*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kain penutup lukisan
Amel terbangun dari lelapnya dan melihat Juna masih terlelap di sampingnya,tak ingin membangunkan Juna,Amel turun dari ranjang secara perlahan,lalu berjalan menuju kamar mandi,setelah mandi Amel memilih baju yang sudah disiapkan Juna di lemari
yah dasarnya memang bucin, mengingat Juna sudah menyiapkan semua baju khusus untuknya,membuat hati Amel meleleh,dan melupakan rasa kecewanya atas sikap Juna tadi malam
setelah itu Amel merias wajahnya dengan riasan yang simple,karena Amel tak suka dengan riasan yang terlalu tebal
Kemudian Amel menuju meja makan,Bu Laras sudah menyiapkan sarapan untuk anak dan menantu kesayangannya
"pagi ma"sapa Amel pada Bu Laras yang kini sudah menjadi ibu mertuanya
"pagi sayang,,kok kamu sudah bangun, gimana tidurmu nyenyak gak?"
"nyenyak kok ma,,"
"apa semalam Juna menyusahkan mu"
"gak kok ma"jawab Amel sambil menggigit,sepotong roti lalu meneguk susu
"kalau dia nyusahin kamu,bilang saja sama mama,biar mama hukum dia"
"iya ma,,maaf ma Amel berangkat ke cafe dulu,, banyak hal yang harus di urus hari ini"Amel segera pergi karena ingin menghindari Juna
"kamu gak nunggu Juna,"
"gak usah ma,mungkin dia masih capek karena acara semalam, jadi Amel gak bangunin dia"
Bu Laras mengangguk anggukkan kepalanya
"ya sudah,kamu hati hati ya,biar si Romi antar kamu ke cafe"
"iya ma" lalu Amel mencium tangan Bu Laras
Tak berapa lama kemudian,Amel sampai di depan Club Moonlight
"Romi berhenti di sini saja"
"apa gak saya antar sampai cafe sekalian non"
"aku turun di sini saja Romi,nyebrang dari sini lebih dekat,biar kamu mutarnya gak kejauhan"
"baik non"jawab Romi
Lalu Amel turun dari mobil, kemudian menyebrang menuju cafe, sesampainya di cafe, Amel menuju meja service
"cie cie pengantin baru nih yeh"goda Santi dan Wati staf cafe yang sedang menata meja dan kursi
"kalian apaan sih"Amel tersipu
"Mel lo kok dah kerja sih,bukannya menikmati, status baru lo, sebagai nyonya Arjuna"goda Cindy
"Lo tau sendiri situasi gue,gimana ceritanya gue bisa menikmati status baru gue, sedangkan dia belum mau menerima gue sebagai istrinya"ujar Amel
"agak rumit memang,,tapi itu kan pilihan lo sendiri"ujar Cindy
"ya,,dan gue gak kan menyerah dengan pilihan gue sekarang,akan gue kejar dia sampai dapat"kata Amel dengan penuh semangat
"Amel banget itu mah,,pantang menyerah walau luka dihati tak berdarah"celetuk Cindy
"walau harus berdarah gak masalah akan gue jalani"sambung Amel
"ini cinta apa obsesi,,cuma lo yang tau,,kalau gue mah males, memperjuangkan sesuatu yang tak pasti, mending cari yang lain"
"sekarang gue udah gak bisa puter balik lagi, karena gue yakin dia pasti akan jadi milik gue sepenuhnya"
"terserah mu situ lah,,gak mau ikutan gue"Cindy tak ingin beradu argumen lagi
"Memet,,sini lo"panggil Amel
"apa bos"Memet menghadap Amel
"urusan pemasok bahan untuk cafe gimana,udah beres apa belum"tanya Amel
"katanya sih baru Minggu depan, mereka bisa ngantar barangnya bos"jelas Memet
"kok Minggu depan sih,,stok bahan kita mana cukup untuk satu minggu"kata Amel
"gue ada kenalan direktur mall,kali aja dia bisa bantu kita memasok sebagian barang dari mall mereka, dengan harga grosir bukan harga mall"Cindy memberi saran
"ok,,lo hubungi direktur itu,,atur pertemuan, kalau dia setuju membagi pasokan barang untuk sementara waktu kita Ambil barang dari mereka"jelas Amel
"siap bestie"sahut Cindy
"maaf bos,kenapa gak cari di pasar grosir aja bos,harganya lebih terjangkau"usul Memet
"ide lo bagus,cuma kalau di pasar kita harus milih lagi bahan yang berkualitas,gak mungkin kan kita harus keliling pasar untuk cari bahan terbaik,akan memakan banyak waktu, kalau pasokan di mall pasti mereka sudah memilih yang terbaik,jadi kita tinggal Ambil aja"jelas Amel secara detail
Memet manggut manggut tanda mengerti
"ya udah,gue ke lantai atas dulu"ucap Amel yang sedari tadi berdiri di depan meja service
Disisi lain,,,
Jam sudah menunjukkan pukul 08 pagi,Juna yang baru terbangun mencari keberadaan Amel yang sudah tidak ada di kamar
"kemana dia,bukannya dia libur hari ini,apa dia minggat kerumah mamanya,karena omongan gue tadi malam"gumam Juna
"terserah lah,mau minggat juga itu urusan dia,tapi kalau dia ngadu ke mama,bisa kacau urusannya,awas aja kalau dia sampai ngadu sama mama"Juna menggerutu
bisikan syaiton memenuhi kepala juna
Kemudian dia beranjak dari ranjang,menuju kamar mandi, namun pikiran tentang Amel kembali muncul di benaknya
"apa ucapan gue terlalu kasar,tapi kan gue gak berpikir kalau ucapan gue bakalan nyakitin dia,apa gue minta maaf saja,biar gak panjang urusannya"kali ini bisikan malaikat melintas di benak Juna
Lalu Juna bergegas menyelesaikan ritual,mandinya kemudian pergi mencari Amel
"pagi ma"sapa Juna pada Bu Laras yang sedang duduk santai diruang keluarga
"pagi sayang,,kok tumben kamu baru bangun
kecapekan habis tempur tadi malam"
"tempur,,? ya memang bisa dibilang begitu
pertempuran antar mulut" gumam Juna dalam hati
"Juna,kok bengong sih,di ajak ngomong juga"
"ya gitu deh ma"Juna tersenyum kecut
Juna celingukan,matanya menyapu setiap sudut ruangan,tapi yang dia cari tidak ada
"kamu nyari Amel,,dia udah berangkat ke cafe
dari tadi"
"ke cafe,,kok dia gak ngomong sama aku"
"katanya ada urusan di cafe"
"cuma cafe kecil seperti itu saja,sesibuk apa sih"gumam Juna
"kenapa gak kamu samperin Amel ke cafe daripada kamu celingukan seperti itu"kata Bu Laras
"ya udah aku samperin dia dulu"Juna mencium tangan Bu Laras lalu beranjak pergi
"tunggu saja,,bentar lagi pasti kamu akan jatuh cinta pada Amel"ucap Bu Laras sembari menatap Juna yang melangkah keluar rumah
...----------------...
Setelah 30 menit Juna menyusuri jalanan kota,dia sampai di cafe Amel, kemudian Juna masuk kedalam cafe
"Cindy,,Amel mana"tanya Juna
"eh,ada pengantin baru,kenapa istri lo ilang ya"celetuk Cindy
"gue lagi gak mood becanda"ujar Juna
"iya iya,tuan Juna,Amel lagi keluar cari bahan untuk cafe, karena stok bahan udah menipis"
"cari dimana,sama siapa,kenapa lo gak ikut?"
"lo ini nanya kayak petasan Imlek,tanya satu',"
"udah cepetan lo jawab"desak Juna
"di ke mall,sama si Memet,gue gak ikut karena,harus jagain cafe"jelas Amel
"Memet si kaki panjang itu"
"iya siapa lagi,udah ah gue sibuk,kalau lo mau,lo tunggu da atas aja,bentar lagi dia juga balik,oh ya lukisan yang ditutup kain itu jangan dibuka,nanti Amel marah"jelas Cindy
Juna langsung naik ke lantai atas masuk keruang kerja Amel, terakhir kali dia masuk ke ruangan Amel dia tidak begitu memperhatikan isi ruang kerja Amel,karena sibuk memainkan ponselnya,bahkan sampai ketiduran,tapi ucapan Cindy justru membuat Juna jadi penasaran
"lukisan apa sih,sampai gak boleh di lihat"
gumam Juna sambil meneliti setiap sudut ruangan, beberapa lukisan tergantung di dinding,dan salah satunya adalah lukisan yang Amel tutupi dengan kain
karena rasa penasaran Juna mendekati lukisan itu dan dengan ragu ingin membuka kain penutup lukisan itu
"buka gak ya,nanti dia marah lagi,urusan tadi malam aja belum kelar,kalau gue buka ini lukisan bisa ngamuk dia"gumam Juna
Lalu Juna mengurungkan niatnya,dan tidak jadi membuka kain itu,saat akan melangkah,kain itu malah jatuh dengan sendirinya, membuat Juna panik
"mampus gua,kenapa ini bisa jatuh sih,"lalu Juna mengambil kain itu dari lantai,dan akan menutup kembali lukisan itu,namun Juna tercengang ketika menatap lukisan itu, pandangannya seolah terpaku di dalam lukisan itu
~£Q~