Agnes Nugraha gadis remaja yang ceria dari keluarga sederhana memiliki paras yang cantik pertemuannya yang tanpa di sengaja dengan seorang pemuda kota yang ternyata seorang CEO suatu perusahaan besar di kota membuat hidupnya berubah.
Seperti apa? ikuti ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Selepas makan malam Manda menyiapkan bahan untuk membuat kue besok pagi. Karena semua bahan kue yang di minta Ayu sudah ada jadi Manda hanya perlu menyiapkannya saja. Agnes akan membantunya besok pagi seperti biasa urusan takaran Agnes serahkan pada Manda.
Bukan Agnes tak pandai memasak dan membuat kue hanya saja Agnes tidak ingin merusak cita rasa yang sudah Manda buat untuk para penikmat kue Manda. Jadilah semua Agnes serahkan pada Manda. Agnes hanya membantu saja.
Agnes membereskan tugas-tugas kuliah yang akan di serahkan besok siang. Karena hanya akan menyerahkan tugas jadilah hanya Agnes yang akan pergi ke kampus membuat Manda bisa membuatkan kue pesanan Ayu.
"Mas Ikbal kok belum pulang ya Nes?" Tanya Manda yang ikut bergabung di ruang keluarga setelah semua bahan siap.
"Tadi kasih kabar ngga?" Agnes.
"Iya katanya sedikit terlambat. Tapi ini kayanya udah banyak banget deh telatnya." Keluh Manda.
"Udah coba di hubungi lagi?" Agnes.
"Belum." Manda.
"Ya udah coba hubungi aja lagi." Agnes.
Manda pun mengambil ponselnya dan ternyata ada pesan dari Ikbal yang memberitahukan jika ban mobilnya pecah dan saat ini Ikbal berada di bengkel untuk menambal ban mobilnya karena Ikbal lupa membawa ban serep.
"Huaaa... Mas Ikbal..."
Tiba-tiba Manda menangis membuat Agnes terkejut dan langsung menghampiri Manda.
"Eh, ada apa? Kenapa sama Kak Ikbal?" Tanya Agnes memeluk Manda dari samping.
"Ban mobilnya pecah kasian pasti dia udah lelah." Ucap Manda di sela tangisannya.
"Huh... Astaga! Aku fikir ada apa." Gumam Agnes.
"Ssstt.. Udah Kakak ipar tenang. Sekarang siapkan saja air untuk Kak Ikbal mandi sama makan malam yang lezat untuk Kak Ikbal. Supaya rasa lelahnya hilang oke." Bujuk Agnes.
"Begitu ya?" Tanya Manda.
"Iya dong. Masa nanti Kakak pulang muka kakak ipar jelek habis menangis gini jadi malah sampek dong." Agnes.
"Si alan! Mana ada gw jelek." Kesal Manda.
"Hahahaha... Iya iya cantik. Udah sana cuci muka jangan sampe Kakak liat muka jeleknya." Goda Agnes lagi.
"Iih.. Lu tu jelek." Umpat Manda kemudian mengikuti apa yang Agnes sarankan.
Tak lama setelah nya terdengar suara mobil memasuki halaman rumah Ikbal dan ternyata itu Ikbal. Manda menghentikan aksi memasaknya untuk menyambut suami tercintanya datang. Sementara Agnes hanya diam menonton televisi saja.
"Sayang..."
Manda menyambut Ikbal dan menghambur ke dalam pelukan Ikbal. Ikbal pun menyambut hangat pelukan istri tercintanya dan mendaratkan kecupan penuh hangat di puncak kepala Manda. Rasa lelah pun hilang seketika mendapatkan sambutan hangat dari sang istri.
"Mas capek ya? Mau makan dulu apa mau mandi dulu?" Tanya Manda mengurai pelukannya.
"Mas mau makan dulu aja deh udah laper banget." Ikbal.
"Ya udah Manda siapkan dulu ya. Mas cuci tangan dulu." Manda.
"Terima kasih sayang." Ikbal.
Manda kembali ke dapur. Ikbal menyimpan tas kerjanya di sofa kemudian Ikbal mencuci tangan setelah menyapa Agnes sebelumnya. Seperti biasa Agnes akan mencium punggung tangan Ikbal sebagai tanda hormatnya.
"Bunda udah pulang ya?" Ikbal.
"Sudah sampe malahan." Agnes.
"Loh, cepet juga." Ikbal.
"Tadi, Bunda juga pulang lebih awal." Manda.
"Kalian ga ketemu dulu?" Ikbal.
"Tadinya begitu tapi Bunda lebih dulu selesai kasian juga kalo harus nunggu kita selesai kelas jadi kita minta Bunda langsung pulang saja. Kasian juga harus muter ke sini dulu." Manda.
"Iya juga sih." Ikbal.
"Kak, Agnes ke kamar duluan ya." Pamit Agnes.
"Oke Nes. Jangan lupa besok pagi bantuin Kakak dulu ya." Manda.
"Siap Kak." Agnes.
"Mau ngapain?" Ikbal.
"Bikin kue pesanan Ayu yang tadi aku ceritain." Manda.
"Oh, terus nanti siapa yang antar? Kan Agnes katanya ke kampus?" Ikbal.
"Ayu yang nanti ambil ke sini." Manda.
"Oh, ya sudah kalo begitu. Udah yuk Mas mau mandi." Ikbal.
Mereka pun pergi ke kamar bersama. Setelah Manda mencuci alat makan bekas pakai Ikbal. Sambil Ikbal mandi Manda menyiapkan baju ganti Ikbal. Kemudian duduk di sofa memainkan ponselnya sambil menunggu Ikbal mandi. Manda tak sengaja melihat unggahan tetangga di desanya yang tengah membicarakan tentang Agnes.
"Astaga! Tau apa sih orang ini dengan kehidupan kami." Gerutu Manda.
Tetangganya itu menggunjingkan jika Agnes akan menikah dengan om om demi membahagiakan Bunda Nining yang sudah merasa bosan hidup susah. Membuat Manda sangat kesal. Pasalnya Bunda sendiri tak pernah mengeluh dengan kehidupan nya.
"Apa salah Bunda sama dia coba. Mulutnya ga bisa di jaga banget sih." Umpat Manda lagi.
"Astagfirullah! Ada apa sayang?" Tanya Ikbal yang melihat Manda tengah menggerutu saat dirinya keluar dari kamar mandi.
"Ini loh Mas. Aku liat ini." Manda menunjukkan unggahan si tetangga pada Ikbal.
Ikbal membacanya kemudian tersenyum.
"Kok senyum-senyum?" Manda.
"Dia itu iri sama Bunda. Bunda yang sudah menjanda saja bisa menyekolahkan kami anak-anak nya. Bahkan hingga Mas lulus dan bekerja seperti sekarang. Sedangkan dia udah kerja berdua dengan suaminya tapi anak-anak nya ga ada satupun yang sekolah tinggi." Ikbal.
"Kok Mas tau?" Manda.
"Tau dong. Menantunya pernah datang ke Mas meminta pekerjaan. Terus Mas tanya apa yang dia bisa dia sendiri ga bisa jawab. Terus Mas ajak dia jadi OB katanya malah meledek." Ikbal.
"Loh, bukan katanya menantunya itu anak orang kaya di desanya?" Manda.
"Mas kurang tau juga sih sayang. Udah biar aja lah." Ikbal.
"Sebel aja sih Mas. Kok bisa-bisa nya dia ngomong kaya gitu tentang Bunda." Manda.
"Udah ga apa-apa. Yang tau kita ya cuma kita." Ikbal.
Sementara di kamar Agnes terus membolak balik ponselnya karena seharian Radit belum juga menghubunginya bahkan sekedar memberi kabar pun tidak ada. Tidak seperti biasanya membuat Agnes merasa khawatir. Bahkan chat yang dia kirimkan siang tadi saja hanya terbaca tanpa ada balasan.
"Hufh... Sudahlah. Mas Radit mungkin sibuk." Batin Agnes.
Agnes memilih memejamkan matanya walau sulit namun akhirnya Agnes pun terlelap. Dan saat Agnes sudah sampai ke alam mimpi Radit pun menghubunginya. Namun, Agnes tidak menjawab panggilan Radit membuat Radit kelimpungan karena Radit fikir jika Agnes marah padanya. Padahal Radit sengaja memadatkan jadwalnya di Bali hanya karena ingin pulang lebih cepat.
"Halo.. Ada apa?" Tanya Ikbal ketika menjawab panggilan Radit.
"Agnes ada di dekat Kakak?" Tanya Radit.
"Ga ada. Dia ada di kamarnya. Kenapa?" Ikbal.
"Aku hubungi tapi ga ada jawaban." Radit.
"Mungkin Agnes sudah tidur. Karena Manda bilang besok pagi mereka akan membuat kue pesanan." Jelas Ikbal.
"Oh begitu. Ya sudah besok saya hubungi lagi saja." Radit.
🌼🌼🌼