naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rules 3
“Gimana film nya tadi?” tanya adam pada nara di sampingnya.
Mereka tengah makan malam di salah satu kafe di mall. Selepas mereka menonton bioskop, nara membuka ponselnya dan terkejut banyak panggilan masuk dari naresh. Tetapi dia mengabaikannya, dan mengingat nasihat sahabatnya.
Rules tiga: jangan membalas pesan dari naresh.
“seru, lumayan” jawab nara tersenyum tipis.
Tubuhnya seketika mematung saat merasakan tangan adam di wajahnya. Pria itu menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pipi dan mengusap bekas makanan di dagunya.
Nara segera mengambil tisu dan mengusap mulutnya. “terima kasih” ujar nara.
Adam tersenyum tipis dan mengangguk, dia juga membenarkan syal di lehernya yang tampak agak berantakan.
“Setelah ini, mau kemana?” tanya adam.
Nara berpikir sejenak, bibirnya di gigit dan menyapu pandangan. “ke pasar malam, boleh?” tanya nara meminta izin. Layaknya anak kecil di malam minggu yang ingin bermain.
“boleh dong” senyum adam.
Nara bersorak kegirangan, melanjutkan makannya yang tertunda barusan. Melihat pemandangan indah di depannya, tentu adam tak ingin menyia nyiakan nya.
“boleh aku poto?” pria itu meminta izin sebelum memutar ponselnya.
Nara mendongak sekilas, dia terkejut saat adam sudah mengarahkan kamera padanya. Mau tak mau nara mun berpose dengan cantik.
Tidak hanya sekali, tetapi beberapa potret yang adam ambil. Dia menatap hasil jepretan nya, sangat indah. Terlebih wanita yang di foto olehnya itu.
“Aku akan mempostingnya sebagai cerita” kata adam melanjutkan.
Nara tak bisa berekspresi selain mematung. melanjutkan makannya nara menyetujui permintaan adam.
Biarlah pria itu mempostingnya, toh tidak ada yang tahu dia sudah menikah kecuali teman teman dan keluarganya.
Adam selesai makan lebih dahulu lalu setelahnya nara. Pria itu membayar makanan mereka sebelum melanjutkan ke tempat selanjutnya.
Sampai di pasar malam yang di maksud oleh nara, keduanya keluar bersama. Sebelum benar benar masuk ke area itu, adam melepaskan jaket yang pakainya lalu dia pakaikan pada nara.
Melihat pakaian nara yang cukup terbuka terlebih roknya yang hanya sebatas lutut, di tambah udara malam yang dingin membuat adam merasa harus melindungi gadis itu.
Tentu nara tersanjung atas sikap pria itu, pipinya sampai memerah karena tersipu. Tak lupa juga dia berterima kasih.
“Terima kasih”
Adam mengangguk. Dia merangkul bahu nara dan masuk ke kawasan itu.
… .
Nara melambaikan tangannya begitu kepergian mobil adam. Dia berbalik dan segera mengetuk pintu rumah marlin.
Pintu di buka dengan cepat dan di sambut antusias oleh ketiga teman nya. Nara yang terkejut sempat memundurkan kan langkahnya.
Sebelum akhirnya dia di giring ke kamar oleh mereka. Marlin, sadrina dan pelia mendudukan nara di pinggir ranjang lalu mereka kerubuni.
Satu persatu pertanyaan di ajukan oleh mereka sampai beruntun, nara sampai bingung harus menjawab yang mana.
“Gimana gimana? Ngedate nya lancar kan?”
“Gima reaksi kak adam liat lo? Dia terpana gak?”
“udah sampe jadian belum? Atau masih pdkt? Ngapain aja tadi sama kak adam?”
Nara menghembuskan nafasnya kasar lalu mendorong ketiganya agar sedikit mundur. Dia sampai kekurangan oksigen saking mereka mepet mengerubuninya.
“Gue jawab satu satu oke?” mereka mengangguk.
Nara mulai menarik nafas dan berkata. “Ngedate nya lancar, dan kak adam bilang gue cantik” jawab nara malu malu.
Ketiganya saling senggol dan menyoraki nara, tak lupa mencolek dan menggoda nya.
“terus terus, gimana selanjutnya?” sadrina makin penasaran.
“Tapi kita gak jadian, kak adam cuma ajak gue nonton bioskop, terus makan abis tu ke pasar malem. Gak ada yang aneh, cuma kita tambah akrab” jawab nara kemudian.
Hal itu mematahkan ekspetasi mereka soal hubungan keduanya. Perkiraan mereka nara dan adam akan jadian.
“Yah.. Sayang banget. Padahal lo udah dandan secantik dan seeffort ini, tapi dia gak nembak. Kek, what the hack?” sadrina tak percaya. Menabok dahinya dan mulutnya menganga.
Pelia menggeleng pelan menengahi. “Menurut gue masih wajar sih, kan mereka baru deket beberapa minggu ini. Mungkin kak adam lagi mastiin lagi, beneran cinta gak sama nara. Tapi ada baiknya, kalian tambah deket kan?” ucap pelia kemudian.
Nara mengangguk, paling setuju dengan jawaban teman satunya itu. “Benar. Kita juga baru deket beberapa minggu doang, aneh kalau kak adam langsung cinta sama gue” tambah nara.
Marlin mengangguk pelan, masuk akal pikirnya. “Benar juga kata lo”
Meski kecewa dengan hasilnya, mereka tetap mendukung nara. Nara bangkit lalu mengambil handuk yang tergantung rapi, menuju ke kamar mandi.
“Gue mandi dulu, gerah. Oh ya, btw guys naresh spam chat sama telepon” kata nara sebelum melarikan diri ke dalam kamar mandi mengindari pekikan dari teman teman nya.
“JANGAN DI ANGKAT!!!”
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor