NovelToon NovelToon
Selepas Cinta Pertama Pergi

Selepas Cinta Pertama Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:645.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Bunaya

Baru satu minggu Khalisa kehilangan pria yang menjadi cinta pertamanya, 'AYAH'. Kini dia harus menyaksikan Devan, sang tunangan selingkuh dengan Viola, kakak kandung Khalisa.

Belum juga selesai masalahnya dengan Devan dan Viola. Khalisa dibuat pusing dengan permintaan Sonia, kakak sepupu yang selalu ada untuk Khalisa, setiap gadis itu membutuhkannya. Sonia meminta Khalisa menggantikannya menikah dengan Narendra, pria yang sudah selama tiga tahun ini menjadi kekasih kakak sepupunya itu.

Sedangkan hati Khalisa mulai jatuh pada sosok Abian, dosen pembimbingnya yang sering memberikan perhatian lebih.

Bagaimana Khalisa menghadapi kerumitan hidupnya setelah di tinggal pergi sang ayah?

Apakah Khalisa menyetujui permintaan Sonia?

Yuk simak ceritanya di 'Selepas Cinta Pertama Pergi'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Mulai Bekerja

Bunyi alarm dari ponsel miliknya membuat Khalisa terjaga. Yang dia lihat saat membuka mata adalah tempat asing. Sambil mengumpulkan nyawanya, Khalisa kembali mengingat apa yang terjadi sebelum dia pergi ke alam mimpi.

"Aku ketiduran di depan tv tapi kenapa jadi ada disini?" gumam Khalisa begitu menyadari dia berada di kamar pribadi Narendra.

Sudah pasti Narendra yang membawanya ke kamar pribadi pria itu. "Kenapa bukan di kamar tamu?" tanya Khalisa pada dirinya sendiri. Kamar yang sebelumnya dia gunakan untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan pakaian santai.

Khalisa memperhatikan dirinya sendiri. Pakaian yang dia kenakan saat ini seharusnya diperuntukkan untuk Sonia, tapi terpaksa Khalisa yang menggunakannya.

"Pakai saja pakaian Nia yang kamu belikan tempo hari Ca. Nanti kamu bisa belikan lagi, dia juga tidak tahu ada pakaian untuknya di apartement Mas, kan?" ucap Narendra saat Khalisa meminta Narendra berhenti di toko pakaian.

Khalisa menurut saja. Apa yang Narendra katakan memang benar, bahkan Sonia tidak tahu jika Narendra sudah menyiapkan pakaian untuk Sonia diapartemennya setelah mereka menikah nanti. Semua Khalisa yang membeli dan menyiapkannya untuk kakak sepupunya itu. Selera Khalisa dan Sonia itu sama, karena itu juga Narendra mempercayakan semuanya pada Khalisa.

Khalisa keluar dari kamar pribadi Narendra. Dia menemukan calon kakak iparnya itu tidur di sofa bed yang ada di depan televisi.

Tidak ingin menganggu tidur Narendra, Khalisa berjalan pelan menuju dapur. Dia akan membuatkan kopi dan sarapan untuk mereka berdua sebelum berangkat kerja.

Wangi kopi menganggu indra penciuman Narendra, membuat pria itu terjaga dan menghampiri Khalisa yang masih berada di dapur.

"Selamat pagi Ca." sapa Narendra.

"Pagi Mas, kok sudah bangun. Ica ganggu ya?" balas Khalisa.

"Enggak, Mas juga biasa bangun jam segini." jawab Narendra.

"Kamu masak? Kenapa repot-repot Ca. Kita bisa cari sarapan di luar sebelum kerja." ucap Narendra sambil memperhatikan Khalisa yang sibuk di dapur.

"Enggak repot Mas. Ica sudah terbiasa buat sarapan untuk Ica dan... ayah." jawab Khalisa sedikit terjeda. Ada nada sedih saat Khalisa menyebut ayah. Tentu, mana mungkin dia bisa melupakan cinta pertamanya itu begitu saja. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi ayah Arsyad sekalipun itu paman Kamal yang memiliki wajah dan sifat yang sama dengan ayahnya.

"Ca." panggil Narendra lalu membawa Khalisa kedalam pelukannya.

Khalisa yang sedang merindukan sang ayah menangis dalam pelukan Narendra. Hanya ayah Arsyad, pria yang bisa membuat Khalisa menangis.

Khalisa menarik tubuhnya dari pelukan Narendra, "Terima kasih Mas. Khalisa tidak apa-apa. Hanya merindukan ayah." ucap khalisa setelah tenang dan berhenti dari tangisnya.

"Ini kopi Mas Rendra. Mau diminum sekarang atau mau mandi dulu?" ucap Khalisa.

"Masih panas kan? Mas bersih-bersih saja dulu." jawab Narendra.

"Mas, kenapa Ica bisa ada di kamar Mas Rendra?" tanya Khalisa yang penasaran sejak dia tahu semalam dia tidur di kamar calon kakak iparnya.

"Ac di kamar tamu rusak. Maaf, Mas semalam gendong kamu." jawab Narendra. Khalisa hanya mengangguk membalas jawaban Narendra. Entahlah, dia tidak bisa marah dengan segala sesuatu yang Narendra lakukan padanya.

Khalisa tidak tahu saja, jika semalam Narendra berperang dalam batin. Tidur satu ranjang dengan Khalisa atau tidur di depan televisi. Semalam Narendra ingin sekali tidur sambil memeluk Khalisa, sampai sebuah panggilan masuk dari asisten pribadinya membuat Narendra menjauh dari Khalisa.

"Kamu itu berbeda Ca." gumam Narendra.

***

Khalisa menyempatkan untuk memeriksa pesan masuk di ponselnya. Aktifitas rutin yang dia lakukan sebelum memulai kegiatannya di luar rumah.

Ada pesan dari Sonia yang sedikit menganggu pemikiran Khalisa. Kakak sepupunya itu mengatakan bahwa dia akan mengurus sendiri persiapan pernikahannya. Mulai hari ini, dia yang akan berhubungan langsung dengan wedding organizer. Tidak ada yang salah sebenarnya. Hanya saja kenapa tiba-tiba. Apa Sonia tahu dia menginap di apartement Narendra?

"Ada apa Ca?" tanya Narendra yang melihat kerutan di dahi Khalisa.

"Ini, kak Sonia kasih kabar ke Ica. Dia akan mengambil alih untuk mengurus semua persiapan pernikahan kalian." jawab Khalisa.

"Bagus itu. Sonia harusnya sejak kemarin ikut mengurus semuanya." balas Narendra.

"Apa kak Sonia tahu Ica menginap disini?" tanya Khalisa bergumam.

"Apa kamu pikir Sonia akan cemburu jika dia tahu? Tidak akan Ca. Dia tahu seperti apa kamu. Dia juga tahu seperti apa Mas." sahut Narendra yang bisa mendengar gumaman Khalisa.

"Sudah, ayo kita berangkat sekarang!" ucap Narendra lagi mengajak Khalisa untuk segera ke kantor Wiranata Group.

"Kita berangkat bareng ya Ca. Mobil Mas masih di mall. Kebetulan Mas masih ada urusan di Wiranata." ucap Narendra yang masih menyembunyikan kebenaran bahwa dia adalah pimpinan di perusahaan tersebut.

Dan Khalisa tidak bisa menolak. Apa yang Narendra katakan tidak salah. Khalisa tidak tahu saja, kalau mobil milik Narendra sudah terparkir sempurna di parkir khusus pimpinan di Wiranata Group.

***

Khalisa menemui pak Bimo sebelum pergi keruangan yang akan jadi tempatnya mencari rezeki.

"Selamat pagi Nona Khalisa." ucap pak Bimo lebih ramah dari hari kemarin. Tentu saja, semua karena Narendra sudah memberitahu siapa Khalisa dan meminta pria paruh baya itu untuk merahasiakan tentang dirinya.

"Selamat pagi Pak Bimo." balas Khalisa tak kalah ramah.

"Mari saya antar ke ruang kerja nona Khalisa." ucap pak Bimo sambil mempersilakan Khalisa jalan mengikutinya.

Diruangan kerja, Khalisa disambut baik oleh rekan kerjanya yang sebagian besar didominasi oleh kaum Adam. Hanya ada dua orang rekan kerja wanita saja disana.

"Selamat bergabung dengan tim desain interior." ucap salah satu dari rekan kerjanya.

"Terima kasih." jawab Khalisa dengan senyum diwajahnya.

"Manis banget senyumnya." ujar salah satu karyawan pria yang langsung disoraki oleh rekan kerjanya yang lain.

"Ingat pesan saya." ucap pak Bimo menegur para karyawan. Membuat mereka sadar harus menghormati Khalisa. Tanpa gadis itu tahu pastinya.

Baru saja khalisa duduk dimeja yang ditunjukkan oleh rekan kerjanya sebagai meja kerja Khalisa. Gadis itu menerima pesan dari Abian.

Abian, 'Selamat bekerja Ica. Semoga harimu menyenangkan.'

Khalisa, 'Terima kasih Pak. Semoga hari Bapak juga menyenagkan.'

Abian membaca pesan balasan Khalisa. Hatinya berbunga hanya karena Khalisa membalas pesannya. Aneh memang. Padahal kemarin dia cemburu begitu melihat Khalisa dirangkul oleh Narendra. Dia sempat bertanya pada dirinya sendiri, "Apa sedekat itu hubungan Ica dengan calon kakak iparnya? Apa Sonia tahu kedekatan mereka?"

Semalaman Abian sempat galau sampai akhirnya Sultan datang ke apartement yang dia tempati.

"Ada apa?" tanya Abian begitu melihat wajah kusut saudara sepupunya.

"Sonia, dia ternyata sudah memiliki tunangan dan akan menikah empat minggu lagi." jawab Sultan.

"Kamu tidak terkejut?" tanya Sultan begitu melihat reaksi saudara sepupunya itu tampak biasa saja.

"Aku sudah tahu dari Khalisa." jawab Abian.

"Aku tidak akan melepaskan Sonia, Bi." ucap Sultan.

"Bagaimana dengan Sonia? Apa dia memilih kamu?" tanya Abian.

"Dia harusnya memilih aku, Bi. Karena saat ini dia sedang mengandung anakku."

Satu pukulan cukup keras yang Sultan dapatkan dari Abian. Dia sangat membenci laki-laki breng sek seperti Sultan. Berani-beraninya melakukan hal tersebut sebelum menikah.

"Dengar dulu penjelasanku, Bi." ucap Sultan sambil meringis menahan sakit.

Lalu pria itu menceritakan bagaimana awal mulanya dia tidur bersama Sonia. Dengan catatan dia tidak memberitahu Abian, jika Sultan dan Sonia kembali melakukannya dalam keadaan sama-sama sadar. Bukan iba, Abian tetap saja menyalahkan Sultan.

"Harusnya kamu bisa menahan diri. Menjaganya, bukan mengambil kesempatan dalam kesempitan." ucap Abian kesal dengan saudara sepupunya itu.

"Aku tahu aku salah. Tapi semua terjadi begitu saja Bi. Apa kamu bisa menahan diri jika Khalisa berdiri di hadapan kamu tanpa busana?" ucap Sultan membela diri.

Abian membuang napas kasar. Dia akan berusaha menjaga Khalisa, bukan merusaknya seperti yang Sultan lakukan. Tapi semua sudah terjadi, Sultan dan Sonia bukan hanya bicara tentang mereka berdua, ada satu nyawa hasil dari dosa yang keduanya lakukan yang harus dipertimbangkan.

"Segeralah menikah dengan Sonia." ucap Abian.

"Sonia tidak bisa meninggalkan tunangannya. Kecuali...."

"Kecuali apa?"

Sultan menggeleng, dia tidak sampai hati membuat Abian kecewa dengan keputusan yang dibuat Sonia jika benar wanita yang dicintainya itu akan menyatukan Khalisa dengan tunangan Sonia.

Satu pesan kembali masuk dari Khalisa, membuat Abian kembali tersenyum lebar. Khalisa menuliskan pesan yang membuat Abian semakin optimis menghadapi hari ini. Optimis juga hubungannya dan Khalisa kedepannya bisa berjalan seperti yang dia inginkan.

"I Love You, Ica" gumam Abian sambil menatap layar ponselnya.

Sultan yang menginap di apartement Abian hanya bisa menyaksikan kegilaan sepupunya itu yang sedang jatuh cinta. Sudah pasti sepupunya itu sedang berbalas pesan dengan Khalisa. Apalagi gumaman Abian terdengar jelas di telinganya.

Sekarang, bagaimana Sultan bisa mematahkan hati Abian yang sudah banyak membantunya hingga bisa seperti sekarang ini?

...◇◇◇...

1
Rusmini Rusmini
pusing banget dgn org di sini /Hammer//Hammer/
Rusmini Rusmini
apakah ada hubungannya dgn Narend,Diana,Khalisa..../Hammer//Hammer/
asiah puteri mulyana
ya ampuun viola bener2 syg bgt ayah sm Ica smpe berkorban segala-galanya...ternyata pemeran utamanya sebenarnya adalah viola aku pikir..
Rusmini Rusmini
hmm/Proud//Proud/
Rusmini Rusmini
nikah siri itu om Dion
Rusmini Rusmini
apa emang gak suka atau iri dgn kehidupan Narend dan Icha
Rusmini Rusmini
ilang yo biarin aja /Smug//Smug/
Rusmini Rusmini
kalo sifat spt william menurun pd Devan apa nggak kasihan menurun kok celap celup /Panic//Panic/
Rusmini Rusmini
/Hammer//Hammer//Hammer/
Rusmini Rusmini
/Grievance//Grievance//Grievance/
Rusmini Rusmini
sungguh puyeng pala barbie
asiah puteri mulyana
curiga ulah Sonia😔
Rusmini Rusmini
lanjooottty
asiah puteri mulyana
OMG ...😱😱😱
Sapna Anah
bukanya d siram Mala pergi
Rusmini Rusmini
kayaknya Diana emang "sakit" beneran
Rusmini Rusmini
aneh maknya Viola dan Khakisa... sakit hati dgn pak ARsyad lampiasannya od anak-anaknya
Rusmini Rusmini
apa mo berantem dgn Diana...
Rusmini Rusmini
demi harta di halalkan sgala cara tp kamu tau hukum tabur tuaikan /Smug//Smug/
Rusmini Rusmini
pak Dosen dah punya anak rupanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!