Setelah itu panggilan pun berakhir.

"Apa katanya?" tanya Hariz dengan tidak sabarnya.

"Tante Arleta mengundang kita makan malam dua hari lagi. Waktu dan tempatnya mereka yang tentukan," jawab Aluna.

"Benarkah itu?" seru Hariz. "Aluna, Sayang. Terimakasih banyak." Hariz akan memberikan pelukan pada Aluna, tetapi sang istri langsung menghindar.

"Don't touch me, Mas," larang Aluna.

Aluna pergi dari ruang tengah. Sebelum melakukan itu Aluna menatap Mona dan Sandra penuh kebencian.

"Aluna, tunggu!" cegah Hariz.

Namun Aluna tidak menggubris panggilan dari Hariz. Aluna berlari ke kamarnya sambil mengusap air matanya.

Hariz ingin mengejar Aluna, tetapi Mona mencegahnya.

"Hariz, biarkan saja istrimu!" cegah Mona.

"Tapi, Ma —" Ucapan Hariz langsung dipotong oleh Mona.

"Sudah dengerin Mama saja. Ngapain sih kamu repot-repot bujuk istri kamu. Buang-buang waktu saja," cibir Mona.

Dan Hariz pun lebih memilih untuk mendengarkan ibunya. Hariz memilih untuk menonton acara di layar televisi bersama ibu dan adiknya dari pada menemui Aluna.

Sampai sekitar lima belas menit pintu kamar Aluna terbuka dari dalam. Aluna keluar dan sudah siap untuk pergi.

"Aluna, kamu mau ke mana?" tanya Hariz saat melihat Aluna berjalan di anak tangga. Pakaiannya biasa saja. Hanya saja ia membawa koper berukuran kecil.

"Aku mau ketenangan walaupun hanya untuk malam ini," jawab Aluna tanpa melihat ke arah Hariz.

"Aluna tolonglah! Aku- aku minta maaf," sesal Hariz.

"Maaf?" Aluna tertawa sumbang kemudian menoleh ke arah Hariz. "Kamu minta maaf dan kamu kembali mengulanginya."

"Aku janji, Aluna. Aku tidak akan mengulanginya lagi," sesal Hariz. "Jangan pergi. Kalau tidak aku temani kamu ke mana pun kamu pergi," tawar Hariz.

"Aku ingin sendiri dulu. Jangan ganggu aku," tolak Aluna.

"Tapi, Aluna —" Ucapan Hariz lagi-lagi dipotong oleh Aluna.

"Kamu tenang saja. Aku akan pulang nanti saat tiba acara makan malam itu," potong Aluna.

"Bohong saja. Alesan ingin ketenangan, padahal ingin menghabiskan waktu bersama sopirnya atau jangan-jangan mau menghabiskan malam bersama Elgar di hotel. Makanya dia ingin pergi sendiri," tuding Sandra.

Aluna seketika mengepalkan kedua telapak tangannya. Namun Aluna sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.

PLAK

Tamparan keras mendarat di pipis Sandra.

"Sudah cukup, Sandra! Terakhir kali aku sudah memperingatimu. Aku menutupi tingkah laku burukmu pada ibu dan juga kakakmu. Tapi … kali ini tidak akan diam!" tegas Aluna. "Kamu menuduhku tidur bersama laki-laki yang bukan suamiku, 'kan?" Aluna tersenyum mengejek. "Kamu bicara tentang diriku atau dirimu sendiri, Sandra! Kamu bahkan beberapa kali bercinta dengan pria yang bukan suamimu di dalam mobilku!" ungkap Aluna.

Sandra langsung diam dan mematung, tubuhnya bahkan mulai bergetar.

"Aluna, apa yang kamu katakan!" tanya Hariz yang terkejut dengan apa yang Aluna ungkapkan.

"Jangan menuduh putriku sembarangan. Dia tidak sepertimu!" Mona memeluk tubuh putrinya yang bergetar.

"Memang dia tidak sepertiku dan tidak akan pernah bisa menjadi sepertiku, Ma!" tegas Aluna.

"Oh iya, jika kalian berpikir jika aku berbohong. Aku sudah kirimkan buktinya pada kalian." Aluna pergi setelah itu sembari menyeret kopernya. Ia tidak peduli saat Hariz marah bahkan menampar Sandra. Aluna benar-benar butuh ketenganan meskipun hanya sesaat.

1
Nenti Malau
uda kuduka elgar anak bramantiyo
Sunaryati
Maaf tulisan amboradol
Maricha: 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Sunaryati
Benarkan Elgar bukan orang sembarangan, dia ingin menyelamatkan Aluna dari pengkhotbanan suaminya
Sunaryati
Nah gitu jangan ada perzinahan Aluna dan Elgar, sudah banyak bukti segera gugat ccersi, Elgar pasti bukan orang sembarangan, kau akan terlindungi Aluna
Maricha: thank you kakak udah mampir🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Lho kok Aluna sama rendahnya dengan Camelia, kalau Camelia dan Hariz, malah sudah suami istri sedangkan Aluna dan Elgar tak ada ikatan apa- apa. Elgar kau yang masih waras hentikan keinginan, Aluna. Aluna jangan jadi wanita murahan, jika tidak kau lakukan Elgar, aku berhenti membaca ceritamu
Maricha: Terima kasih udah mampir, Kakak 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir lanjuut baca maraton, dan suka . Masa Hariz menjijikkan menikahdiam- dami dengan tante- tante.
Pasti Elgar pemilik hotel itu, dan dia menyukai Aluna. Syukurlah Luna belum punya anak dengan Hariz. Saya yakin setelah terbongkar kebusukan Hariz, perusahaannya akan hancur.
Thoor jika perceraian Aluna dan Hariz, cepet, atas bantuan Elgar, tak kasih nilai 5 bintang
Maricha: terima kasih kakak 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nenti Malau
smngat rhor nulisnya
Maricha: Terima kasih kakak sudah mampir 🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪
total 1 replies
Lili Inggrid
lanjut
Maricha: siap kakak. Terima kasih sudah mampir
total 1 replies
maya puspitasa
ceritanya seru ka hayo semangat dilanjutin ka novelnya
Maricha: ty Kaka sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!