kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegalauan Tama
Setelah membersihkan rumah, aca sama falinda pun masuk mereka duduk di ruang tamu.. dengan di temani secangkir teh...
"Huh leganya..." ucap aca yang menyenangkan badanya di kursi sofa..
"Makasih ya aca, udah temani bantu aku beres-beres mungkin jika tidak ada kamu apa jadinya aku.." ucapnya..
"Jangan begitu bukanya kita ini saudara atau sahabat, gue hanya ingin satu buat Lo semangat jalani hidup Lo jangan pernah menengok kebelakang karena perjalan Lo masih panjang.."
"Akan gue ingat kata-kata kamu, dan tolong jangan pernah tinggalin gue ya.." falinda memeluk sahabat yang sudah menemaninya sejak dulu..
"Gue janji, tapi gue akan bahagia jika Lo bahagia.."
Mereka berpelukan, setelah berpelukan aca pamit untuk pulang, ia juga sudah seharian berada di rumah falinda, bagaimana pun ia tahu akan sahabat yang tinggal sendiri,
"Gue balik ya, besok gue kesini lagi jemput Lo, untuk kemo."
"Iya gue ingat aca.."
Aca pun langsung bergegas pulang, sementara falinda langsung pergi ke dalam kamar yang ia tinggalkan selama beberapa bulan ini,
"Uch....kangennya.." falinda merebahkan badannya di atas kasur..
Begitu damai ia tinggal di rumah mendiang orang tuanya.. hanya rumah ini salah satu kenangan yang di tinggalkan kedua orang tuanya, jika untuk tempat usaha, usaha keluarga falinda sudah di sita bank untuk menutupi hutang usaha ayahnya, hanya tinggal rumah ini saja yang masih tersisa..
"Ayah ibu falinda kangen, maafkan falin ayah ibu belum sempat mengunjungi kalian, falinda janji besok setelah kemo falinda akan datang,, dan maafkan anakmu ini ayah sekarang falin sakit, Tidak ada satu pun yang bisa memahami dan tempat berkeluh kesah.." falinda melihat langit-langit kamarnya..
dulu ia sadar, jika dulu ibunya tidak keguguran mungkin falin juga masih mempunyai saudara yang mungkin bisa menjadi teman berkeluh kesah tidak seperti sekarang bahkan ia juga sungkan jika terus mengeluh kepada aca yang sudah banyak membantunya..
Jika ia mempunyai pasangan yang mencintainya mungkin sekarang ia bisa meluapkan semua unek-unek yang ada dalam hatinya.. Banyak yang ingin ia katakan tapi ia sadar ia siapa dan bukan siapa-siapa, bahkan ia juga terlalu sungkan jika seseorang itu tak mencintai, dirinya seperti kedua mendiang orang tuanya.
"Maafkan aku mas, aku belum bisa membuat kamu mencintaiku, tapi mulai dari sekarang aku akan melupakan semua cinta yang ada dalam hati ini.. Dan doakan saja aku selalu baik-baik saja.." dengan asyik melamun.
Waktu menunjukan pukul 7 malam, Tama pulang setelah lembur kerja, ia juga ingin segera menemui falinda tapi banyak pekerjaan yang belum selesai alhasil ia mengerjakan semuanya, Felix juga sudah pulang sedari tadi, ia tahu biasanya sang sahabat itu masih menunggunya tapi setelah perdebatan pagi hari dan kemaren Felix lebih menjaga jarak kepada dirinya.. Sejujurnya ia salah tapi ia juga bingung, apa langkah yang akan ia lakukan kedepannya...
Saat ia ingin segera pulang ia di Hadang oleh Jessica yang tiba-tiba sudah ada di depannya...
"Tama kenapa kamu gak bales cak aku telfon juga gak kamu angkat..." Jessica yang sedikit protes.
"Aku sibuk Jess kamu kan tahu sendiri jika aki banyak kerjaan.." Tama jangan sedikit pusing malas untuk di ganggu..
"Sekarang kamu berubah tam, apa janji yang kami ucapkan dulu, bukanya kamu tidak akan meninggalkan aku.." Jessica menuntut..
"Aku tahu Jessica, tapi gak seperti ini kamu tahu kan jika aku hanya menganggap kamu sebagai sahabat saja.." Tama yang plin-plan.
"Apa kamu bilang, teman,, terus salama ini hubungan kita kamu hanya anggap teman.." Jessica yang tak habis pikir..
"Aku...." Tama bingung dengan hatinya..
"Apa gara-gara wanita yang di apartemen kamu itu sehingga kami berubah seperti ini, aku gak mau tahu ya tam, aku usaha jauh-jauh dari luar untuk bertemu kamu tapi apa yang aku dapat, hanya pertanyaan omong kosong, jika tak bisa tempati jangan beranjak Tama.." dengan wajah yang menunjukan kemarahan..
Tama hanya diam saja, ia juga bingung, pikiranya kalut apalagi sekarang ia sedang pusing,
"Jika Tidak ada yang mau di omong lebih baik kamu pulang Jes.." usir tama...
"Waatt.. Apa kamu bilang, kamu usir aku Tama, aku yang selalu ada di saat kamu terpuruk, jadi aku mohon jangan begini.." Jessica yang memohon agar Tama kembali seperti dulu..
"Aku gak bisa Jess untuk sekarang ini aku ingin sendiri kamu jangan ganggu aku dulu..." Tama memijit pelipisnya..
"Baik untuk sekarang aku akan mengalah tapi jangan harap untuk besok karena kamu sudah berjanji dan kami harus yang menepati.." Jessica pun pergi dari hadapan Tama dengan perasan dongkol nya..
"Akan aku singkirkan siapapun yang akan menghalangi aku, jangan harap kamu bisa dengan wanita lain Tama.." batin Jessica dengan menyusun sebuah rencana.
Tama bernafas lega setelah Jessica pergi, ia akan segera kembali ke apartemen dan akan berbicara dengan falinda, baginya ia akan meminta maaf untuk hal yang sudah pernah menyakiti falinda,, ia akan berusaha untuk meluluhkan hatinya, ia akan berjuang walaupun nanti mendapatkan penolakan sekalipun...
"Aku harus berjuang mendapatkan maaf dari falinda, aku Tidak ingin kedua orang tuanya kecewa.." ucap Tama mantap, ia belum memberi tahu tentang keretakan di rumah tangganya dengan kedua orang tuanya,,
Jika nanti ia berkata akan seperti apa murkanya kedua orang tuanya apalagi, mereka begitu menyayangi sang menantunya itu.
Tama pun langsung bergegas pulang ia hanya ingin melihat wajah yang sejak tadi menghantui pikirannya.. Dan Tama selalu terbayang akan waha sedih falinda. dan itu membuat ia sedikit tak enak, dna merasa bersalah..
"Maafkan aku falin jika perkataan kemaren malam sudah menyakitimu percayalah setelah semuanya selesai aku akan memperjuangkan kamu, hanya saja aku tidak ingin kamu bertambah sakit hati jika aku masih bersama dengan Jessica, aku juga ingin secepatnya segera terbebas dari janji yang tak pernah aku ucapkan, " ucap Tama mantap,,
Saat sampai di depan pintu apartemen, ia pun langsung masuk dan mengernyit karena keadaan apartemen yang gelap Tidak seperti biasanya...
Deg
"Falin..." Tama berteriak mencari falinda..
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.