Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8. Dirumah Nenek Ratih
Nadia memberikan Hpnya pada Neneknya agar Mamanya berbicara pada Nenek Ratih.
"Senja, kalian keluar Negeri kenapa tidak bilang-bilang, Man Nak Arkan. Mama ingin berbicara." Tanya Nenek Ratih.
"Ada Ma, ini dia." Senja langsung memberikan Hpnya kepada Arkan.
"Halo Ma, ada apa?" tanya Arkan pada Mama mertuanya.
"Maafkan Mama Nak, Mama tidak bisa melindungi cucuku, tadi Nadia." Nenek Ratih mulai menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Nadia hari ini.
"Apa...? tanya Arkan sangat terkejut dan syok saat mendengar cerita mertuanya.
Namun Arkan dengan cepat menguasai dirinya. Agar Mama mertuanya tidak merasa bersalah.
Senja yang melihat perubahan diwajah istrinya langsung mengambil alih teleponnya.
"Ma, ada apa, kenapa Mas Arkan terkejut?" tanya Senja lagi setelah mengambil alih teleponnya.
Mama Ratih mengulangi ceritanya seperti yang diceritakan pada Arkan tadi.
Senja yang mendengarkan itu juga sangat terkejut bahkan lebih dari Arkan. Arkan langsung mengambil alih Hpnya lagi.
Sembari mengusap kepala istrinya dia mencoba berbicara lagi dengan mertuanya itu.
Arkan pasrah, mungkin ini jalan takdir untuk Putrinya. Mungkin Allah sudah mengatur ini semua.
"Ya sudah Ma, tidak apa-apa, nanti setelah kami kembali aku akan mengurus semuanya. Mana Nadia, aku ingin berbicara padanya." Arkan ingin memperingati Putrinya agar menjadi istri yang baik untuk suaminya.
Nenek Ratih memberikan Hp pada cucunya lagi seperti permintaan Arkan.
"Iya Pa." Jawab Nadia setelah mengambil Hp dari Neneknya.
"Sayang kamu gak apa-apa 'kan? maaf ya Papa gak bisa hadir di akad nikah mu, tapi Papa akan membuat pesta yang besar nanti setelah pulang dari sini." Ucap Arkan pada Putri kesayangannya itu.
"Iya Pa, aku gak apa-apa, Nadia pasrah Pa, mungkin ini takdir yang ditentukan untuk Nadia." Nadia sudah pasrah dengan apa yang terjadi padanya hari ini.
"Baiklah kalau begitu, kamu baik-baik sama suami kamu, jangan kecewakan suami kamu, layani dia dengan baik." Arkan memberi pengertian kepada Putrinya.
Arkan tau kalau putrinya itu gadis yang baik, tapi dia harus menasehati Putrinya karena mengingat Putrinya sangat manja.
"Iya Pa, Papa jangan khawatir, Nadia pasti akan menjadi istri yang patuh." Jawab Nadia. Walaupun pernikahannya dadakan dan tidak saling mengenal satu sama lain, tapi Nadia tetap ingin menjadi istri yang baik selama Kenzo tidak berlaku kasar padanya.
"Ya sudah, Papa tutup teleponnya, ini sudah ada yang menjemput Papa, Asalamualaikum, sampai jumpa." Arkan mengakhiri teleponnya dan mengajak Senja memasuki mobil yang sudah datang menjemput keduanya.
"Waalaikumsalam, by Pa." Jawab Nadia lalu menyimpan Hpnya kedalam sakunya lagi.
Setelah selesai berbicara dengan Papanya ditelepon, Nadia kembali bergabung dengan Kakek, Nenek dan keluarga suami dadakannya.
Nenek Ratih mengajak semua anggota keluarga Kenzo kerumahnya, untuk menjamu keluarga cucu mantunya.
Akhirnya semua pergi kerumah Nenek Ratih, kecuali Fajar dan Alex, kedua lelaki itu tidak mampir dirumah Nenek ratih, kerena kesibukan masing-masing.
Sampai dirumah Nenek Nenek Ratih. Oma Laras dan Mentari memanggil Nadia untuk duduk bersama mereka.
Sedangkan Awan dan Kenzo berada di teras rumah bersama Kakek Handoko, mereka juga mengobrol sembari menikmati kopi.
"Wah cucu menantuku sangat cantik dan sopan. Ini kalung untukmu, hadiah dari Oma." Ucap Oma Laras sembari memasang kalung dileher Nadia.
"Ini juga hadiah dariku untuk menantuku yang cantik." Ucap Mentari memberikan cincin untuk Nadia, dan memasang dijari Nadia.
Oma Laras sangat menyukai Nadia, pertama kali melihat Nadia dirumah kepala desa, Oma Laras sudah tertarik dengan gadis itu.
Begitu juga dengan Mentari, Mentari juga sangat menyukai Nadia, Mentari sangat yakin kalau Nadia gadis yang baik dan sopan dibandingkan dengan Sintia.
Mentri sebenarnya sangat tidak menyukai Sintia, namun dia tidak bisa berbuat banyak, karena Putranya Kenzo sangat mencintai Sintia.
Tapi sekarang Mentari lega karena yang menikah dengan Kenzo bukan Sintia tapi Nadia, walaupun Mentari belum mengenal Nadia, namun Mentari yakin kalau Nadia istri yang baik untuk Kenzo.
Mentari dan Oma Laras sangat bersyukur karena yang jadi istri Kenzo bukan Sintia, walaupun pernikahan ini terjadi dengan cara seperti ini tapi Mentari sangat senang.
"Oma, Tante, aku tidak pantas menerima ini." Nadia menolak pemberian Oma Laras dan Mentari karena merasa dirinya tidak pantas, apa lagi mengingat pernikahan ini terjadi dengan cara seperti ini.
"Kenapa tidak pantas, kamu sekarang menantu dikeluarga kami, kalau kamu tidak pantas, lalu siapa lagi yng pantas?" Ucap Oma Laras tegas, sehingga Nadia terdiam tidak menjawab Oma Laras lagi.
"Satu lagi, jangan panggil aku Tante, panggil aku Mama, sama seperti Kenzo, sekarang aku mertua mu." Tegas Mentari lagi.
Nadi mengangguk, dia tidak berani lagi berkilah, dia akhirnya menerima pemberian Oma Laras dan Mama mertuanya.
"Maaf" Hanya kata maaf saja yang keluar dari mulut Nadia, dia tidak menolak lagi atau berkilah.
"Tidak usah minta maaf, kami tau kamu belum terbiasa, tapi nanti kamu pasti akan terbiasa." Ujar Oma Laras agar Nadia tidak merasa canggung.
Kenzo yang sudah bosan mengobrol dengan kedua orang tua yaitu Kakek Handoko dan Papanya, dia masuk kedalam rumah berniat ingin bergabung dengan Oma dn Mamanya.
Namun saat dia melihat Oma dan Mamanya memberikan perhiasan untuk Nadia, dia mengurungkan niatnya, dia berdiri disebelah tembok dan tidak karuan, Kenzo ingin mendengar apa yang sedang mereka obrolkan.
Saat melihat dan mendengar Nadia menolak pemberian Oma Laras dan Mentari, Kenzo tersenyum dn bergumam dalam hati.
"Gadis ini sangat berbeda dengan Sintia, biasanya bukan hanya Sintia, gadis lain pasti akan suka kalau dikasih perhiasan, tapi gadis ini malah menolak." Kenzo masih diam tidak karuan, dia ingin mendengar sampai selesai para wanita itu berbicara.
"Nah, begitu, mulai sekarang kita keluarga, kamu jangan sungkan," Mentari meminta Nadia jangan sungkan dengannya dan seluruh keluarganya.
"Sekarang kamu ikut kami, kamu sudah jadi menantu dikeluarga kami, dan kamu istri Kenzo, jadi kamu harus ikut suami." Ujar Mentari sangat antusias membawa Nadia kerumahnya.
"Maaf Ma, Oma, bukan Nadia tidak mau, tapi Nadia minta waktu, Nadia belum terbiasa, Nadia juga takut kalau Kak Kenzo tidak menyukaiku, karena kami baru saja kenal beberapa jam." Nadia berusaha menolak. Karena di tidak tau apakah Kenzo menerima pernikahan tiba-tiba ini.
Mentari diam sejenak, dia teringat saat pertama kali dia menikah dengan Awan karena terpaksa, dia dipaksa oleh Oma Laras dengan alasan dia yang menyebabkan Awan kecelakaan.
Mentari saat pertama kali masuk kedalam keluarga Bagio juga merasa sungkan dan tidak nyaman, walaupun Awan dan mertuanya sangat menyayanginya.
"Baiklah, kalau begitu, Kenzo juga tinggal bersamamu, nanti kalau kamu sudah siap, kamu langsung datang kerumah." Akhirnya Mentari mengerti dengan apa yang dipikirkan Nadia, karena dia sudah pernah seperti itu.
Bersambung.
bunda suka ceritanya