Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Plak
"Berhenti Al". ucap El dengan menepuk pundak Al agar berhenti di sana.
Ckiiiit
Al berhenti persis di samping motor-motor itu terparkir. Perasaan El tiba-tiba merasa gak enak, dia mempercepat langkahnya dan melihat kalau Dikta dan yang ia ketahui adalah salah satu teman adiknya sedang di keroyok oleh 6 pemuda.
"Woy.... ". teriak El kepada mereka yang sedang berkelahi tanpa rasa takut sedangkan Al mengekor di belakang El dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana.
"Ka kak... ". gumam Dikta saat melihat kakaknya berdiri di belakang orang yang mengeroyok nya dan temannya.
"Bang Al? ". ucap teman Dikta saat melihat Al berjalan ke arah mereka dengan gaya cool ciri khasnya jangan lupakan wajah datar bin dingin miliknya.
"Siapa kalian? kenapa mengganggu kegiatan kami? ". teriak salah satu orang yang tak di kenal itu dengan lantang.
"Cih, beraninya keroyokan". cibir El tanpa rasa takut dan itu membuat Al tersenyum smirk menatap tajam ke arah mereka satu per satu.
"Sialan, tutup mulutmu jalang sialan! ". makinya kepada El dengan tatapan nyalang tak terima dengan apa yang di ucapkan El padanya.
"Jaga mulut lo kalau gak ingin gue robek". teriak Dikta pada orang itu sedangkan di sisi lain ada Al yang menggeram dengan gigi bergemeletuk pada orang yang menghina gadisnya.
"Hahahahaha, lo gak ada kemampuan untuk itu.... ". ejek salah satu nya.
Duak
Dikta menendang orang yang dengan mudah menghina kakaknya hingga terhuyung ke belakang.
"Berengsek!! ". teriaknya sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Cuih! ".
Dikta bersiap tapi sebelum itu dia di tendang dari arah samping dan membuatnya terjatuh, Gara yang merupakan teman Dikta dengan cepat membantu nya berdiri.
"Berhenti gak kalian? ". teriak El menggema di gang tersebut dengan wajah marah melihat adiknya di buat seperti itu.
"Sweety biar aku saja yang menangani mereka". ucap Al melangkah maju dengan tenang.
"Mau apa lo hah? ". teriak di antara mereka yang tubuhnya gemetar hanya dengan tatapan Al yang menghunus ke arah mereka.
"Gara bawa Dikta ke El". titah Al ada Gara yang ia kenal adalah adik dari Sam salah satu sahabat tengilnya dan di jawab anggukan oleh Gara dengan cepat.
"Mau apa loh hah? gue adalah anggota LEXUS". dengan lantang orang-orang itu berteriak tanpa menggunkan otaknya.
Al yang mendengar itu berhenti dan menatap mereka dengan raut muka tak terbaca. Al memindai setiap inci tubuh mereka dan Al tak menemukan salah satu bahwa merek adalah anggotanya.
Karena tiap anggota yang di miliki oleh LEXUS pasti memiliki tanda untuk menghindari hal yang seperti ini, di salah gunakan untuk menindas orang lain atas nama geng tersebut.
"Heh, takut kan lo, minggir makanya, jangan suka ikut campur urusan orang". ucap mereka dengan nada sombong dan angkuh meski menatap ke arah Al yang masih terdiam dengan tatapan datar.
"Heh, mau apa lo? ". teriak mereka saat melihat pergerakan Al yang mendekati mereka dengan cepat dan.....
Duak
Bug
Bug
Duak
Tanpa menunggu lama, mereka ber enam langsung tumbang tanpa bisa berdiri lagi.
"Jangan pernah menggunakan nama LEXUS untuk menindas orang lain, ini sedikit pelajaran buat kalian, kalau gak, gue pastikan kalian gak akan bisa liat matahari esok hari". peringat Al ada mereka yang sudah tak berdaya.
"Aah, satu lagi, kalian salah pilih lawan, kalau ada yang berani menindas mereka berdua, kalian akan berhadapan langsung dengan inti geng LEXUS". tutup Al yang kemudian berlalu pergi, berjalan ke arah El, Dikta dan Gara.
"Mampus kita, ssst". ucapnya lirih di sertai rintihan kesakitan.
"Sweety!". panggil Al datar tapi lembut.
"Kenapa kalian bisa di keroyok sama mereka? ". tanya El menatap Dikta sang adik dengan tangan bersedekap dada.
"Apa kalian cari masalah sama mereka? ". cercanya lagi dengan tatapan tajam.
"Kak...... ". ucap Dikta lantas berlari memeluk El dengan erat, dia rindu, sangat rindu pada sang kakak yang sudah seminggu ini gak di lihat dan tau keberadaannya.
"Heh, apa yang kau lakukan bocah!! ". geram Al menatap tajam Dikta yang memeluk kekasihnya, dan Al tidak suka ada pria lain yang memeluk kekasihnya itu.
"Diam Al ". ucap El langsung membuat Al kicep tak berani ngomong atau gerak.
Sedangkan Gara yang melihat itu benar-benar ternganga tak percaya, seorang Al bisa sepatuh ini sama orang lain selain orang tuanya, benar-benar membuat orang speechless sih.
"Kakak kemana aja? kenapa gak kasih kabar ke gue? ". ucap Dikta lirih yang masih betah memeluk El.
Al sudah tak tahan lagi, di berjalan cepat dan memisahkan mereka lalu merengkuh tubuh El dengan posesif.
Dikta melongo "Lo siapa sih bang? dari tadi ganggu mulu heran". tanyanya menatap Al dengan raut aneh, pemuda tinggi besar, sangat tampan yang sedari tadi selalu mengekor di belakang kakaknya.
"Dia...... ". ucapan El yang ingin menjelaskan terpotong dengan ucapan Al.
"Gue Al pacarnya Kakak lo". ucap Al dengan raut datar dan dingin.
"Eh gila, beneran kak? ". ucap Dikta menatap El ganti dan di jawab kedikkan bahu oleh El lalu pergi dari sana.
"Eh buset, merek cocok gak sih, liat noh sifatnya ". bisik Gara memperhatikan Al dan El yang berjalan di depan mereka.
"Kayaknya sih". ucap Dikta yang masih berpikir dengan jawaban yang di berikan Al tadi.
Begitu sampai di motor mereka Al memakaikan helm ke kepala El dan El sudah mulai terbiasa dengan sikap Al yang setiap hari bertingkah manis dan sangat peka.
El menatap adiknya "Ikutin kita". ucap El menatap Dikta, ia berniat mengobati adiknya yang terlihat lebam di sebagian wajah dan tubuhnya.
Al menaikkan El dengan membopong ke atas boncengan motor dan memakaikan jaket untuk menutupi paha El yang terekspos karena memang mereka baru pulang sekolah.
Dan semua itu tak luput dari perhatian Dikta selaku adik El, hatinya bercampur tak karuan antara iri cemburu dan juga terharu karena dia merasa anggota keluarganya sendiri telah menyia-nyiakan kakaknya, tidak semua tapi sang mama yang seharusnya lebih menyayangi anak perempuannya di banding anak lelakinya malah selalu menyakitinya.
Hatinya perih dan sakit saat mengingatnya tanpa teras air mata mengalir begitu saja tanpa ada yang tau karena mereka sudah menaiki motornya masing-masing, dengan cepat Dikta menghapusnya agar tak ada yang tau, tapi terlambat, Al melihat itu dari kaca spion yang sesekali ia lihat.
Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di pintu gerbang lobi apartemen yang menjadi tempat tinggal El selama seminggu ini.
Al turun dari motor dan melepas helmnya, lalu berganti melepas helm milik El dan menurunkan El dari motor dengan menggendongnya kembali.
Baik Gara maupun Dikta tak bisa berkata-kata melihat perlakuan Al pada El yang tak mereka kira dengan tampang Al yang tak ada senyum-senyumnya sama sekali tapi perhatian dan prilakunya sungguh sangat patut di acungi jempol dan patut ditiru.
Dikta tersenyum dalam hati "Semoga bang Al bisa membahagiakanmu kak, dan gue harap, lo selalu bahagia".
Ting
"aku, kamu dan toleransi