Pembalasan Danastri

*

*

Keesokan harinya, Jevi dan anak buahnya jelas masih ada di rumah sebelah. Bapak dan Ibu juga menjamu semuanya dengan baik. Kemudian tiba saatnya Danastri pergi ke hotel untuk bertemu Zack, bukan Ayahnya lagi yang menemani, tetapi seorang perempuan yang sudah resmi menjadi penjaganya.

"Kiany, tunggu saja disini, di hotel tidak banyak orang saat ini kecuali direktur, resepsionis, satpam, dan beberapa pekerja yang sedang merenovasi gedung. Aku akan memasuki kantor direktur untuk menemui seseorang sekarang, cukup awasi saja dari sini." Jelas Danastri pada Kiany, yang menganggukkan kepalanya dengan patuh.

Lantas Danastri berjalan meninggalkan Kiany, dan memasuki kantor direktur milik Serga, yang begitu masuk, ia dikejutkan oleh kehadiran Zack yang ternyata datang lebih awal daripada dirinya.

"Aku terkejut melihatmu datang sepagi ini. Apa perjalananmu lancar? Minumlah dulu sebelum aku mewawancaraimu." Ucap Danastri seraya tersenyum, setelah duduk dan saling sapa dengan Zack.

"Terimakasih, tuan Serga telah menjamuku sebelumnya." Balas Zack seraya mengangguk pada Danastri.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Kalian lanjutkan wawancaranya." Timpal Serga, yang kemudian pergi setelah mendapat anggukkan dari Danastri.

"Baiklah, kita mulai wawancaranya." Ucap Danastri seraya tersenyum penuh arti. Yang membuat Zack terbatuk kecil, merasa gugup melihat raut Danastri yang tiba-tiba berubah serius dan tegas.

*

"Baiklah, itu saja, aku akan mengabarimu setelah hasilnya keluar. Tidak akan lama, kabarnya akan datang besok. Aku masih harus berunding dengan Serga untuk memastikan kelayakan setiap orang yang akan menjadi sekertaris." Jelas Danastri seraya mempersilahkan Zack untuk keluar bersamanya.

"Ya, nona, aku menantikannya." Balas Zack seraya menganggukkan kepalanya. Jelas sorot matanya berubah ketika ia keluar setelah melakukan wawancara. Banyak hal yang membuatnya tidak menyangka dan kagum.

Meski Danastri terlihat sangat muda, tetapi ia benar-benar membuka pandangan Zack. Tutur kata, sikap, dan ketegasannya adalah hal yang tidak dimiliki oleh bos nya sebelumnya. Yang hanya tahu cara bersenang-senang dan membuatnya menyelesaikan masalah yang sudah dibuatnya.

Ketakjuban ini, belum pernah dirasakan oleh Zack. Dan ia merasa, ia tidak salah memilih untuk jalan hidup ke depannya.

"Benar, bawa ini untuk adikmu. Maaf aku belum bisa menjenguknya, aku titip salam saja, semoga ia lekas sembuh." Ucap Danastri seraya memberikan sekeranjang buah dan bunga pada Zack. Yang mana termasuk hal kecil, yang pasti akan lebih menyentuh hati Zack.

"Tidak perlu, nona, cukup do'anya saja. Aku tidak enak menerima pemberianmu." Balas Zack ragu.

"Aiya, aku memberikannya untuk adikmu, bukan untukmu. Sampaikan saja, oke? Lagipula aku yang membawanya ke rumah sakit tempo hari, tapi aku malah belum menjenguknya sama sekali sampai saat ini." Ucap Danastri seraya menghela nafas. "Aku tidak diperbolehkan pergi jauh oleh ayahku, jadi hanya bisa merepotkanmu menyampaikan semuanya. Tolong, ya?" Lanjut Danastri seraya tersenyum.

Pada akhirnya, Zack menerima semuanya. Tidak baik menolak pemberian orang terus menerus. Niat Danastri juga baik. Lagipula, adiknya juga akan merasa senang menerima hampers di saat ia sakit.

Pasalnya, tidak banyak orang yang dekat dengan adik dan keluarganya. Adiknya jelas penyendiri, hanya ada satu teman di sekolah yang sering mengobrol dengannya tetapi tidak terlalu dekat jika Zack lihat-lihat.

Hampers dari penyelamat nyawanya, bukankah adiknya akan merasa lebih bersyukur jika ia menerimanya?

"Kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Zack seraya membungkuk, menyapa Danastri untuk terkahir kalinya.

Di sisi Danastri, ia berdiri dan menatap punggung Zack yang perlahan menghilang dibalik pintu masuk hotel.

"Nona, bagaimana?" Tanya Serga menghampiri, dengan suara yang bersemangat.

"Bagus, kabari Zack besok bahwa dia adalah kandidat sekertaris yang terpilih karena pengalamannya lebih banyak. Selain itu, limpahkan tugas perusahaan dan tanah kosong padanya, supaya kau bisa fokus pada hotel dan jajanan street food di samping hotel yang sedang dibangun. Setelah suruh temui aku di rumahku." Jelas Danastri sebelum akhirnya pamit dan pergi, menyerahkan tugas pada Serga.

Dalam satu bulan, renovasi hotel akan selesai. Lokasi street food juga hanya butuh waktu satu bulan lebih lama dari renovasi hotel. Hanya perusahaan yang sejak awal pembangunannya memang lebih lama dari pada yang lain. Sekitar 3 bulan, belum mendaftarkan merk dagang dan bisnisnya. Masih banyak hal yang perlu di urus.

Kemudian Danastri mengandung. Ia khawatir tidak bisa melakukan segalanya karena sulit berjalan, apalagi ada dua nyawa, perutnya akan lebih besar dari kebanyakan orang yang sedang mengandung.

Setelah Zack menginginkan posisi sekertaris, Danastri sedikit tenang, karena dengan begini, Serga tidak perlu terlalu sibuk menghandle semuanya. Pekerjaannya bisa dibagi dua. Dan satu-satunya kekhawatiran yang ia pikirkan adalah modal.

Dana nya terus berkurang sejak pembangunan. Menyisakan sekitar 200 juta di rekeningnya. Untuk menggaji Serga, Zack, karyawan hotel yang masih aktif bekerja, serta penjaga yang baru masuk.

Belum lagi, pendaftaran perusahaan, merk dagang dan bisnis ini bayarannya tidak kecil. Danastri belum tahu pasti, tapi untuk memastikan izin operasional perusahaan agar bisa berjalan secara legal dibutuhkan kedudukan hukum dan notaris yang mengurusinya.

Tapi setahu Danastri, untuk biaya administrasi sendiri, dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti lokasi berdirinya perusahaan dan modal awal yang dimiliki. Biaya administrasi untuk pendirian perusahaan ini termasuk layanan notaris, biaya pendaftaran, serta biaya-biaya lain yang mungkin dikenakan oleh pemerintah atau pihak ketiga. 

Kenapa harus mendaftarkan perusahaan? Karena akta pendirian perusahaan merupakan dokumen penting yang menandai kedudukan perusahaan di mata hukum, dengan memiliki dokumen ini perusahaan dianggap sah dan legal. Hal ini penting untuk menjalankan bisnis, menegaskan status kepemilikan, dan dapat menghindarkan terjadinya pembelian dan penjualan saham yang tidak direncanakan. Selain itu, akta pendirian juga menjadi dokumen pendukung untuk pendaftaran SIUP (Surat izin usaha perdagangan) dan TDP (tanda daftar perusahaan). Hal lainnya juga termasuk npwp (Nomor pokok wajib pajak) serta IUI (Izin usaha Industri) dan biaya lainnya.

Untuk urusannya, jelas akan diserahkan pada Zack yang sudah berpengalaman menyiapkan semuanya. Danastri hanya akan memberikan uang untuk pendaftaran tersebut.

Untuk usaha Dimsum sendiri, meski masuk ke dalam kategori home-based entrepreneur, yakni usaha rumahan, tetap harus mendapat izin daerah setempat. Danastri juga akan membuat surat izinnya, karena usaha ayah dan ibunya kini semakin besar, semakin banyak pesanan dan pegawai yang masuk dalam usahanya.

Tapi hal ini, jelas ayahnya mengambil alih, karena enggan merepotkan Danastri yang sudah sibuk dengan urusannya, ditambah ia sedang mengandung saat ini. Lagipula, Danastri dilarang bekerja dan pergi jauh dari rumah sebelum usia kandungannya bisa lebih kuat oleh Ayah dan ibunya, untuk menjaga Danastri.

*

*