Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjaga Jarak
Kebetulan Adam tengah menyiapkan makan malam jadi dia menambah porsi lalu memberikan satu piring steak buatannya untuk Galang.
Untuk pertama kalinya, Galang akan menikmati hasil masakannya.
Itu pun kalau Galang mau memakannya.
Sepertinya, pemuda itu memang kelaparan, terbukti dari Galang yang memakan steak buatan Adam tanpa protes.
Tidak mau merusak mood Galang, Adam tidak akan bertanya apapun lagi sebelum adiknya itu membuka suara sendiri.
"Lumayan," komentar Galang ketika piringnya sudah bersih.
"Aku bosan membeli makanan di luar jadi aku belajar memasak sendiri," balas Adam.
Mendengar itu, Galang mulai kesal karena memang Adam begitu berbeda dengannya, dia menolak mengakui kalau Adam memang jauh lebih baik dari dirinya.
"Seperti yang aku bilang sebelumnya, pinjami aku uang," Galang akhirnya mengalihkan pembicaraan.
Dia ingin membicarakan tujuannya datang menemui Adam.
"Apa papa dan mama membekukan semua kartumu?" tanya Adam. Dia sebenarnya bisa saja mendapat laporan sebelumnya tentang permasalahan Galang tapi karena adiknya tidak suka dengan dirinya, Adam memilih tidak mau ikut campur.
"Tidak usah banyak bertanya, ini sangat mendesak," Galang memaksa.
"Kalau uangnya kau gunakan untuk foya-foya dengan temanmu, tentu saja aku tidak mau memberikannya. Jadi, katakan keadaan apa yang mendesak itu?" Adam tidak akan memberikan uangnya dengan cuma-cuma.
"Tenang saja, ini bukan untuk kesenanganku tapi untuk menyelamatkan nyawa," balas Galang berusaha meyakinkan.
Dipaksa seperti apapun itu, Galang tidak akan mau jujur padanya. Jadi, Adam memberikan salah satu kartunya supaya dia bisa mengecek mutasi pengeluaran yang dilakukan Galang nanti.
"Bayar dengan berperilaku baik sampai lulus sekolah," ucap Adam seraya memberikan kartunya itu.
Galang menerima kartu itu dengan perasaan lega, sekarang dia bisa membawa Dara berobat dan memeriksa kandungan dengan fasilitas berkelas.
Walau bagaimanapun, Galang akan memberikan terbaik untuk calon bayinya, dengan melepaskan egonya pada Adam.
"Aku minta satu hal lagi," Galang memperlihatkan profil Inge dan anggota cheerleaders lainnya. "Aku ingin mereka dikeluarkan dari sekolah!"
"Mereka suka melakukan bully dan sampah seperti mereka harus pergi dari Bright High School," lanjutnya.
Adam semakin penasaran dengan masalah yang dihadapi oleh Galang, tidak biasanya pemuda itu sok peduli karena yang Adam kenal adiknya adalah tipe laki-laki acuh.
"Aku akan mengurusnya," sahut Adam. Dia harus melakukan tindakan kalau apa yang dikatakan Galang itu benar.
Karena keluarga Bamantara penyumbang terbesar sekolah dan Adam yang bertanggung jawab atas yayasan yang menaungi sekolah elite itu.
Sebenarnya Dara tidak perlu mencemaskan masalah beasiswa, kalau pun beasiswa Dara dicabut pasti Galang tidak akan tinggal diam.
Hanya saja ada bayi diantara mereka yang perlu dilindungi.
Setelah keluar dari penthouse Adam, Galang bergegas untuk pergi ke mall untuk membeli ponsel baru yang akan dia berikan pada Dara lagi.
Setidaknya jika Dara tidak mau melihat wajahnya, mereka masih bisa berhubungan lewat chat, Galang tidak akan tenang dan merasa tersiksa.
Kali ini dia meminta bantuan Fiona untuk memberikan ponsel baru itu pada Dara.
"Lebih baik balas saja chatnya atau Galang nekat menyelinap kemari," ucap Fiona memberi saran.
Dara akhirnya mau membalas chat dari Galang daripada pemuda itu nekat atau masalah mereka akan bertambah besar.
Galang : Ra...
Dara : iya
Galang : Apa memang harus sejauh ini jarak kita?
Dara : Iya
Galang : Kenapa kau tidak memberiku kesempatan untuk bertanggung jawab?
Dara : Karena kalau kau diam, semua akan jauh lebih baik