Bagaimana jika takdirMu telah diatur?
Akan kah kita bisa mengubahnya?
Arumi,,
Gadis muda yang berusaha untuk mengubah arah hidupnya setelah banyak mengalami sakit dan kerasnya hidup.
namun akankah arah yang dia tuju dapat dicapai atau malah harus menerima suratan takdir yang sudah digoreskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Menjagamu
Arumi baru membuka mata ketika malam telah tiba, ia perlahan membuka mata, mengumpulkan kepingan-kepingan ingatannya dan kemudian ia panik lalu segera bangun. Ardian yang terkantuk-kantuk disampingnya dengan bertopang kan tangan tentu saja kaget.
Ia melihat Arumi yang telah duduk dengan wajah tegangnya, terlihat jelas gurat kekhawatiran itu.
"aku harus pergi, aku baik-baik saja" tak lupa ia mengucap terimakasih pada Ardian karena sudah dirawat.
Rumi, kamu tenang, oke? besok kita akan melihat hasilnya sama-sama"
Rumi yang mendengar penuturan Ardian seketika menangis, karena ia sudah tahu apa yang terjadi padanya.
"Tidak perlu dicek lagi aku sudah tahu semuanya. Sebelumnya aku sudah curiga, namun aku terlalu takut untuk mengambil tindakan, tidak, lebih tepatnya aku bingung harus apa".
Air mata telah menggenang dipelupuk matanya, selain bibi Rani, ini kali pertama ia begitu diperhatikan, selain ia yang tidak pernah membagi masalahnya, ia juga sadar diri selalu hidup menumpang dirumah Bibinya. Jadi rasa segan dan rendah diri itu selalu mengekor menemaninya sepanjang masa.
Ardian lalu memeluknya, ia sangat paham berapa sakitnya menjadi Arumi.
"sekarang ada aku, kamu bisa katakan apapun yang kamu rasakan, ."
entah mengapa, Ardian semakin merasa dibutuhkan, ia bertekad jika dirinya pasti akan selalu ada untuk rumi, wanita yang akhir-akhir ini selalu mengisi relung hatinya.
Lelah sudah jiwanya menangis, Arumi memohon pada Ardian supaya tidak memberitahukan apa yang terjadi hari ini pada siapapun.
Awalnya Ardian tidak bisa menuruti nya namun setelah dipikir-pikir itu tidak jadi masalah asalkan Rumi mau menjalani pengobatan untuk penyakitnya.
***
Hari-hari kini berlalu, Ardian yang setuju menutupi rahasia Arumi kini semakin lebih intens memperhatikan setiap gerak-gerik Arumi hingga membuat mereka terkadang menjadi bahan perhatian para siswa lain.
Seperti hari ini, Ardian yang menggantikan Arumi melakukan piket kebersihan, lalu meminta guru praktek olahraga nya mengecualikan Arumi dalam praktek lapangan. Alhasil Arumi kini kembali ke ruang seni tempat ya selalu ia sukai.
Iseng-iseng ia melihat sekitar, Tiba-tiba netra nya menangkap sebuah lukisan yang tidak asing baginya.
Lukisan mawar dengan jumlah yang banyak, itu spertinya memang lukisannya, namun ada yang aneh, ada sebuah tulisan disudut bawah lukisan tersebut bertuliskan blind.
Arumi merasa tidak pernah membuat tulisan seperti itu, ia akan selalu menamai lukisannya dengan nama Rumi. Akan tetapi yang Satu ini berbeda, kemudian ia teringat hari dimana ia menangis dan tidak sempat memberi nama pada lukisan nya.
"apa mungkin Ardian yang melakukan nya, "
Arumi tersenyum membayangkan bagaimana gelagapannya Ardian kala itu, tanpa ia sadari, ternyata Ardian mengawasinya dari balik kaca ruangan itu.
***
Setahun kemudian
Ardian yang sedang melakukan pekerjaan nya di kantor dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tidak disangka-sangkanya.
Sera muncul dihadapanya, dengan senyum sumringah ia meneriakkan kata "surprise..... "
Ardian yang tidak menduga akan datangnya hari ini hanya bisa terdiam, perasaannya yang telah berubah, membuatnya jadi bingung harus bereaksi seperti apa.
Melihat Ardian yang hanya diam saja, tidak membuat sera curiga, ia malah tertawa saja, mungkin Ardian benaran kaget, sampai tidak bisa berkata-kata pikirnya.
Ardian segera menguasai diri, ia harus menegaskan perasaannya bila perlu ia akan meminta maaf pada sera. Ia yang telah memantapkan hati akan menjadikan Rumi satu-satunya wanita untuknya.
Ia yang telah jatuh cinta pada Arumi, semua hal tentang Arumi, semua yang ada padanya, membuat Ardian selalu jatuh cinta.
Walaupun Arumi masih saja sama, tidak membalas perasaanya, namun tetap menghargainya sebagai suami.
"sera, kita harus bicara, "
Ya, bicarakan saja, aku sedang ada waktu, balas sera.
Ardian menyadari, sera masih sera yang dulu, yang mencintai dirinya sendiri.
Alih-alih mencari waktu, ia akan mendengarkan jika punya waktu saja. sesimpel itu prinsip seorang sera, tanpa ia tahu orang lain selalu meluangkan waktu untuk nya. namun tidak sebaliknya.
Tak ingin berbasa-basi, Ardian lebih dulu meminta maaf, ia sadar ia bersalah disini, ia yang berpaling dan mencintai orang lain.
"sera, aku minta maaf, kita harus putus, aku sudah mencintai orang lain" aakkhhh tapi sera baru saja tiba apa mungkin aku tega menyakiti nya" Ardian malah jadi bingung. membayangkan nya saja ia sudah pusing.
Pada akhirnya, "sera, kamu pulang saja dulu, kamu pasti lelah kan, besok kita bicara lagi, aku juga masih ada pekerjaan yang belum selesai. "
Sepeninggal sera, Ardian bergegas pulang, ia ingin segera melihat wajah Arumi, ia hanya butuh itu sekarang. Arumi selalu mampu membuat hatinya tenang.
Sesampainya dirumah, Ardian sudah tahu tempat favorit istrinya nya itu, taman bunga bagian barat menjadi tempat Arumi menghabiskan waktu jika sudah dirumah.
Kembali ke ardian yang sudah berhasil menemukan sang pujaan hati, ia lalu sengaja duduk bersandar di bahu milik Arumi.
"hah nyaman sekali" ucapnya.
Arumi hanya tersenyum dibelakangnya.
lalu Ardian bertanya, "apa kau sudah mencintai ku"?
Pertanyaan itu selalu ia lontarkan apabila suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja.
Arumi lalu menghentikan aktivitasnya, menoleh pada pria itu. " kenapa selalu bertanya seperti itu,
ada apa, apa yang membuat suasana hatimu memburuk? "
Ardian yang mendapat pertanyaan itu lalu menjawab, " Sera sudah kembali, "
Degh, Arumi terdiam, ia yang sadar bahwa hari ini akan datang, namun juga membuatnya sedikit sedih, bagaimana pun juga sera lah yang harusnya berada disini. walaupun ia sudah begitu nyaman berada di dekat Ardian, namun ia selalu membatasi diri, menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.
"Artinya kita akan berpisah setelah ini, " jawab Arumi.
"Tapi aku memilihmu rumi"
bersambung...
s'moga berujung indah