Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Sebagai makhluk sosial, sudah sewajarnya jika manusia membutuhkan orang lain untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan sosial. Entah itu dengan cara berkomunikasi atau dengan menjalin sebuah hubungan sosial yang baik satu sama lin. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa di dunia ini, akan ada orang yang tidak suka dengan kita.
Walaupun kita mungkin sudah berbuat baik selama ini. Hal tersebut bisa saja terjadi karena adanya perbedaan sifat dan juga pendapat serta hal lainnya. Kita sendiri memang tidak dapat memaksakan seseorang untuk suka terhadap diri kita. Namun, kita juga tidak boleh larut dalam kekecewaan dan kesedihan karena ada orang yang tidak menyukai kita. Pada artikel kali ini, penulis akan memberikan beberapa cara menghadapi orang yang membenci kita.
Kebencian itu menimbulkan kelelahan hati dan pikiran dan berdampak negatif bagi emosi. Dari membenci, seseorang akan selalu berpikir negatif kepada orang lain. Berawal dari kebencian tersebut, seseorang akan lebih sering berpasangka buruk. Seseorang semakin mudah berprasangka buruk saat membenci orang lain.
Dia ingat bagaimana Kinara dan antek-anteknya merusak semuanya. Memfitnahnya hingga berimbas usaha yang di pegang kedua orangtuanya. Dia ingat bagaimana di usir oleh Tante Echa seperti binatang, itu juga termasuk pengaruh dari Kinara dan keluarganya. Walaupun dia di bela oleh keluarga Panca yang lain tetap saja tidak meluluhkan hati Echa.
Sekarang dia berdiri di depan rumah mewah nan megah. Rumah orang yang sudah membuatnya trauma. Tangan Dara mengepal kuat, ada emosi yang tidak bisa dia kendalikan. Sesaat dia mengucapkan istighfar berkali-kali. Percuma dia marah di sana. Buang energi.
Seperti yang pernah di jelaskan kalau dia di minta pak Hendro untuk jadi desainer gaun untuk pertunangan hingga pernikahan Ervan dan Kinara. Dia bisa saja keberatan dengan permintaan bos nya. Akan tetapi di sini jabatannya yang jadi taruhan. Posisi yang dia impikan setelah lima tahun bekerja di sana.
Dara melangkahkan kakinya masuk ke pintu gerbang kediaman Kinara. Tanpa perlu permisi pada satpam, pintu itu bisa mendeteksi kedatangan orang lain lalu terbuka sendiri. Dia sudah melenggang menuju pintu masuk.
"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" sapa seorang wanita berpakaian seragam hitam dengan rok sepanjang lutut.
"Saya dari perusahaan Damsyik mau bertemu Bu Veronika. Sebab saya mau fitting gaun untuk pertunangan mbak Kinara."
"Oh ya, silahkan masuk, Mbak. Bu Veronica sudah menunggu di dalam. Mari mbak ikut saya."
Dara mengikuti wanita penyambut tamu. Dia berjalan ke sebelah kiri hingga berputar ke arah Utara.
Tak ada siapapun. Dia di minta menunggu di ruang tersebut. Dara memandang ke sekelilingnya. Memperhatikan setiap detil ornamen rumah.
Tatapannya terhenti pada photo seorang pria. Lama dia meresapi momen ini. Rasanya dia ingin menangis tapi tak bisa mengeluarkan air mata.
"Kakak aku kangen," batinnya.
"Kamu sudah sampai Andara?" suara wanita membuyarkan lamunannya.
Wanita berpakaian anggun berdiri di hadapannya. Tangannya di lipat menutupi dada. Dari cara pakaian terlihat dia di kelas seperti apa. Sedangkan dia setiap hari melihat cara berpakaian Oma nya, Bude nya dan keluarga besar lainnya tidak pernah menampilkan kemewahan. Simpel tapi elegan. Karakter oma nya yang tidak suka pamer secara fisik. Bude Dira, Bude Tina dan mamanya juga jadi pedoman dia menampakkan diri.
Dara menyalami wanita di depannya. Sebagai rasa hormat pada wanita yang lebih tua. Wanita itu memanggil asisten rumah tangganya untuk menyiapkan minum untuk tamunya.
"Kamu apa kabar, Dara?" sapa Wanita sang empunya rumah.
"Alhamdulillah Tante saya baik." jawab Dara.
"Oke, saya tahu kamu masih kaget sama kemunculan Kinara. Saya juga paham kalau kamu masih belum melupakan yang terjadi di antara kalian selama ini. Toh, orang yang kalian perebutkan sudah tiada. Jadi lupakan saja." jawab Veronika dengan santai.
"Saya kesini untuk bekerja bukan buka album lama. Jadi anda tidak usah memancing mood saya." kata Dara sinis.
"Well, ervan dan Nara sedang dalam perjalanan ke sini. Jadi sambil menunggu mereka, kita mengobrol saja." kata Veronica masih bersikap santai.
"Maaf, Tante saya mau ke toilet." pamit Dara.
"Silahkan. Toilet ada di dekat dapur." kata Veronica.
Dara mau ke toilet. Ternyata ada orang. Ada salah satu asisten mengajak Dara pindah ke toilet dekat kebun belakang. Dia mengikuti si bibi menuju ke toilet belakang.
Dara akhirnya menyelesaikan panggilan alam. Dia pun melihat pintu penghubung terbuka. Melihat suasana sepi, demi rasa penasarannya dia mengintip ke belakang.
Dari jauh tampak gubuk kecil. Tebakan Dara kalau itu adalah gubuk pengurus perkebunan. Dia tadinya mencoba cuek namun jantungnya serasa berdetak kencang. Seperti ada bisikan yang memintanya pergi kesana.
Tiba-tiba dia merasa ada yang menahan tangannya.
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰