Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4 kedua kalinya
Kayvan terlihat telah memasuki lift berdinding kaca bersama dengan rombongannya.
satu lengannya bersandar pada besi di pinggiran lift itu.
Tangannya yang lain masuk ke dalam saku celananya.
Sementara matanya menatap ke arah pemandangan di luar sana.
Sebuah pemandangan yang menampilkan gedung perusahaan yang nampak menjulang tinggi karena terdiri dari beberapa lantai.
Lantai dasar di gunakan sebagai parkiran para pekerja pabrik.
Ruang kesehatan juga ruang tunggu.
Karena memang gedung itu adalah gedung yang merupakan pabrik utama proses produksi makanan instan milik HADI WIJAYA GROUP.
Sementara di lantai dua di jadikan proses produksi dan proses pengepakan hasil produksi.
Di lantai tiga,
Menjadi office center para staf administrasi pabrik berikut dengan kantin bagi para pekerja tanpa terkecuali.
Dan di lantai tertinggi gedung itu, yakni lantai empat.
Membentang luas sebuah rooftop sebagai area taman untuk sekedar beristirahat sejenak dari kepenatan dan rutinitas tuntutan pekerjaan.
sekaligus ruang untuk ramah merokok.
Di depan gedung yang tinggi menjulang itu, terhampar luas pelataran berpaving yang menjadi pemisah antara gedung utama di mana Kayvan saat ini berpijak dengan gedung yang menjadi pusat produksi salah satu perusahaan HADI WIJAYA GROUP itu.
Tiba tiba netranya menatap pergerakan dari sana.
Terutama dari pintu pabrik yang terbuka kemudian menampilkan serombongan anak anak kecil berikut dengan guru guru pendamping mereka yang nampak keluar dari pintu pabrik yang terbuka itu.
Tak lama beberapa staf perusahaan turut terlihat keluar.
Sepertinya mereka bertugas mendampingi rombongan anak anak kecil itu.
Mata Kayvan sedikit memicing ketika ia melihat seseorang yang terlihat lebih dominan di antara guru guru pembimbing di sana.
Seseorang itu yang tadi juga cukup menyita perhatiannya di parkiran depan lobi samping gedung utama bangunan ini.
Yang entah karena apa, ia merasa tertarik untuk memperhatikan seseorang itu.
Lift yang terus bergerak turun membuat jarak menjadi lumayan lebih dekat meski tak begitu dekat.
Kaca lift yang tentu teramat tebal juga menjadi salah satu pencipta penghalang bagi mata Kayvan
Namun,
Walau demikian Kayvan masih bisa dengan jelas melihat dan kemudian terus memperhatikan gerak gerik seseorang yang ia tak tahu siapa itu.
Meski tentu saja ia tetap tak bisa jelas menatap wajah seseorang itu.
Namun tingkah dan sikapnya terhadap anak didiknya benar benar membuat Kayvan penasaran.
Seseorang itu nampak begitu telaten menghadapi anak anak didiknya yang menurut Kayvan sungguh menjengkelkan.
Bagaimana tidak,
Ketika teman temannya yang lain patuh kepada sang guru,
Justru ada beberapa anak lain yang nampak berlarian ke sana kemari tak tentu arah.
Dan seseorang itu nampak telaten dan sabar memberikan arahan kepada murid muridnya itu.
Mata Kayvan semakin menyipit ketika matanya menangkap pergerakan seseroang yang sangat ia kenal nampak mendekat ke arah rombongan anak anak itu.
Seseorang itu adalah Davit dan jajarannya.
Sepupunya itu nampak bergabung dengan rombongan itu dan kemudian terlihat terlibat perbincangan dengan seseorang yang sejak tadi menjadi pusat perhatian Kayvan.
Zacky yang berdiri paling dekat dengan Kayvan mengerutkan keningnya demi melihat raut wajah Kayvan.
Pria itu kemudian mengikuti arah tatapan sang majikan.
Hanya direktur Davit.
Tapi kenapa tuan muda menatapnya begitu intens.
Tanya Zack dalam hati.
Begitupun dengan Yogi dan Samir.
Ternyata dua pria itu juga sama seperti Zack yang merasa penasaran dengan tatapan Kayvan.
Menurut mereka,
Tak pernah rasanya mereka melihat Kayvan nampak begitu tertarik dengan sesuatu seperti saat ini.
Namun kening kedua pria itu pun turut berkerut ketika mereka hanya melihat pemandangan yang menurut mereka biasa saja.
Serombongan anak anak TK di bawah sana di tambah dengan beberapa jajaran petinggi perusahaan seperti direktur Davit.
Tidak ada yang aneh menurut mereka,
Kehadiran anak anak itu adalah salah program direktur Davit, jadi rasanya wajar jika pria itu pun kemudian turut berada di sana.
Lalu kenapa tuan mudanya bisa menatap begitu lama seakan akan ada sesuatu yang aneh atau ada sesuatu yang sangat menarik sehingga bisa membuat Kayvan menatap sedemikian rupa.
" siapa mereka ?! " sebuah tanya terlempar dari bibir Kayvan dengan tatapan terus menatap ke arah luar.
Khususnya kearah seorang gadis yang sebenarnya belum bisa ia lihat dengan jelas wajahnya namun sudah
mampu menarik perhatiannya.
Gadis itu saat ini nampak sedang berbincang dengan Davit dan tubuh Davit sedikit menutupi tubuh gadis itu sehingga membuat Kayvan kembali memiringkan kepala bahkan tubuhnya demi untuk bisa melihat sosok itu.
Zack sampai mengangkat kedua alisnya menatap tingkah Kayvan itu.
Pria berjas hitam itu pun kembali menoleh mengikuti arah pandang Kayvan.
" salah satu TK yang mendapat undangan dari perusahaan karena proposal yang mereka ajukan di terima oleh perusahaan tuan muda " jawab Zacky.
" aku tahu itu Zack, maksudku...dari sekolah mana mereka ?! " tanya Kayvan lagi.
Kali ini kayvan mengalihkan tatapannya kepada Zack dengan raut wajah yang tak puas mendengar jawaban Zack.
Glekkk....
Zack menelan ludahnya menerima tatapan tajam dari Kayvan.
" sebuah TK berbasis Islami yang berdiri di bawah naungan sebuah yayasan pesantren tuan muda.
TK Islami Albeer " jawab Zack kemudian dengan sedikit takut memberi informasi karena ia merasa kurang yakin dengan informasi yang ia tahu tentang tamu undangan pertama atas program kerja direktur Davit itu.
Tentu saja Zack takut salah memberi informasi.
Pasalnya,
Dirinya tak tahu menahu dan tak terlibat sama sekali dengan program sang direktur marketing itu.
Kayvan mengangguk angguk dan kembali menatap ke bawah.
Sementara Zack,
Pria itu bernafas dengan lega karena bisa memberi jawaban sesuai dengan yang di inginkan Kayvan.
Mungkin.....
Beruntung sebelumnya ia tanpa sengaja bertemu dengan manager HRD dan manager produksi di lobi utama perusahaan beberapa waktu yang lalu.
Kemudian dengan tanpa sengaja pula, mereka berbincang sedikit tentang program direktur Davit dan tamu pertama program itu yang berasal dari sebuah TK berbasis agamis dan berada di bawah naungan sebuah pondok pesantren yang cukup besar dan terkenal.
" menurutmu, siapa gadis itu ?! Kenapa Davit seolah begitu memperhatikannya dan aku perhatikan sejak tadi Davit hanya berbincang dengannya ?! " tanya Kayvan lagi.
Zack kembali menoleh ke arah yang di tatap oleh Kyvan.
Keningnya berkerut.
Sudah pasti itu gurunya kan.....?!
Bisik Zack di dalam hati.
" mungkin dia salah satu guru dari TK itu tuan muda " jawab Zack Kemudian.
Kembali Kayvan menoleh dengan cepat ke pada Zack dan menatapnya tajam.
Sekali lagi,
Bulu bulu halus di tubuh Zack terasa meremang menerima tatapan menghunus dari Kayvan itu.
" kalau hal itu aku juga tahu Zack, tentu saja dia salah satu guru dari TK itu.
Kau kira aku bodoh tidak tahu itu.
Yang aku maksud, kenapa Davit hanya bicara kepadanya dan tidak dengan yang lain juga ?! " kata Kayvan yang mesti terdengar pelan namun terasa tajam.
Glek.....
Sekali lagi Zack menelan ludahnya dengan sulit.
" maaf tuan muda, saya akan segera mencari tahu " jawab Zack kemudian.
" ckk.....tidak perlu " jawab Kayvan dengan raut wajah jengkel.
Think....
Pintu lift terbuka, mereka telah sampai di lantai yang mereka tuju.
Yogi segera keluar lebih dulu.
Sementara Zack,dan Samir segera melipir minggir ke samping untuk memberi jalan kepada Kayvan keluar dari lift.
Kayvan membenarkan kancing jazznya sebelum akhirnya ia melangkah keluar lift.
Namun sebelum itu, pria itu masih menyempatkan diri menatap ke belakang.
Keningnya berkerut ketika matanya menatap posisi Davit yang tetap sama seperti tadi, berbincang dengan gadis itu namun kali ini Davit tak lagi menutupi tubuh Gadi itu.
Namun akhirnya Kayvan memilih abai dan segera keluar dari lift itu dan menuju ruangannya.
Zack dan Samir turut menoleh kebelakang sama seperti yang di lakukan Kayvan tadi sebelum mereka keluar dari lift.
kemudian mata kedua pria itu bertemu, Zack mengangkat kedua alisnya ke arah Samir seolah bertanya
" apa kau mengerti maksudnya ?! "
dan Samir hanya menggeleng seolah menjawab
" entahlah, aku tak tahu "
selanjutnya keduanya segera melangkah mengikuti Kayvan menuju ruangan pria itu.
Sementara itu.
Ketika Kayvan tengah tenggelam dengan pikirannya pada sosok seorang gadis yang saat ini tengah berada di belakang lift sana bersama Davit.
Davit,
Sang sepupu justru telah berada di sana.
Pria tampan berusia 25 tahun itu berdiri di antara anak anak itu setelah sebelumnya menyapa mereka dengan begitu riang dan ramahnya.
Khususnya sosok gadis berhijab lebar yang merupakan kepala sekolah TK Itu.
" ok anak anak gimana...suka sama bingkisannya ?! " sapa Davit pada bocah bocah itu.
" suka.....!!!! " teriak mereka dengan membahana sembari mengangkat tinggi tinggi kantung plastik warna putih yang saat ini mereka pegang.
Davit tersenyum,
Saat ini, perusahaan memberikan waktu kepada anak anak itu bermain sepuas hati mereka di lapangan yang super luas itu.
Sebelum mereka di ajak memasuki kantin perusahaan untuk makan siang.