Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman
Di taman Rumah Sakit.
Petikan gitar dari pemuda yang sedang duduk di kursi roda, baju kebanggaan rumah sakitnya masih setia dia pakai lengkap dengan gelang infusnya.
Duduk di sampingnya wanita yang memegang kruk sembari bertopang dagu menatap wajah tampan yang sedang khusyuk bernyanyi dengan kondisi keterbatasannya.
Zea tersenyum mendalami setiap bait lagu yang keluar dari bibir suami brondongnya itu, Zea sadar lagu itu ungkapan hati Al Jovano terhadapnya atas sikapnya selama ini.
Kau boleh acuhkan diriku
Dan anggap ku tak ada
Tapi takkan merubah perasaanku
Kepadamu
Kuyakin pasti suatu saat
Semua kan terjadi
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada
Kau boleh jauhi diriku
Namun kupercaya
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada
Oh yeah aku ada
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Aku yang rela terluka untuk masa lalu hu
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada
Beberapa orang lewat tersenyum menatap ke arah sepasang pasien yang sedang berdua itu, Al Jovano meletakan gitar yang dia mainkan itu dan meraih tangan Zea untuk di genggamnya.
"Kita udah jadi pasangan unik ya?? Perasaan semua orang menatap kita sambil senyum-senyum gitu. " Ucap Al Jovano pada Zea.
Zea tersenyum lalu meletakkan kepalanya pada pundak brondong halalnya itu, "Mungkin, bayangin aja kamu bergaya romantis dengan duduk di kursi roda, mana aku juga begini keadaanya, tapi sumpah aku merasa bahagia saat ini meski kita seperti ini." Ucap Zea sambil memejamkan matanya.
"Awalnya aku pikir aku tak akan sanggup ketika menerima laki-laki muda seperti dirimu, pandangan ku tentang laki-laki berubah karena brondong seperti dirimu. Parahnya aku begitu gengsi mengakuinya dan lebih bodohnya dirimu yang masih saja mengejar diriku, lebih bodoh dan bodoh lagi aku yang munafik menolak pesonamu. " Ucap Zea masih mengutarakan perasaannya.
"Al, makasih ya udah terus berjuang, jangan lelah ya. " Ucap Zea.
"Kagak, Aku mengejarmu meski sampai patah-patah hehehe. " Kata Al Jovano di akhiri tawa.
"Kata Dokter besok kita udah bisa pulang kita bikin kenangan yuk di sini. " Ucap Al Jovano lalu meminta seseorang yang lewat untuk membantu mengabadikan momen mereka.
Setelah puas mereka pun melihat hasil foto mereka pada layar ponsel Zea, "Kirim ke nomorku. " Pinta Al sambil bersandar gantian di kepala Zea.
Tak lama kemudian Mama Hany datang bersama Kean mereka mendatangi Zea dan Al Jovano yang nampak masih saling kasmaran.
"Duh duh, dunia milik berdua ya, ck ck ck para bucin. " Ucap Kean tanpa salam.
"Ckkk, serius nanya apa gak malu gitu kalian jadi bahan tontonan para penghuni rumah sakit ini." Kean membantu Zea berdiri, kemudian mendorong kursi roda Al Jovano.
"Sirik bilang bos." Kata Zea membuat Kean kesal.
"Iya ngiri sumpah, kapan Aku bisa berduaan gini dengannya, tapi sumpah aku gak ngiri dengan penampilan kalian saat ini. " Ucap Kean mengejek sehingga mendapat pukulan dari Zea.
"Adik durhaka! " Umpatnya namun hanya mendapat sahutan tawa oleh Kean.
"Serius nanya, Aku panggilnya Mas Kean apa dek Kean ya? " Al Jovano yang dari tadi anteng rupanya tengah berpikir ini.
"Hahaha terserah mau nama aja juga boleh, tapi kalau menurut aku daripada bingung panggil aku apa, lebih baik kamu cari panggilan yang pas buat istri tuamu. " Jawab Kean sambil melirik ke arah Zea.
"Ckkk Kean!!!! Ih rese, iya Aku tua puas!!! " Zea kesal lalu menarik kerah Kean dari belakang.
Semua orang tertawa kecuali Zea yang ter sungut karena adiknya sendiri, suka sekali menyinggung masalah usianya dengan Al Jovano.
"Hahaha, Maaf. Tapi serius aku masih kaya mimpi lihat kalian beneran nikah, effort untuk sampai di titik ini kalian luar biasa, salut. " Ucap Kean jujur.
"Gak usah ngiri, semua orang punya cerita masing-masing. Udah gih pulang sana emosi lihat mukamu, muka para jomblo nes " Ucap Zea setelah sampai di ruang rawatnya.
"Baru juga sampai. Jomblo gini tapi ganteng banyak yang ngejar, week. " Ucap Kean lalu meraih Zea untuk dia bantu, setelah itu bergantian meraih Al Jovano dan memposisikan ke tempatnya.
Mama Hany Hanya bisa senyum sembari menatap anak-anak muda yang ada di hadapannya, mereka terlihat begitu akrab dan saling menguatkan meski sering saling mengejek satu sama lain.
"Kean, makasih ya. " Ucap Mama Hany sambil tersenyum hangat.
"Sama-sama tan, maafin kak Zea ya, harusnya jaga suami malah jadi pasien juga. " Kata Kean masih menyindir Zea sambil tersenyum.
Mama Hany hanya tersenyum lalu menepuk pundak Kean, Al Jovano dan Zea tak mau ribet mendengar Kean memilih saling berhadapan dan memejamkan mata sambil saling menggenggam.
"Ya ampun, udah ih, pulang Tan, lihat pasangan abadi ini bikin jiwa jomblo meronta." Ucap Kean sambil geleng-geleng kepala, masih tak percaya jika kakanya yang paling beku dan keras kepala beneran jadi bucin pada pemuda brondong model Al Jovano.
***
Up sedikit ya kak... Tetap mohon dukungannya ya. Besok senin jangan lupa Votenya ya...Please🙏🙏🙏
Yang Baca, like dan komen semoga panjang umur, sehat selalu, lancar rejekinya 🤲🤲🤲🥰🥰🥰